Realisasi Investasi Dalam Negeri Triwulan III Capai Rp491,4 Triliun

6 hours ago 4

Harianjogja.com, JAKARTA - Lembaga independen yang fokus pada riset dan publikasi di bidang ekonomi, sosial, dan kebijakan publik NEXT Indonesia Center mencatat realisasi investasi atau penanaman modal dalam negeri (PMDN) pada triwulan III-2025 mencatatkan rekor tertinggi dalam 18 tahun terakhir.

Berdasarkan data Kementerian Investasi/Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM), realisasi investasi pada triwulan III-2025 mencapai Rp491,4 triliun, tumbuh 13,9 persen dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya (year-on-year). Adapun kontribusi PMDN mencapai 56,86 persen—level tertinggi sejak 2007.

“Peran investor dalam negeri itu merupakan pencapaian tertinggi dalam 18 tahun terakhir,” ungkap Direktur Eksekutif NEXT Indonesia Center Christiantoko dalam keterangan resmi di Jakarta, Minggu.

Dari hasil risetnya, dia mengungkapkan, dalam dua dekade terakhir (2006-2025), kontribusi terbesar PMDN terjadi hanya tiga kali.

Pertama, pada kuartal IV-2005 yang sebesar 59,04 persen dan kuartal II-2007, yakni 58,88 persen. Setelah itu, kuartal III-2025 yang mencapai 56,86 persen menjadi catatan sejarah baru dalam hampir dua dekade atau 18 tahun terakhir.

Perubahan tren investasi ini, kata Christiantoko, sangat menarik. Data tersebut menunjukkan bahwa para investor dalam negeri semakin bergairah dalam menanamkan modalnya, yang sekaligus menggambarkan terciptanya rasa aman dan nyaman dalam investasi.

Menurut dia, dengan mayoritas investasi berasal dari PMDN, maka perputaran modalnya akan ada di dalam negeri.

“Modalnya ditanam di sini, kemudian belanjanya pun cenderung dilakukan juga di dalam negeri. Sehingga, yang terbang ke luar negeri semakin minim,” ujarnya.

Ia menambahkan catatan lain yang menarik dari realisasi investasi kali ini adalah sebagian besar modal ditanamkan di luar Jawa. Menurut data BKPM, porsinya mencapai 54,09 persen atau senilai Rp256,8 triliun dari total realisasi investasi.

Ia mengingatkan pemerintah agar terus menjaga iklim investasi dengan baik, karena penanaman modal merupakan salah satu komponen penting dalam perekonomian nasional, yang ditunjukkan melalui produk domestik bruto (PDB). Saat ini, kontribusinya sekitar 29 persen, terbesar kedua setelah konsumsi rumah tangga.

“Kalau investasi bisa didorong hingga rata-rata di atas 30 persen per tahun, peluang ekonomi Indonesia tumbuh di atas 5 persen akan sangat besar,” ungkapnya.

Ia membandingkan dengan India dan China. India mencatat rata-rata kontribusi investasi terhadap PDB sebesar 31,3 persen dengan pertumbuhan ekonomi 6,4 persen per tahun, sementara China mencapai 41,9 persen dan tumbuh 8,2 persen per tahun.

Untuk menjaga tren positif ini, pemerintah diimbau memastikan stabilitas politik dan sosial, serta menghindari regulasi kontra-produktif yang dapat menghambat investasi. Kemudahan perizinan dan ketersediaan energi menjadi indikator penting dalam memperbaiki Ease of Doing Business (EoDB).

EoDB, yang disusun oleh Bank Dunia, adalah indeks yang mengukur tingkat kemudahan berusaha di suatu negara, berdasarkan berbagai indikator regulasi dan efisiensi birokrasi yang mempengaruhi kegiatan bisnis.

Christiantoko mengatakan kemudahan perizinan dan minimnya hambatan investasi di daerah juga harus terus dijaga secara konsisten.

“Semakin besar hambatan atau semakin berbelit perizinan, maka biaya regulasi akan mahal dan berpengaruh pada efisiensi investasi,” ujarnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Read Entire Article
Jogja News Jogja Politan Jogja Ball Jogja Otote Klik News Makassar news