Kemacetan di ruas jalan pusat perbelanjaan Malioboro. - Dok/Harian Jogja.
Harianjogja.com, SLEMAN—Dishub DIY menegaskan arus kendaraan pada libur Nataru akan lebih padat menuju kawasan wisata sehingga diperlukan pengaturan dinamis di titik-titik strategis.
Penyesuaian lampu APILL berbasis demand menjadi salah satu strategi utama untuk menekan antrean kendaraan. Dishub memantau arus melalui CCTV dan sistem traffic management sehingga perubahan fase lampu bisa dilakukan cepat sesuai kebutuhan. Antisipasi kendaraan luar daerah juga diperkuat di gerbang masuk DIY seperti Tol Prambanan dan Jembatan Kabanaran-JJLS.
Selain itu, Dishub melakukan pemantauan intensif di area prioritas seperti Kawasan Malioboro-Kraton-Tugu, lereng Merapi, Prambanan, hingga kawasan pantai selatan. Rambu portabel dan personel telah disiagakan untuk memastikan respons cepat jika terjadi penumpukan kendaraan. Dishub kembali mengimbau wisatawan mematuhi aturan lalu lintas agar perjalanan tetap aman dan nyaman.
Kepal Dinas Perhubungan DIY, Chrestina Erni Widyastuti, menjelaskan arus lalu lintas pada periode nataru berbeda dengan arus pada periode lebaran. Jika Lebaran didominasi mobilitas menuju kampung halaman, maka arus Nataru cenderung terfokus pada destinasi wisata.
“Oleh karena itu, selain pengaturan arus masuk dan keluar DIY, kami memberi perhatian khusus pada potensi kepadatan di lokasi-lokasi wisata serta jalur menuju kawasan tersebut,” ujarnya, Senin (8/12/2025).
Untuk memastikan kelancaran, keamanan, dan kenyamanan masyarakat selama libur Nataru, Dinas Perhubungan DIY menyiapkan langkah-langkah meliputi pertama, pengaturan dan penyesuaian lampu APILL berbasis demand.
“Kami menyesuaikan siklus dan fase lampu APILL secara dinamis pada simpang-simpang strategis sesuai kepadatan arus kendaraan masuk/keluar DIY dan arus ke kawasan wisata. Monitoring dilakukan melalui CCTV, petugas lapangan, dan sistem traffic management untuk meminimalkan antrean kendaraan di titik-titik rawan padat,” katanya.
Kedua, antisipasi arus masuk kendaraan dari luar DIY. Penguatan pengawasan dan manajemen lalu lintas dilakukan pada akses gerbang DIY yakni Tol Prambanan (Jogja–Solo) dengan penempatan posko statis guna pemantauan arus wisatawan dan pelaksanaan rekayasa lalu lintas bila terjadi penumpukan.
Kemudian pada Jembatan Kabanaran-Jalur Jalan Lintas Selatan (JJLS) dengan penempatan personel dan sarana pendukung untuk mengantisipasi lonjakan arus dari jalur selatan, terutama menuju kawasan pantai.
“Ketiga, koordinasi lintas sektor, karena pengelolaan lalu lintas memerlukan respons cepat lintas kewenangan, kami menjalin koordinasi terpadu dengan Polda DIY & seluruh Polres/Polresta, Balai Pengelola Transportasi Darat DIY, Dinas Perhubungan Kabupaten/Kota, Jasa Rahardja, Dinas PUP-ESDM DIY, serta stakeholder terkait lainnya,” ujarnya.
Koordinasi ini mencakup integrasi pemantauan, personel lapangan, penanganan cepat gangguan lalu lintas, dan penyampaian informasi publik. Keempat, pemantauan khusus kawasan wisata. Mengacu pada karakter arus Nataru, monitoring intensif dilakukan di simpang dan jalur menuju kawasan wisata.
“Antara lain Kawasan Malioboro-Kraton -Tugu, Prambanan dan sekitarnya, Kaliurang dan kawasan wisata lereng Merapi, Pantai Selatan Gunungkidul dan Kulonprogo, Jalur hotel, area kuliner, dan pusat perbelanjaan. Sejumlah personel, hingga rambu portabel, telah disiagakan. Bila terjadi overload arus kendaraan, rekayasa lalu lintas akan dilakukan secara cepat dan terkoordinasi,” katanya.
Dinas Perhubungan DIY mengimbau masyarakat untuk mematuhi aturan lalu lintas, menghindari parkir sembarangan, serta memanfaatkan teknologi informasi sebelum melakukan perjalanan. “Kami berkomitmen mendukung kelancaran mobilitas selama libur nataru agar aktivitas masyarakat, wisata, dan perekonomian dapat berlangsung dengan aman, tertib dan nyaman,” ungkapnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

3 hours ago
4
















































