Seminar Kesehatan Reproduksi di Aphiteater Fakultas Kedokteran Universitas Ahmad Dahlan (UAD) Yogyakarta, Sabtu (2/11 - 2024).ist
Harianjogja.com, JOGJA–Pemahaman tentang pendidikan reproduksi dinilai penting, khususnya bagi kalangan remaja di era saat ini. Pemberian vaksin HPV, misalnya perlu dilakukan sejak dini untuk menekan kasus terjadinya kanker serviks.
Direktur Utama RS PKU Muhammadiyah Jogja Mohammad Komarudin mengatakan, kesehatan reproduksi merupakan bagian penting dari kesehatan secara keseluruhan. "Oleh karena itu, pengetahuan yang dimiliki saat ini sangat penting dan bermanfaat bagi kita semua dalam menjaga kesehatan secara menyeluruh," ujar di hadapan peserta Seminar Kesehatan Reproduksi di Aphiteater Fakultas Kedokteran Universitas Ahmad Dahlan (UAD) Yogyakarta, Sabtu (2/11/2024).
BACA JUGA: Indonesia Peringkat Ke-77 Indeks Kelaparan Global
Komarudin berharap melalui partisipasi aktif, peserta seminar selalu mengingat pentingnya menjaga kesehatan reproduksi dan bersama-sama berupaya membangun generasi yang sehat dan produktif. PKU Jogja juga berkomitmen untuk terus berkontribusi dalam pengabdian masyarakat demi kesejahteraan dan masa depan yang lebih baik.
"PKU juga menyikapi serius dalam hal penanganan terhadap masalah reproduksi, tidak hanya pada perempuan namun juga pada laki laki. Semoga kegiatan ini bisa memberikan wawasan baru dan mendorong semua peserta seminar untuk lebih peduli terhadap kesehatan diri," harapnya.
Seminar yang diselenggarakan RS PKU Muhammadiyah Jogja bekerjasama dengan FK UAD dan Dinas Pemberdayaan Perempuan, Perlindungan Anak, Pengendalian Penduduk, dan Keluarga Berencana (DP3AP2KB) itu diikuti ratusan orang.
Ahli Kesehatan Reproduksi Yanantri Binga mengatakan sebagai langkah preventif ke depan, perlu dilakukan pemberian vaksin HPV sejak dini. Langkah ini diharapkan dapat menurunkan angka kejadian kanker serviks menjadi 4 per 100.000 penduduk pertahun pada tahun 2030 mendatang.
"Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) merekomendasikan vaksin HPV diberikan pada anak perempuan mulai usia 9 tahun," katanya.
Dia menjelaskan, pemberian imunisasi HPV merupakan bagian dari kegiatan BIAS pada anak perempuan usia kelas 5 (dosis pertama) dan usia 6 (dosis kedua) SD/MI atau sederajat dengan interval 12 bulan (minimal 6 bulan) melalui kegiatan Bulan Imunisasi Anak Sekolah (BIAS).
"Cakupan program vaksin HPV yang luas akan menjadi kunci keberhasilan dalam upaya mengurangi beban penyakit, serta melindungi mendatang dari resiko masalah kesehatan serius," katanya.
Wakil Dekan Bidang AIK, Kemahasiswaan dan Akademik UAD M. Junaidy Heriyanto saat membuka seminar mengatakan, dengan meningkatnya tantangan kesehatan yang dihadapi oleh masyarakat saat ini.
Dia juga berharap kegiatan tersebut dapat menjadi sarana bagi peserta untuk berdiskusi, berbagi informasi, dan menemukan solusi bersama agar terus dapat menjaga kondisi kesehatan.
“Untuk itu, melalui seminar ini diharapkan dapat memberi manfaat sebagai bekal untuk menyaring informasi yang diperoleh,” terang Junaidy.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News