Gemetar dan Tidur Terganggu, Bisa Jadi Dampak Negatif Kafein

1 hour ago 1

Harianjogja.com, JAKARTA—Kafein dapat meningkatkan energi, tetapi konsumsi berlebihan justru memicu gangguan tidur, masalah pencernaan, hingga sakit kepala harian.

Menurut laporan Hindustan Times, Minggu, Ahli Gizi di Motherhood Hospital, Gurugram, Dr. Nisha mengatakan bahwa banyak orang tidak menyadari betapa cepatnya kafein dapat menumpuk dalam tubuh yang berdampak pada fisik maupun psikologis.

“Bahkan sedikit lebih banyak dapat menstimulasi sistem saraf secara berlebihan dan mengganggu tidur, pencernaan, dan suasana hati. Mendengarkan tanda peringatan awal tubuh menjadi langkah pertama menuju tingkat energi yang lebih sehat dan seimbang,” kata Dr. Nisha, Senin (24/11/2025).

Dr. Nisha mengatakan tanda peringatan awal tubuh kelebihan kafein seperti gemetar atau tidur terganggu. Adapun berikut lima tanda atau gejala tubuh kelebihan kafein, di antaranya:

Kafein memblokir adenosin, menstimulasi sistem saraf pusat secara berlebihan dan memicu pelepasan adrenalin berlebih, yang berdampak dapat memperburuk gangguan kecemasan, meningkatkan stres, serta memengaruhi fokus dan suasana hati.

Dengan waktu paruh 5–6 jam, kafein menunda siklus tidur nyenyak jika dikonsumsi terlalu sore. Dampak pada kesehatan seperti tidur buruk mengganggu proses pemulihan, imunitas, dan regulasi suasana hati.

Kelebihan kafein memicu adrenalin berlebih menstimulasi jantung hingga meningkatkan detak dan ketidakteraturan. Sebuah laporan oleh Journal of Psychopharmacology menunjukkan bahwa stres kardiovaskular dan palpitasi yang terus-menerus memerlukan evaluasi medis.

Penderitaan pencernaan berupa sering ke kamar mandi, kram perut, refluks asam, atau sakit lambung

Hal ini lantaran kafein bersifat diuretik, laksatif, dan meningkatkan produksi asam lambung, di mana berdampak pada kesehatan seperti dapat menyebabkan dehidrasi, malabsorpsi nutrisi, dan iritasi gastrointestinal.

Kafein menyempitkan pembuluh darah otak, dan penghentiannya menyebabkan pelebaran kembali yang memicu rasa sakit. Hal itu berdampak menunjukkan ketergantungan dan dapat menyebabkan siklus withdrawal yang menyakitkan.

Adapun kiat mengurangi konsumsi kafein seperti memperbanyak mengonsumsi air putih mendukung detoksifikasi, gunakan metode bertahap dengan mengurangi 25–50 mg setiap 3–4 hari untuk meminimalkan sakit kepala dan kelelahan.

Kemudian, bisa mengganti dengan teh hijau, teh hitam, atau kopi tanpa kafein, serta tetapkan batas waktu kafein seperti tidak mengonsumsinya sebelum pukul 12.00–14.00 untuk menghindari gangguan tidur.

Namun, jika tubuh mengalami gejala berat seperti detak jantung tidak beraturan, nyeri dada, kecemasan ekstrem, atau serangan panik, segera hubungi dokter.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber : Antara

Read Entire Article
Jogja News Jogja Politan Jogja Ball Jogja Otote Klik News Makassar news