Tantangan dan Peluang Pertumbuhan Ekonomi Sumbar Empat Tahun Kedepan

4 hours ago 2

Exhibition Scoopy x Kuromi - Klikpositif

KLIKPOSITIF – Gubernur Sumatera Barat, Mahyeldi mengatakan, pertumbuhan ekonomi bukan sekadar angka dalam grafik, tetapi cerminan kehidupan masyarakat yang bekerja keras, dari petani, nelayan, pedagang, hingga anak muda yang berjuang menatap masa depan.

Ia menekankan, pertumbuhan ekonomi sejatinya harus inklusif, bukan hanya tinggi tetapi juga dirasakan manfaatnya oleh seluruh masyarakat. “Pertumbuhan provinsi merupakan hasil kerja keras seluruh kabupaten/kota, sehingga diperlukan sinergi dan sinkronisasi dalam pelaksanaan pembangunan,” katanya.

Melalui Perda Nomor 4 Tahun 2025 tentang RPJMD Provinsi Sumatera Barat 2025–2029, yang selaras dengan RPJMN Nasional ditetapkan target pertumbuhan ekonomi Sumbar sebesar 7,3% pada 2029 dengan PDRB per kapita Rp94,85 juta.

“Untuk mencapai target tersebut, diperlukan investasi senilai Rp80–120 triliun pada periode 2026–2029. Incremental Capital Output Ratio (ICOR) Sumbar rata-rata 6,7 dalam tiga tahun terakhir, menunjukkan kondisi investasi yang belum efisien,” jelasnya.

Menurutnya ada lima upaya strategis yang bisa dilakukan untuk mewujudkan hal tersebut, yakni meningkatkan kualitas investasi agar lebih produktif dan berdampak nyata, reformasi regulasi dan perizinan untuk mempermudah masuknya investor, digitalisasi sektor ekonomi untuk memperkuat UMKM dan memperpendek rantai distribusi, revitalisasi dan optimalisasi infrastruktur eksisting seperti pelabuhan, rel kereta, dan bandara dan peningkatan SDM dan kewirausahaan agar ekonomi tumbuh dari manusianya, bukan hanya proyeknya.

Disisi lain, Mahyeldi jugabaik menguraikan tujuh strategi pembangunan ekonomi Sumatera Barat lima tahun ke depan, yaitu:
1. Peningkatan kualitas sumber daya manusia.
2. Peningkatan produktivitas sektor pertanian.
3. Penguatan ekonomi nagari agar mandiri dan produktif.
4. Peningkatan investasi yang inklusif dan berkelanjutan.
5. Pengembangan ekonomi hijau dan biru yang ramah lingkungan.
6. Peningkatan infrastruktur dan konektivitas wilayah.
7. Pemanfaatan energi baru terbarukan sebagai penopang masa depan.

Mahyeldi menegaskan pembangunan Sumatera Barat harus berlandaskan nilai “Adat basandi syarak, syarak basandi Kitabullah”, agar pembangunan tidak hanya menguntungkan, tetapi juga memuliakan manusia dan menjaga alam.

Berdasarkan evaluasi 2022–2024, Kota Padang berkontribusi 25,87% terhadap ekonomi Sumatera Barat, diikuti Kabupaten Agam (8,60%) dan Padang Pariaman (8,24%). Incremental Capital Output Ratio (ICOR) Sumatera Barat rata-rata 6,7, menandakan perlunya peningkatan efisiensi investasi. Sektor pertanian menyumbang 21,76% PDRB, diikuti perdagangan 16,41%, yang sebagian besar digerakkan oleh UMKM.

Selain itu, tantangan yang dihadapi oleh Sumbar yakni pertumbuhan antarwilayah belum merata, ruang fiskal terbatas di tengah meningkatnya kebutuhan pembangunan, efisiensi investasi masih rendah (ICOR tinggi) dan ketidakpastian ekonomi global dan perubahan iklim.

Read Entire Article
Jogja News Jogja Politan Jogja Ball Jogja Otote Klik News Makassar news