Jumpa pers SummerCourse UGM setelah kunjungan lapangan keKelompok Difabel Kalurahan Kaliagung danYansip Sentosa di Sukoreno, Sentolo, Selasa (5/11/2024). - Triyo Handoko
Harianjogja.com, KULONPROGO—Fakultas Kedokteran, Kesehatan Masyarakat, dan Keperawatan (FK-KMK) UGM menggelar Summer Course 2024 yang salah satu lokus penyelenggaranya ada di Kulonprogo.
Summer Course bertajuk Empowering Communities for Climate Health Resilience yang melibatkan keilmuan lain yaitu Fakultas Kehutanan, Farmasi, Kedokteran Gigi dan Geografi tersebut digelar di Kulonprogo selama dua pekan.
Salah satu lokus yang diteliti dan didampingi dalam Summer Course di Kulonprogo ini antara lain Kelompok Difabel Kalurahan Kaliagung, Kapanewon Sentolo yang memberdayakan pertanian kacang koro oleh disabilitas.
Selain itu juga Yansip Sentosa di Sukoreno, Sentolo yang mengintegrasikan layanan kesehatan primer untuk semua kelompok usia masyarakat.
Kunjungan terhadap dua tempat itu dilakukan oleh peserta program tersebut pada Selasa (5/11/2024), termasuk mahasiswa internasional asal Belanda yang mengikutinya.
Wakil Dekan Bidang Akademik dan Kemahasiswaan FK-KMK UGM, Ahmad Hamim Sadewa menjelaskan tujuan Summer Course ini untuk memberdayakan komunitas dalam menjaga ketahanan kesehatan di tengah ancaman perubahan iklim yang semakin nyata. Peran komunitas menjadi kunci ketahanan kesehatan iklim.
Fokus dalam kegiatan ini pada tiga pendekatan, jelas Hamim, pertama peningkatan kesadaran dan edukasi sebagai upaya untuk meningkatkan kesadaran masyarakat tentang perubahan iklim, dampaknya, dan praktik berkelanjutan.
"Kedua, strategi adaptasi berbasis komunitas dapat dilakukan melalui keterlibatan aktif masyarakat dalam merancang dan menerapkan langkah-langkah adaptasi, diharapkan akan tercipta rasa kepemilikan dan pemberdayaan. Ketiga, teknologi dan inovasi sebagai solusi inovatif dalam praktik infrastruktur tangguh iklim dan praktik energi," ujar dia.
Hamim menerangkan keterlibatan mahasiswa asing dari berbagai negara dilakukan karena ketertarikan mereka sekaligus masalah krisis iklim yang berdampak pada kesehatan berlangsung secara global.
"Keterlibatan mahasiswa memahami dan mengenali masalah kesehatan secara global di masyarakat secara langsung menjadi proses pembelajaran yang holistik. Solusi atas masalah kesehatan komunitas menjadi tantangan bagi mahasiswa untuk belajar merancang program kesehatan secara kolaboratif dan multikultural," ucap Hamim.
Ketua Tim International FK-KMK UGM, Prof Gunadi menyebut kegiatan tersebut diikuti oleh 60 mahasiswa yang berasal dari universitas di Indonesia, Belanda, Italia, dan Malaysia. "Mereka berkesempatan memahami secara langsung masalah kesehatan masyarakat di wilayah Kulonprogo. Mahasiswa berinteraksi langsung dengan masyarakat dan bekerja sama dengan 10 puskesmas setempat, termasuk Puskesmas Wates, Sentolo, Pengasih, Nanggulan, Kalibawang, dan lainnya," kata dia.
Melalui program Summer Course 2024, jelas Gunadi, FK-KMK UGM berkomitmen menjadi bagian dari solusi global dalam menciptakan masyarakat yang tangguh menghadapi perubahan iklim.
"Dengan mempersiapkan komunitas dan mahasiswa sebagai agen perubahan, UGM berkontribusi pada pencapaian Tujuan Pembangunan Berkelanjutan demi masa depan yang lebih sehat," kata Prof. Gunadi.
Promosi Kesehatan
Sementara itu, Kepala Puskesmas Sentolo 1, Renny Lo mengapresiasi kegiatan tersebut yang konsisten tiap tahunnya diselenggarakan di Kulonprogo. "Saya sudah mendampingi program ini sejak 2016 saat bertugas di Puskesmas Panjatan, sampai sekarang di Sentolo. Program ini sangat membantu kami dalam berbagai hal termasuk promosi kesehatan ke masyarakat sampai inovasi program-program lainnya yang diusulkan," kata dia.
Renny menyebut layanan kesehatan di Kulonprogo terus diupayakan untuk selalu meningkat. "Kami juga terbuka terhadap berbagai pihak yang mau berkolaborasi untuk meningkatkan kesehatan masyarakat ini.”
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News