Salah satu peserta pelatihan bersiap berselancar di Pantai Parangtritis, Bantul, Sabtu (13/12 - 2025). Learn to Surf menyelenggarakan pelatihan berselancar selama dua hari guna mengedukasi sekaligus menumbuhkan semangat selancar di daerah yang memiliki potensi ombak.
Harianjogja.com, BANTUL—Sebagai upaya edukasi selancar sekaligus pengembangan potensi olahraga dan wisata pantai selatan DIY, Komunitas Learn to Searf gelar pelatihan di Pantai Parangtritis, Kabupaten Bantul, Sabtu–Minggu (13–14/12/2025),
Pelatihan selancar Learn to Surf ini didukung BSI Syariah dan diinisiasi komunitas Learn to Surf dengan tujuan mengedukasi masyarakat serta menumbuhkan semangat olahraga selancar di wilayah yang memiliki potensi ombak.
Event Director Learn to Surf, Hendra Nurdiyansyah, mengatakan pelatihan selancar Learn to Surf di Pantai Parangtritis diikuti 16 peserta, delapan di antaranya merupakan anak-anak. Selama dua hari, peserta mengikuti pelatihan selancar yang mencakup materi teori dan praktik langsung di laut selatan Jogja.
“Peserta kami beri materi terlebih dahulu, lalu praktik selancar di Pantai Parangtritis. Hari pertama fokus pengenalan dasar, hari kedua pengulangan, evaluasi, dan praktik kembali,” ujar Hendra, Sabtu (13/12/2025).
Materi kelas pelatihan selancar Learn to Surf diisi oleh pemateri dari SAR Pantai Parangtritis yang juga berprofesi sebagai peselancar, sehingga peserta memperoleh pemahaman mengenai karakter ombak Pantai Parangtritis yang berbeda dengan pantai selatan lainnya. Selain itu, panitia menghadirkan peselancar profesional, di antaranya Made Joi dari Bali serta Irawan Dani Asmoro, atlet surfer lokal Parangtritis.
“Misi kami adalah memberikan edukasi selancar di kota-kota kecil yang memiliki potensi ombak. Kami datang langsung agar warga memiliki semangat bahwa hidup melalui olahraga selancar itu memungkinkan,” katanya.
Pada hari pertama, peserta pelatihan selancar Learn to Surf mempelajari jenis papan selancar, karakter ombak, penggunaan tali pengaman (leash), perlengkapan selancar, serta teknik mengontrol papan. Setelah sesi teori, peserta langsung menjalani praktik selancar di laut dengan pendampingan mentor. Seluruh proses latihan direkam sebagai bahan evaluasi bersama.
Hendra menilai potensi Pantai Parangtritis sebagai lokasi olahraga selancar sangat besar, meskipun memiliki karakter ombak yang khas. Oleh karena itu, komunitas Learn to Surf juga membuka kelas selancar reguler yang dipusatkan di Pantai Parangtritis.
Untuk peserta umum, biaya pelatihan selancar dua hari dipatok Rp700.000 per orang. Namun, khusus peserta lokal Parangtritis, pelatihan selancar Learn to Surf diberikan secara gratis. “Supaya mereka bisa belajar bersama dan termotivasi karena dapat bertemu langsung dengan peselancar profesional,” jelasnya.
Salah satu peserta anak, Alif Hafiz (10), siswa kelas 5 asal Kapanewon Kretek, mengaku antusias mengikuti pelatihan selancar Learn to Surf di Pantai Parangtritis karena rumahnya berdekatan dengan pantai. Ia mengaku telah mencoba berselancar secara mandiri sejak kelas 3 atau 4 sekolah dasar.
“Enggak takut ombak besar, soalnya seru. Aman juga karena ada SAR yang berjaga,” ujar Alif. Ia menilai pelatihan selancar ini menambah pengetahuannya, terutama setelah mendapatkan arahan langsung dari pelatih profesional.
Melalui pelatihan selancar Learn to Surf di Pantai Parangtritis, penyelenggara berharap muncul bibit-bibit peselancar muda lokal yang ke depan mampu berkembang, baik sebagai atlet selancar maupun pelaku ekonomi kreatif berbasis wisata pantai. (Advertorial)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

2 hours ago
3
















































