Ribuan Umat Muslim Gelar Takbiran di Nol Kilometer Jogja dengan Konsep Ramah Lingkungan

2 days ago 7

Ribuan Umat Muslim Gelar Takbiran di Nol Kilometer Jogja dengan Konsep Ramah Lingkungan Suasana malam takbiran yang dimeriahkan dengan berbagai penampilan di kawasan Gondomanan dan Nol KM Jogja, Minggu (30/3/2025) - Harianjogja - Yosef Leon

Harianjogja.com, JOGJA – Ribuan umat Muslim memadati kawasan Nol Kilometer Jogja pada Minggu (30/3/2025) untuk merayakan malam takbiran dalam acara Gema Takbir Jogja (GTJ). Perayaan tahun ini mengusung tema lingkungan atau ekologi sebagai bentuk kepedulian terhadap permasalahan sampah di wilayah setempat.

Ketua Pelaksana GTJ, Arqam Muhammad Amrulah, menjelaskan konsep yang diusung oleh panitia dan peserta berfokus pada gerakan ramah lingkungan. “Tema yang diangkat merupakan manifestasi dari keresahan terhadap sampah di Jogja. Oleh karena itu, peserta menggunakan bahan yang dapat didaur ulang untuk lampion maupun kostum,” ungkapnya.

GTJ yang telah berlangsung sejak 2007 ini disebut sebagai salah satu agenda takbiran terbesar di Jogja. Meskipun terdapat beberapa titik perayaan lainnya, seperti di Mergangsan dan Kotabaru, GTJ tetap menjadi yang paling dinanti karena konsistensinya dalam menghadirkan kreasi baru setiap tahunnya. Pada tahun ini, sebanyak 16 kelompok peserta ikut serta dalam pawai takbiran. Mereka tidak hanya berasal dari kawasan Gondomanan, tetapi juga dari wilayah lain seperti Nitikan dan Bantul. “Kami terbuka untuk seluruh Jogja, meskipun tetap memprioritaskan peserta dari daerah Gondomanan,” jelasnya.

Rangkaian acara dimulai sekitar pukul 19.15 WIB dengan rute dari pelataran Masjid Kagungan Dalem Kraton Ngayogyakarta Hadiningrat, menuju kawasan Titik Nol Kilometer. Di sana, peserta menampilkan koreografi dan semangat takbir dalam sebuah sesi display sebelum melanjutkan perjalanan kembali ke Kauman melalui Jalan KH. A Dahlan.

BACA JUGA : Prabowo, SBY, Jokowi, dan Gibran Bakal Salat Id Bersama

Terkait dengan potensi kemacetan, panitia telah berkoordinasi dengan pihak kepolisian untuk melakukan rekayasa lalu lintas “Kami tidak menutup jalan, tetapi mengalihkan arus lalu lintas untuk meminimalisir kemacetan di kawasan Nol Kilometer. Kami hanya menggunakan satu ruas jalan agar tetap memberi ruang bagi kendaraan yang melintas,” ujar Arqam.

Salah satu daya tarik utama dalam GTJ adalah kompetisi lampion yang dinilai sejak sore hari. Estetika dan kreativitas menjadi aspek utama penilaian, dengan ketentuan bahwa lampion tidak boleh menyerupai hewan dan harus menggunakan bahan yang bisa didaur ulang. “Kami ingin memastikan bahwa semua elemen yang digunakan dalam acara ini sejalan dengan konsep ramah lingkungan,” ungkapnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Read Entire Article
Jogja News Jogja Politan Jogja Ball Jogja Otote Klik News Makassar news