Harianjogja.com, SLEMAN—UPTD Pelayanan Persampahan Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kabupaten Sleman mencatat ada sekitar 18 hingga 20 armada pengangkut sampah yang beroperasi setiap hari di Sleman sejak Januari 2025.
Dengan mempertimbangkan jumlah armada dan tonase angkutannya, ada sekitar 6.000 ton sampah yang diangkut selama triwulan I 2025.
BACA JUGA: Volume Sampah di Sleman Diprediksi Naik 20 Persen Selama Libur Lebaran 2025
Kepala UPTD Pelayanan Persampahan DLH Sleman, Rita Probowati, mengatakan tiap armada paling tidak dapat mengangkut 2,5-4 ton sampah anorganik/ per hari. Apabila per hari ada sekitar 20 armada, maka sampah anorganik yang diangkut berkisar 3.900 ton - 6.240 ton selama tiga bulan. Kata dia, persentase sampah anorganik dapat mencapai 40 - 54% dari total sampah campur.
“Kalau angka pasti timbulan sampah saya tidak tahun. Saya hanya tahu yang UPTD layani saya. Catatan kami tidak memasukkan hari Minggu. Per hari itu paling tidak ada 15 truk dump dan tiga armroll,” kata Rita dihubungi, Selasa (8/4/2025).
Kepala DLH Sleman, Ephipana Kristiyani mengungkapkan rata-rata timbulan sampah di Bumi Sembada dapat menyentuh angka 601,6 ton/ hari. Timbulan sampah tersebut dihasilkan dari aktivitas 1.157.000 penduduk Sleman.
Sejumlah upaya telah Pemkab Sleman lakukan guna menekan timbulan sampah tersebut. Selain sosialisasi-edukasi, Pemkab terus membangun fasilitas-fasilitas pengelolaan dan pengolahan sampah, seperti Tempat Pengolahan Sampah Terpadu (TPST), Tempat Pengelolaan Sampah Reuse, Reduce, dan Recycle (TPS3R), hingga pendirian bank sampah.
Khusus TPST, Pemkab masih menunggu kelengkapan sarana-prasarana TPST Donokerto, seperti conveyor, gibrig, crusher, dan press. Gibrik adalah mesin yang digunakan untuk memilah sampah organik dan anorganik.
Dengan begitu, ada tiga TPST yang dimiliki Pemkab Sleman, dua lainnya adalah TPST Sendangsari Minggir dan TPST Tamanmartani Kalasan. Adapun jumlah TPS3R di Sleman ada 42 titik. Keberadaan TPST dan TPS3R akan sangat membantu dalam mengelola dan mengolah sampah, utamanya tambahan sampah hasil pengolahan makanan dalam program Makan Bergizi Gratis (MBG).
“Kabupaten Sleman itu tidak punya Tempat Pengolahan Sampah Organik. Sleman hanya punya TPS pengolah residu anorganik,” kata Ephipana.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News