Rumahnya Dijarah Massa, Ini Kata Sri Mulyani

7 hours ago 5

Harianjogja.com, JAKARTA — Menteri Keuangan Sri Mulyani akhirnya buka suara terkait penjarahan rumahnya yang dilakukan oleh massa tidak dikenal pada Minggu (31/8/2025) dini hari.

Rumah pribadi yang terletak di Jalan Mandar, Bintaro, Tangerang Selatan, itu didatangi massa tak dikenal dalam dua gelombang di waktu yang berdekatan. Penjarahan tak lepas dari kerusuhan yang terjadi beberapa hari belakangan lantaran massa tak puas dengan kebijakan pemerintah dan DPR RI.

Terkait kejadian itu, Sri Mulyani memahami membangun Indonesia adalah sebuah perjuangan yang tidak mudah, terjal, dan sering berbahaya. Menurutnya, para pendahulu, telah melalui itu.

"Politik adalah perjuangan bersama untuk tujuan mulia kolektif bangsa, tetap dengan etika dan moralitas yang luhur," kata Sri Mulyani melalui akun Instagram resminya, @smindrawati, Senin (1/9/2025).

Dia lantas menuturkan, sebagai pejabat negara dirinya disumpah untuk menjalankan Undang-Undang Dasar (UUD) 1945 dan semua UU. Menurutnya, ini bukan ranah atau selera pribadi.

BACA JUGA: KPK Panggil Mantan Menag Yaqut Cholil Qoumas Hari Ini

Dia menjelaskan bahwa UU disusun melibatkan pemerintah, DPR, DPD, dan partisipasi masyarakat secara terbuka dan transparan.

Oleh karena itu, apabila publik tidak puas dan hak konstitusi dilanggar UU - dapat dilakukan Judicial Review ke Mahkamah Konstitusi. Sri Mulyani mengingatkan, bila pelaksanaan UU menyimpang dapat membawa perkara ke pengadilan hingga ke Mahkamah Agung.

"Itu sistem demokrasi Indonesia yang beradab. Pasti belum dan tidak sempurna. Tugas kita terus memperbaiki kualitas demokrasi dengan beradab tidak dengan anarki, intimidasi serta represi," imbuhnya.

Lebih lanjut, dia mengatakan bahwa tugas negara harus dilakukan dengan amanah, kejujuran, integritas, kepantasan dan kepatutan, profesional, transparan, akuntabel, dan jelas kami dilarang korupsi.

Menurutnya, ini adalah kehormatan dan sekaligus tugas mulia. Namun, tugas itu tidak mudah dan sangat kompleks, memerlukan empati, kepekaan mendengar, dan memahami suara masyarakat. Pasalnya, hal itu menyangkut nasib rakyat Indonesia dan masa depan bangsa.

Sri Mulyani pun berterima kasih kepada seluruh masyarakat umum termasuk netizen, guru, dosen, mahasiswa, media massa, pelaku usaha UMKM, Koperasi, usaha besar, dan semua pemangku kepentingan yang terus menerus menyampaikan masukan, kritikan, sindiran bahkan makian, juga nasihat.

"Juga doa dan semangat untuk kami berbenah diri. Itu adalah bagian dari proses membangun Indonesia," tambah Sri Mulyani.

Dia lalu mengajak seluruh warga negara membangun Indonesia bersama, tidak dengan merusak, membakar, menjarah, memfitnah, pecah belah, kebencian, kesombongan, dan melukai dan mengkhianati perasaan publik.

"Kami mohon maaf, pasti masih banyak sekali kekurangan. Bismillah, kami perbaiki terus menerus," kata Sri Mulyani.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber : Bisnis.com

Read Entire Article
Jogja News Jogja Politan Jogja Ball Jogja Otote Klik News Makassar news