E-Coli di Menu MBG Jadi Pemicu Keracunan 237 Pelajar Bantul

3 days ago 6

Harianjogja.com, BANTUL—Penyebab keracunan massal yang menimpa ratusan pelajar di Jetis, Bantul ternyata berasal dari menu Makan Bergizi Gratis (MBG) yang terpapar bakteri E-Coli. Hasil pemeriksaan menunjukkan bakteri E-Coli mencemari nasi MBG di Jetis. Pemerintah menghentikan operasional SPPG Sumberagung untuk evaluasi sanitasi.

Total 237 siswa dari lima sekolah menjadi korban: SMAN 1 Jetis, SMPN 3 Jetis, SMP Muhammadiyah Pulokasang, SDN 2 Bakulan, dan SMPN 1 Jetis.

Asisten Pemerintahan dan Kesejahteraan Rakyat Sekda Bantul, Hermawan Setiaji, menjelaskan sumber kontaminasi diduga berasal dari penyimpanan makanan yang tidak sesuai standar keamanan. Menurutnya, nasi yang dibiarkan terlalu lama di suhu ruang menjadi media ideal bagi bakteri untuk berkembang.

“Makanan matang yang dibiarkan lebih dari empat jam di suhu ruang berpotensi mengalami kontaminasi bakteri. Atau karena makanan masih panas sudah ditutup,” ujar Hermawan, Selasa (18/11).

Menindaklanjuti insiden ini, operasional Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) Sumberagung selaku penyedia paket menu MBG saat ini dihentikan sementara. Pemkab Bantul meminta pihak pengelola memenuhi seluruh persyaratan, termasuk kepemilikan Surat Laik Higiene Sanitasi (SLHS).

SPPG Sumberagung dijadwalkan berkoordinasi dengan Badan Gizi Nasional (BGN) Bantul untuk pemeriksaan lebih lanjut, sekaligus memastikan kelayakan fasilitas. “Saya belum cek lokasi tersebut, sudah terbit SLHS-nya atau belum,” kata Hermawan.

Dari total 105 SPPG aktif di Bantul, baru lima yang telah mengantongi SLHS. Pemerintah daerah pun akan melakukan evaluasi menyeluruh pada Jumat (20/11) terhadap semua penyedia layanan makanan. Langkah ini diambil untuk mencegah kejadian serupa terulang.

Kepala Dinas Kesehatan Bantul, Agus Widiyanta, menegaskan seluruh SPPG harus meningkatkan standar higienitas, terutama dalam proses penanganan makanan. Ia mengingatkan pentingnya memastikan penjamah makanan mencuci tangan, menjaga kebersihan lingkungan kerja, serta memperhatikan batas waktu penyimpanan.

“Pastikan penjamah makanan mencuci tangan pakai sabun dan air mengalir sebelum menyentuh bahan pangan. Serta penyimpanan makanan matang di suhu kamar tidak lebih dari empat jam,” kata Agus.

Selain itu, Dinkes meminta pengelola MBG memantau durasi distribusi agar makanan tidak berada di luar batas aman sebelum dikonsumsi siswa.

Read Entire Article
Jogja News Jogja Politan Jogja Ball Jogja Otote Klik News Makassar news