Quality Tourism Hingga Promosi Wisata DIY ke Luar Negeri Perlu Digenjot Tahun Ini

1 month ago 25

BACA JUGA: Asyiknya Camping di Pantai, Ini 2 Pantai yang Jadi Lokasi Favorit Camping Saat Malam Tahun Baru di Gunungkidul

Tujuannya agar pariwisata DIY segera mengimplementasikan quality tourism sebagai upaya menggerakan sustainable tourism. GIPI DIY berharap ada keseriusan dan langkah konkrit dari pemerintah daerah (Pemda) DIY, bersama Pemerintah Kabupaten (Pemkab) dan Pemerintah Kota (Pemkot) untuk memprogres hal tersebut.

"Keterbatasan wilayah di DIY dan terbuka lebarnya infrastruktur dan akses masuk ke Yogyakarta, selected market menjadi langkah bijak," paparnya.

Menurutnya dampaknya ke pariwisata dari sisi ekonomi DIY akan menjadi lebih baik dan sehat, serta bermanfaat bagi masyarakat. Ia mengatakan saat ini kecenderungan pariwisata DIY mengarah ke wisata alam, budaya, dan kuliner.

Disamping itu tourism based on experience mulai diminati oleh wisatawan domestik yang hadir di momen Natal dan Tahun Baru (Nataru) kemarin. Meskipun 60% masih terkonsentrasi di kota, namun 40% penyebaran di kabupaten sudah mulai lebih baik dari tahun lalu.  

Lebih lanjut Bobby mengatakan, yang menjadi evaluasi pariwisata DIY tahun lalu adalah kemudahan update, informasi satu pintu. Baik mengenai cuaca, traffic, destinasi, akomodasi, kuliner dan sebagainya dari 4 Kabupaten dan 1 Kota.

"Sebagai bagian jogja tourism integrated yang masih menjadi harapan wisatawan dalam memudahkan berwisata di DIY," tuturnya.

Ia menyebut sudah saatnya momentum perubahan pariwisata DIY 2025 menjadi Jogja tourism integrated bisa segera diwujudkan bersama. Sekaligus evaluasi bersama stakeholder pariwisata DIY, sejauh mana impact ekonomi pariwisata.

"Mampu atau tidak membawa 13 gerbong usaha jasa pariwisata tumbuh bersama," lanjutnya.

Penasehat Association of The Indonesian Tours and Travel Agencies (Asita) DIY, Edwin Ismedi Himna berpandangan pasca pandemi pariwisata DIY belum beranjak dari problem mass tourism. Kabupaten dan Kota di DIY masih menjadikan mass tourism khususnya wisatawan nusantara (Wisnus) menjadi target market.

Dia mengatakan untuk menjadikan DIY sebagai destinasi berkelas internasional masih sangat jauh dari harapan. Sebab promosi masih kurang, branding belum terlaksana dengan alasan anggaran, akses internasional masih belum terwujud. Hal ini disebabkan karena penambahan direct flight belum terwujud.

"Sebagian besar Wisman [wisatawan mancanegara] yang masuk Jogja masih berharap dari Bali dan Jakarta," kata Edwin.

Edwin berpandangan kehadiran Yogyakarta International Airport (YIA) dari 2020 belum memberikan dampak peningkatan kunjungan Wisman ke DIY, padahal potensi DIY sangat besar untuk itu. Di 2025 menurutnya DIY harus gencar melakukan promosi ke luar negeri, dan mengadakan famtrip media, influencer,travel agent ke DIY.

Guna memperkenalkan potensi DIY ke negara-negara yang wisatawannya masih kecil ke DIY, tapi potensi ada. "Seperti India, Vietnam, Thailand, Jepang, Korea. Dan pastinya beberapa negara Eropa," jelasnya.

Asisten Sekretaris Daerah DIY Bidang Perekonomian dan Pembangunan, Tri Saktiyana mengatakan Pemda DIY akan mengembangkan objek-objek wisata yang berkualitas. Ia mencontohkan Pantai Parangtritis sudah menjadi mass tourism, namun ada pilihan pantai-pantai lain yang indah di Gunungkidul. Juga wisata di pegunungan menoreh Kulonprogo.

"Kami akan kembangkan objek-objek wisata yang sesuai wisata berkualitas," ungkapnya.

Tri mengatakan, sifatnya akan gradual di mana mass tourism akan tetap ada akan tetapi ke arah quality tourism. (Anisatul Umah)

Read Entire Article
Jogja News Jogja Politan Jogja Ball Jogja Otote Klik News Makassar news