KLIKPOSITIF — Taragak Tambud 2025 resmi ditutup pada Minggu malam oleh Kepala Dinas Kebudayaan Sumatera Barat, Jefrinal Arifin, di tengah suasana hangat dan penuh apresiasi dari para pelaku seni dan pengunjung.
Dalam sambutannya, Jefrinal menyampaikan terima kasih kepada seluruh pihak yang telah berkontribusi menyukseskan rangkaian kegiatan ini.
“Terima kasih kepada seniman, panitia, relawan, dan masyarakat yang telah menjadikan Taragak Tambud sebagai ruang yang hidup untuk budaya kita. Semoga semangat ini terus tumbuh,” ujarnya.
Rangkaian Acara Penuh Ragam Seni Tradisi
Taragak Tambud 2025 menampilkan kekayaan budaya Minangkabau melalui beragam pertunjukan dan kegiatan, di antaranya: Gandang Tambua Tasa, Saluang Pauah, Tari Tradisi, Salawaik Dulang, Talempong Pacik, Lomba Tari Kreasi, Teater kampung, workshop keramik dan tari tradisi, serta penampilan band lokal.
Selama 20 – 22 Juni 2025, festival ini menjadi magnet budaya yang mengundang penampil terbaik dari berbagai kabupaten dan kota di Sumbar seperti Kabupaten 50 Kota, Sijunjung, Kabupaten Solok, Tanah Datar, Padang Pariaman, hingga Padang.
Rangkaian Penutupan: Randai dan Musik
Penutupan berlangsung meriah dengan penampilan khas Minang: Randai dari berbagai kelompok, di antaranya: Randai Pincuran Tujuah, Pinang Sauleh, Buluah Parindu, dan Ranah Tigo Raso.
Di samping itu juga ada penampilan Saluang Pauah Kuranje Sejati dan grup Salawat Dulang Sinar Barapi dari Kab. Tanah Datar.
Suasana semakin semarak dengan penampilan dari Signature Band dan Sakato Band, yang memadukan nuansa musik tradisi dan modern.
Workshop Seni: Wadah Ekspresi Generasi Muda
Dua workshop utama menjadi bagian penting dari Taragak Tambud tahun ini yaitu Workshop Keramik yang berlangsung pada 21 Juni 2025.
Workshop ini dipandu Rahmad Hafis Fauzi, lulusan seni kriya Keramik ITB. Workshop ini diikuti oleh 25 peserta yang merupakan siswa SMP. Mereka tidak hanya belajar teknik dasar, tetapi juga diperkenalkan pada karya seni patung dan instalasi.
Kegiatan workshop ini juga terhubung dengan pameran patung Arby Samah, yang menampilkan seni patung dengan beragam medium ekspresi.
Lalu, ada Workshop Tari Tradisi pada Minggu, 22 Juni 2025. Workshop dimentori oleh Yosi yang diikuti 25 peserta dari berbagai sanggar tari. Peserta diajak mendalami tari tradisi Minang, termasuk tari Buai-Buai khas Solok Selatan.
Penutupan Taragak Tambud 2025 menjadi momen refleksi dan harapan. Budaya Minang terus menunjukkan napasnya yang kuat dan hidup melalui kreativitas lintas generasi.
Dengan semangat kolaboratif, festival ini bukan sekadar acara tahunan, tetapi menjadi panggung bersama untuk menjaga warisan dan menyemai inovasi budaya.