Sarasehan dan Roadshow Kesejarahan, Mengulik Jejak Pangeran Diponegorodi Banyurejo

2 weeks ago 6

Sarasehan dan Roadshow Kesejarahan, Mengulik Jejak Pangeran Diponegorodi Banyurejo Acara roadshow dan sarasehan kesejarahan di Kalurahan Banyurejo, Tempel, Sleman, Jumat (1/11/2024). Harian Jogja - David Kurniawan

SLEMAN—Kundha Kabudayan atau Dinas Kebudayaan DIY menggelar sarasehan dan roadshow kesejarahan yang berjudul Jejak Pangeran Diponegoro di Banyurejo di halaman Kalurahan Banyurejo, Tempel, Sleman, Jumat (1/11/2024) malam. Selain digelar sarasehan tentang sejarah juga ada pentas seni ketoprak dengan lakon Ki Onggoboyo.

Kepala Seksi Sejarah, Dinas Kebudayaan DIY, I Gde Adi Atmojo, mengatakan sarasehan dan roadshow kesejarahan merupakan kegiatan yang rutin diselenggarakan setiap tahun. Untuk tahun ini, kegiatan difokuskan di Kabupaten Sleman dan diselenggarakan di lima lokasi. “Untuk yang pertama digelar di Kalurahan Banyurejo. Selanjutnya akan digelar di Kalurahan Bangunkerto, Turi; Sendangmulyo, Minggir, Pendowoharjo, Sleman dan Margodadi, Seyegan,” kata Gde, Jumat malam.

Dia menjelaskan kegiatan ini merupakan lanjutan dari program Training of Trainer (TOT) tentang peringatan bersejarah yang diselenggarakan pada pertengahan Juli lalu. Menurut Gde, ada empat peristiwa penting di antaranya sejarah lahirnya DIY, Tegaknya Kedaulatan Negara atau yang dikenal Serangan Umum 1 Maret, Peristiwa Jogja Kembali, yang merupakan penarikan pasukan Belanda keluar dari Jogja, dan peringatan Keistimewaan DIY. “Setelah TOT, maka para peserta diminta melakukan kegiatan sarasehan dan pentas seni yang akhirnya terselenggara mulai malam ini [kemarin] di Banyurejo,” ungkapnya.

Ia pun mengucapkan terima kasih karena kegiatan bisa terlaksana dengan baik. Di sisi lain, ia juga memberikan apresiasi karena pentas seni yang diselenggarakan mengangkat sejarah lokal setempat di Kalurahan Banyurejo. “Pentas ketoprak yang digelar mengambil lakon Ki Onggojoyo yang merupakan pengikut Pangeran Diponegoro yang ada di Banyurejo,” katanya.

Ia berharap dengan kegiatan ini, maka masyarakat semakin paham tentang sejarah DIY maupun sejarah lokal yang berkembang di wilayahnya masing-masing. “Dengan kegiatan ini, maka masyarakat akan tahu sejarah tentang DIY maupun sejarah di desanya,” katanya.

Banyak Sejarah

Lurah Banyurejo, Saparjo mengatakan banyak sejarah yang ada di Kalurahan Banyurejo sehingga perlu dilestarikan dan dipromosikan. Menurut dia, keberadaan sejarah dan peninggalannya tidak hanya Selokan Van Der Wijck dan Selokan Mataram karena banyak lagi yang belum terekspos. “Salah satunya bahwa Kalurahan Banyurejo terbentuk karena penggabungan tiga kalurahan,” katanya.

Ketua Desa Budaya Banyurejo, Dwiyatna, mengatakan ada jejak peninggalan dari Pangeran Diponegoro yang melakukan peperangan di Lengkong di Kali Krasak saat melawan Belanda. Selain itu, ada Petilasan Watujagal yang menjadi tempat eksekusi pengkhianat yang jadi mata-mata Belanda. “Ki Onggoboyo dipercaya pernah menyembuhkan Pangeran Diponegoro yang terluka merupakan tokoh di Banyurejo. Inilah jadi inspirasi pentas seni ketoprak tentang sejarah lokal di Banyurejo,” katanya. (***)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Read Entire Article
Jogja News Jogja Politan Jogja Ball Jogja Otote Klik News Makassar news