Resital Dalang Anak, Tumbuhkan Kreativitas dan Kepedulian Lingkungan

4 days ago 9

Resital Dalang Anak, Tumbuhkan Kreativitas dan Kepedulian Lingkungan Dinas Kebudayaan (Kundha Kabudayan) Kota Yogyakarta memperkuat komitmen pelestarian seni pedalangan dan pendidikan lingkungan bagi generasi muda melalui kegiatan Anak Sekolah Peduli Sampah dengan Media Edukasi Pengelolaan Sampah & Pertunjukan Wayang Anak. Kegiatan ini digelar di SDN Ungaran 1 Yogyakarta, Jumat (14/11/2025). - Istimewa.

JOGJA—Dinas Kebudayaan (Kundha Kabudayan) Kota Yogyakarta memperkuat komitmen pelestarian seni pedalangan dan pendidikan lingkungan bagi generasi muda melalui kegiatan “Anak Sekolah Peduli Sampah dengan Media Edukasi Pengelolaan Sampah & Pertunjukan Wayang Anak”. Kegiatan ini digelar di SDN Ungaran 1 Yogyakarta, Jumat (14/11/2025).

Program tersebut menghadirkan dua rangkaian utama, yakni edukasi pengelolaan sampah dan resital hasil Pelatihan Dalang Anak bertajuk “Sena Ngundhuh Layangan.” Pelatihan rutin yang berlangsung setiap Minggu tersebut memperkenalkan dunia pedalangan kepada anak-anak sekaligus melatih kemampuan bercerita dan mendalang. Resital berdurasi 15 menit menjadi ruang bagi peserta untuk menampilkan proses belajar mereka melalui kisah yang disisipi pesan kepedulian lingkungan.

Cerita “Sena Ngundhuh Layangan” mengisahkan Bratasena yang diracun dan dibuang ke sungai hingga berubah menjadi Lare Angon serta bermain layang-layang pusaka. Layangan itu kelak membawa malapetaka bagi rakyat Hastina karena amarah sang tokoh. Kasih sayang Dewi Kunthi kemudian meredakan kemurkaannya. Kisah ini memuat pesan tentang pengendalian diri, kasih sayang, dan tanggung jawab terhadap alam.

Selain pertunjukan wayang, kegiatan ini menghadirkan influencer Linda Widyastuti dan Bhacty Muda Bijaksana, serta karakter “Ultraman Gemoy” yang menyampaikan materi pengelolaan sampah dengan cara interaktif. Pendekatan kreatif tersebut diharapkan dapat membantu anak-anak memahami pentingnya menjaga kebersihan lingkungan sejak dini.

Acara juga menghadirkan booth Wayang Kristal, yang mengajak siswa membuat wayang dari botol bekas. Aktivitas ini memberikan pemahaman bahwa sampah dapat diolah menjadi karya seni bernilai, sekaligus mempertemukan edukasi budaya dengan prinsip keberlanjutan.

Kepala Dinas Kebudayaan Kota Yogyakarta, Yetti Martanti, S.Sos., M.M., menyatakan bahwa kegiatan ini merupakan bentuk sinergi antara pelestarian budaya dan pendidikan karakter lingkungan.

“Melalui seni pedalangan, anak-anak belajar nilai-nilai luhur budaya sekaligus dilatih untuk peduli terhadap lingkungan sekitar. Kreativitas membuat wayang dari bahan daur ulang menjadi simbol bahwa budaya dan kepedulian lingkungan dapat berjalan beriringan,” ujarnya.

Resital Dalang Anak 2025 diharapkan menjadi ruang apresiasi bagi peserta pelatihan sekaligus mendorong sekolah lain untuk menumbuhkan kepedulian budaya dan lingkungan melalui kegiatan edukatif yang menyenangkan. (Advertorial)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Read Entire Article
Jogja News Jogja Politan Jogja Ball Jogja Otote Klik News Makassar news