Mbah Sarno (kiri). - Harian Jogja/Andreas Yuda Pamungkas
Harianjogja.com, GUNUNGKIDUL—Veteran Dwikora asal Kalurahan Genjahan, Kapanewon Ponjong, Gunungkidul bernama Sarno, 84, akhirnya mendapat Piagam Tanda Kehormatan dan rumah baru dari Komando Daerah Militer IV/Diponegoro. Penyerahan dilakukan di Padukuhan Susukan II, Kalurahan Genjahan, Ponjong, Gunungkidul, Senin, (4/11/2024).
Pangdam IV/Diponegoro Mayor Jenderal (Mayjen) TNI Deddy Suryadi mengatakan dia sempat berkunjung ke kediaman Mbah Sarno dua bulan lalu. Ada dua hal yang Mbah Sarno minta, yaitu hak pensiun veteran dan perbaikan rumah. “kami lihat kondisi saat itu, rumahnya memang kurang layak. Kalau orang menyebut seolah seperti kandang ayam,” kata Deddy ditemui di kediaman Mbah Sarno, Senin (4/11/2024).
Deddy menambahkan pembangunan rumah Mbah Sarno menggandeng Tatalogam Lestari. Pembangunan juga dapat terwujud, karena kerja sama Bintara Pembina Desa (Babinsa) dan Bhayangkara Pembina Keamanan dan Ketertiban Masyarakat (Bhabinkamtibmas).
Selain rumah, Mbah Sarno sudah dapat mengambil hak pensiun ke PT. Taspen setelah dia mendapat Piagam Tanda Kehormatan. Dalam Piagam Tanda Kehormatan yang Mbah Sarno terima, Menteri Pertahanan RI menganugerahkan Tanda Kehormatan Veteran Pembela Kemerdekaan RI (Dwikora).
Dalam Piagam itu juga tertera Nomor Pendaftaran Veteran IV/16/01/VII/2024, Nomor Pokok Veteran (NPV) 11.084.781/-, dengan Golongan B Masa Bhakti 2 Tahun 0 Bulan. Piagam itu ditandatangani Direktur Veteran Ditjen Potensi Pertahanan Kementerian Pertahanan, Brigadir Jenderal TNI, Imanuel Pasaribu. “Bulan depan Mbah Sarno sudah dapat mengambil uang pensiunan. Kalau ada kendala sampaikan saja ke Dandim atau Danramil. Soalnya administrasi itu kadang dapat tersendat,” katanya.
BACA JUGA: Pangdam IV Diponegoro Akan Upayakan SK Veteran Mbah Sarno sebagai Mantan Pejuang Dwikora-Trikora
Government Relations Specialist Tatalogam Lestari, Daniel Gilrandy mengatakan rumah baru milik Mbah Sarno dibangun dengan konsep domus atau rumah permanen instan berbahan dasar metal. “Kami mendukung juga peningkatan penggunaan tingkat komponen dalam negeri [TKDN] yang tinggi. Produksi kami memiliki sertifikat TKDN tertinggi. Kami ingin menyediakan rumah ber-TKDN tinggi, ramah lingkungan untuk seluruh rakyat Indonesia,” kata Daniel.
Daniel juga mengaku teknologi Tatalogam Lestari sudah diuji oleh Pusat Penelitian dan Pengembangan Perumahan dan Permukiman Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (Kemen-PUPR) RI. Hasil uji mengatakan rumah domus layak dan tahan gempa. Rumah domus juga telah digunakan oleh Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) untuk penyediaan rumah bagi masyarakat terdampak bencana.
“Kalau ketahanan sama pada rumah umumnya, tidak ada bedanya. Tipe rumah ini luasan 38 yang kami bangun. Ada satu kamar, satu kamar mandi, satu ruang serba guna, dan ada bagian ruang makan,” katanya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News