Aktivitas kunjungan wisata di Pantai Ngandong, Sidoharjo, Tepus, Gunungkidul. Foto diambil 28 Juli 2024. Harian Jogja - David Kurniawan\\r\\n\\r\\n
Harianjogja.com, GUNUNGKIDUL—Lonjakan wisatawan saat libur Nataru membuat petugas meminta pengunjung pantai Gunungkidul mewaspadai bahaya rip current yang rawan memicu laka laut.
Sekretaris Satlinmas Rescue Istimewa Wilayah 2 Pantai Baron, Surisdiyanto, menyatakan pihaknya bersiaga penuh menyambut lonjakan pengunjung di akhir tahun. Seluruh personel akan diterjunkan untuk melakukan pengawasan intensif serta memberikan pertolongan darurat jika diperlukan.
“Harapannya semua dapat berjalan dengan lancar saat libur Natal dan Tahun Baru. Namun, kami tetap siaga penuh untuk melakukan pengawasan,” kata Suris, Jumat (19/12/2025).
Suris menjelaskan, meski ancaman sengatan ubur-ubur dipastikan nihil karena siklusnya biasanya hanya muncul pada Mei hingga September, wisatawan tetap tidak boleh lengah saat bermain air.
Salah satu bahaya utama yang sering memicu kecelakaan laut adalah rip current. Fenomena ini terjadi akibat arus yang menemui garis pantai melengkung sehingga memicu arus balik yang sangat kuat menuju tengah laut. Ciri fisiknya dapat dikenali dengan adanya jeda atau area tenang di antara barisan gelombang pecah.
“Rip current hampir ditemui di seluruh pantai di Gunungkidul. Kondisinya pun berbeda-beda, tetapi area yang paling berbahaya berada di Pantai Drini, Pantai Pulangsawal (Indrayanti), dan Pantai Sepanjang,” ungkapnya.
Pihak SAR telah memasang tanda peringatan di area-area yang terdeteksi memiliki rip current. Pengunjung dilarang keras bermain air di titik tersebut demi keselamatan jiwa.
“Kami akan terus mengingatkan pengunjung melalui pengeras suara atau menegur langsung melalui petugas yang berbaur dengan para wisatawan di lapangan,” imbuh Suris.
Senada dengan hal tersebut, Koordinator Satlinmas Rescue Istimewa Wilayah 2 Pantai Baron, Marjono, meminta pengunjung untuk patuh terhadap setiap imbauan petugas. Menurutnya, kepatuhan wisatawan adalah kunci utama menekan angka kecelakaan laut (laka laut).
“Boleh main di pantai, tapi tetap harus waspada akan adanya potensi bahaya yang dapat menyebabkan terjadinya kecelakaan laut,” kata Marjono.
Marjono tidak menampik bahwa masih banyak pengunjung yang kerap mengabaikan peringatan petugas karena terlalu asyik bermain.
“Mungkin terlalu asyik bermain sehingga lalai. Namun, kami tetap berupaya dan siap memberikan pertolongan saat terjadi hal-hal yang tidak diinginkan. Sebanyak 60 personel sudah kami siapkan untuk pengawasan selama libur Natal dan Tahun Baru,” tegasnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

















































