Harianjogja.com, JOGJA—Harga kopi dunia jatuh tajam setelah Presiden AS Donald Trump mencabut tarif impor 40% untuk produk pertanian Brasil, langkah yang langsung mengguncang pasar mengingat peran Brasil sebagai pemasok kopi terbesar bagi Amerika Serikat.
Menurut European Supermarket Magazine, kebijakan pencabutan tarif ini didorong oleh tingginya tekanan publik terhadap pemerintahan Trump akibat kenaikan harga pangan yang terjadi sejak awal tahun. Lonjakan harga kopi ritel di AS yang telah mencapai 40% secara tahunan pada September lalu menjadi salah satu faktor pendorong utama keputusan ini. Kebijakan terbaru ini juga mengikuti langkah serupa yang diumumkan pekan lalu mengenai pencabutan bea masuk untuk kopi dan komoditas pertanian lainnya dari beberapa negara produsen.
Dampak pada Pasar
Penurunan harga terlihat jelas pada berbagai jenis kopi:
- Harga berjangka kopi arabika ICE (kontrak KCc2) turun 4,4% menjadi US$ 3,6020 per pon, setelah sempat anjlok lebih dari 6% ke posisi terendah dalam dua bulan.
- Harga robusta LRCc2, yang biasa digunakan untuk kopi instan, turun 4,2% menjadi US$ 4.438 per metrik ton, setelah sebelumnya mengalami penurunan hingga 8%.
Seorang pedagang kopi global yang berbasis di Eropa mengungkapkan bahwa pasar masih dalam fase penyesuaian atas kebijakan terbaru AS ini.
"(Kita) butuh pasar untuk mencerna ini. Penurunan lebih lanjut? Mungkin tetapi saya tidak yakin kita akan turun di bawah US$ 3/lb. Kalaupun ada, saya akan menjadi pembeli," ujarnya.
Sementara itu, seorang pialang kopi di London menilai penurunan harga saat ini lebih merupakan reaksi berlebihan pasar. "(Langkah itu) tampaknya lebih mengejutkan daripada yang seharusnya," pungkasnya.
Faktor Penahan Penurunan
Meskipun harga mengalami penurunan, beberapa faktor fundamental masih mendukung harga kopi:
- Panen arabika diperkirakan mengalami defisit
- Stok bersertifikat berada pada level rendah
- Risiko fenomena La Nina berpotensi mengganggu produksi
- Dampak banjir dan tanah longsor di Vietnam, produsen robusta terbesar dunia, yang telah menewaskan 41 orang hingga Kamis dan menghambat distribusi hasil panen.
Kondisi ini menunjukkan bahwa meskipun kebijakan AS memberikan tekanan jangka pendek pada harga, faktor-faktor fundamental di sisi pasokan masih dapat memberikan dukungan terhadap harga kopi dalam jangka menengah.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

21 hours ago
3

















































