Air Sumur di Lokasi Keracunan Massal Gantiwarno Klaten Dilakukan Pengujian, Ini Hasilnya

1 day ago 10

Harianjogja, KLATEN—Dinkes Klaten melakukan pengujian terhadap sampel air sumur di lokasi keracunan massal tepatnya Desa Karangturi, Kecamatan Gantiwarno. Hasilnya air sumur di lokasi tersebut memiliki kandungan ecoli cukup tinggi. Meski demikian kandungan ecoli bentuk tentu menjadi penyebab utama keracunan.

Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Klaten, Anggit Budiarto, menjelaskan sudah tidak ada lagi penambahan kasus keracunan sejak Rabu (16/4/2025) siang. Posko kemudian dipindah ke Puskesmas Gantiwarno sejak Kamis (17/4/2025). 

“Untuk saat ini masih berstatus KLB [kejadian luar biasa]. Nanti kalau semuanya sudah landai bisa dicabut Pak Bupati baik secara kasus maupun situasional,” kata Anggit dilansir Espos, Kamis (17/4/2025).

Terkait hasil uji laboratorium, Anggit menjelaskan dari sampel air yang diambil dari sumur di lokasi sudah diperiksa di laboratorium Kesehatan Dinkes Klaten dan hasilnya sudah keluar. Menurut pemeriksaan, lanjut Anggit, kadar coliform dalam air sumur menunjukkan lebih dari 200 CFU/100 ml. Angka itu lebih tinggi dari ambang batas baku mutu 50 CFU/100 ml.

BACA JUGA: Korban Keracunan di Gantiwarno Klaten Jadi 141 Orang

Kandungan E.coli sebesar 88 CFU/100 ml dengan ambang batas atau lebih tinggi dari ambang batas baku mutu yakni nol. Anggit menjelaskan belum bisa disimpulkan sumber yang diduga menyebabkan warga mengalami keracunan. Pasalnya, Dinkes masih menunggu hasil uji sampel makanan yang dihidangkan saat acara pergelaran wayang kulit.

Sampel makanan sudah dikirim ke laboratorium kesehatan di Semarang sejak Selasa (15/4/2025). Paling cepat, hasil keluar lima hari setelah dikirim atau akhir pekan ini.

“Belum, belum bisa disimpulkan sumber penyebabnya [keracunan]. Kami masih menunggu hasil dari uji lab sampel makanan,” katana.

Terkait tindak lanjut hasil uji laboratorium dari sampel air, Anggit menjelaskan segera diteruskan ke Puskesmas untuk diinformasikan kepada pemilik sumur. Anggit menyarankan agar air sumur untuk saat ini tidak digunakan untuk kebutuhan konsumsi. 

“Dari Puskesmas pasti menginformasikan kepada pemilik untuk tidak digunakan dulu atau nanti dibersihkan terlebih dahulu dengan cara bagaimana itu kan mungkin ada caranya terkait dengan kesehatan lingkungan,” ungkap Anggit. 

Soal jumlah total dampak kasus keracunan, Anggit menjelaskan dari hasil pendataan jumlah total ada 160 warga yang memiliki gejala keracunan. Tidak ada penambahan kasus sejak Rabu (16/4/2025). Beberapa warga yang sebelumnya menjalani rawat inap di rumah sakit mulai diperbolehkan pulang. 

“Di Puskesmas Gantiwarno dari sembilan yang dirawat sudah sembuh tujuh orang. Kemudian di RS Soeradji Tirtonegoro Klaten dari delapan orang sembuh dua. Kemudian dari RSUD Bagas Waras Klaten nanti akan ada informasi [pasien yang diperbolehkan pulang] setelah ada visit dari dokter pemeriksa. Kemudian yang dirawat jalan sekitar 80 orang dan yang sudah dinyatakan sembuh dan tidak bergejala ada 36 orang,” ungkap Anggit.

Kepala Puskesmas Gantiwarno, Andi Markoco, mengungkapkan dari sembilan orang yang dirawat di Puskesmas, sebanyak tujuh orang sudah diizinkan pulang. Rata-rata mereka menjalani perawatan di Puskesmas selama tiga hari. Terkait dua orang yang masih dirawat di Puskesmas, Andi menjelaskan kondisi mereka stabil.

BACA JUGA: Korban Keracunan Massal di Gantiwarno Klaten Capai 137 Orang, Begini Kondisinya

“Sebanyak dua orang saat ini dalam pemulihan agar saat pulang benar-benar sudah sembuh,” ujarnya.

Sebelumnya, keracunan massal terjadi di Desa Karangturi, Kecamatan Gantiwarno. Rata-rata gejala yang dirasakan warga yakni muntah, demam serta diare. Gejala itu mulai dirasakan warga pada Minggu-Senin (13-14/4/2025).

Diduga, warga keracunan seusai menyantap hidangan yang disajikan saat acara pergelaran wayang kulit, Sabtu (12/4/2025) malam. Pergelaran itu diadakan oleh salah satu warga sebagai wujud syukuran dan dihadiri sekitar 200 orang. 

Hidangan yang disantap warga yakni nasi kardus berisi nasi, rendang, sambal goreng krecek, acara serta kerupuk. Hidangan itu disajikan pemilik hajatan dengan cara rewang atau dimasak bersama tetangga.

Untuk memastikan sumber penyebab kasus tersebut, Dinkes mengambil sampel makanan serta sampel air dari lokasi untuk dilakukan uji laboratorium. Bupati Klaten, Hamenang Wajar Ismoyo juga menetapkan kasus keracunan itu sebagai kejadian luar biasa (KLB).

Posko sempat didirikan di Dukuh Bendungan sejak Senin (14/4/2025) malam dan dipindah ke Puskesmas Gantiwarno sejak Kamis (17/4/2025). Dari kasus itu, ada satu warga yang memiliki gejala keracunan meninggal dunia, Minggu (13/4/2025) malam. Belakangan, warga itu diketahui memiliki komorbid.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber : Espos

Read Entire Article
Jogja News Jogja Politan Jogja Ball Jogja Otote Klik News Makassar news