Harga Sewa Rumah Susun di Bantul Murah, Tapi Belum Banyak yang Tahu

1 month ago 20

Harianjogja.com, BANTUL–Beberapa warga Bantul memilih tinggal di rumah susun sederhana sewa (rusunawa) lantaran harga sewa yang dinilai lebih murah daripada rumah kontrakan. Namun, masih ada puluhan kamar di rusunawa Bantul yang tidak dihuni. Dinas Pekerjaan Umum, Perumahan dan Kawasan Permukiman (DPUPKP) Bantul menilai belum banyak warga yang mengetahui keberadaan rusunawa tersebut menjadi penyebabnya. 

Salah satu penghuni Rusunawa Projotamansari IV Tamanan, Tri Buntoro, 35, menyampaikan dia bersama dengan istri dan kedua anaknya tinggal di rusunawa tersebut sejak Maret 2024. Sebelumnya, dia tinggal di Rusunawa Bener, Tegalrejo, Kota Jogja, sekitar satu tahun. Namun, karena dia bekerja di Tamanan, Bantul, maka dia memutuskan untuk pindah ke Rusunawa Projotamansari 4 Tamanan. 

“[Tinggal di rusunawa] karena murah, terus dekat dengan pekerjaan. Sekarang daripada kita kontrak rumah mendingan rusunawa kalau saya, karena fasilitasnya sudah lengkap juga [rusunawa],” ujarnya, Minggu (8/12/2024). 

Tri mengaku setiap bulan dia menghabiskan sekitar Rp580 ribu untuk membayar sewa kamar, listrik, dan sampah disana. Harga tersebut menurutnya sebanding dengan fasilitas yang didapatnya. 

Di rusunawa tersebut dia menempati hunian dengan tipe 36 yang memiliki dua kamar tidur, ruang tamu, satu dapur, dan satu kamar mandi. Disana, sudah disediakan tempat tidur, lemari, sofa, meja, kloset duduk, dan shower. 

Saat ini, dia bersama keluarganya mengaku nyaman tinggal di rusunawa. Tri yang memiliki dua orang anak yang masih balita tersebut mengaku fasilitas yang disediakan di rusunawa tersebut dengan harga sewa yang dibayarkan sebanding.

Namun, dia sadar tidak dapat tinggal di sana dalam jangka waktu yang lama. Sebab, ada batasan maksimal bagi penghuni yang tinggal disana. Pemkab Bantul mengatur satu periode masa sewa hingga paling lama tiga tahun dan dapat diperpanjang satu kali periode. 

“Kalau dibilang nyaman ya nyaman, tetapi kan setiap orang kan pengen punya rumah. Enggak tahu nanti bagaimana,” katanya. 

Tri mengaku sebagai pekerja di Bantul dengan upah minimum kabupaten yang didapat hanya sekitar Rp2,2 juta per bulan membuatnya kesulitan untuk membeli hunian. 

“Tanah di Jogja mahal banget, sedangkan UMR di Jogja rendah banget. UMR kita Rp2,4 juta, dengan harga tanah yang bisa mencapai lebih dari Rp1 juta, kayak hal yang mustahil cari tanah di Jogja,” ujarnya. 

Menurutnya, perlu ada peningkatan upah pekerja sehingga pekerja di Bantul mampu membeli hunian. Menurutnya, tinggal di rusunawa hanya sementara karena ada batas waktu untuk tinggal disana. 

“Ini [tinggal di rusunawa] kan hanya sementara,” ujarnya. 

Sementara penghuni Rusunawa Projotamansari IV lainnya, Murti Dwi Rahayu, 31, mengaku memilih tinggal di rusunawa karena harganya dinilai terjangkau. Dia mengaku telah tinggal disana sekitar setahun lebih empat bulan tinggal disini. Sebelumnya, dia bersama dengan suami dan dua orang anaknya yang masih balita tinggal di kosan. Menurutnya, tinggal di rusunawa lebih nyaman dibandingkan kosan. 

“Karena harganya murah dibandingkan dengan kos-kosan, fasilitasnya juga lengkap, dan agak luas buat anak-anak lari-lari,” ujarnya. 

Setiap bulan Dwi menghabiskan sekitar Rp550 ribu untuk membayar biaya sewa, listrik dan sampah. 

Dia mengaku sebelumnya tidak mengetahui mengenai keberadaan rusunawa tersebut. Informasi mengenai rusunawa tersebut didapat dari temannya. Setelah tahu keberadaan rusunawa tersebut, dia lantas mendaftarkan diri menjadi calon penghuni rusunawa. 

Dia mengaku proses mendaftar menjadi penghuni rusunawa terkesan cepat. DIa memakan waktu sekitar sebulan. 

Dia mengaku nyaman tinggal di rusunawa. Menurutnya, fasilitas yang didapat dari rusunawa tersebut memadai. 

“Sampai selesai kayaknya, karena harga dan fasilitas yang ada. Di [lantai] bawah ada perosotan, ayunan kalau anak-anak bosen main di atas [kamar rusunawa],” ujarnya. 

Sementara Kepala UPTD Rusunawa, Sanitasi, dan Pemakaman, DPUPKP Bantul, Muh. Zukri mengaku keberadaan rusunawa tersebut untuk menyediakan hunian dengan harga sewa terjangkau bagi MBR dan pekerja di Bantul. 

“Kalau dibandingkan dengan kontrakan di luar lebih murah [rusunawa],” ujarnya. 

Pemkab Bantul memiliki beberapa rusunawa yang berada di empat lokasi yang berbeda, yaitu  Rusunawa Projotamansari I yang berada di Panggungharjo, Sewon; Rusunawa Projotamansari II yang berada di Ngestiharjo, Kasihan; Rusunawa Projotamansari III yang berada di Pringgolayan, Banguntapan; dan Rusunawa Projotamansari IV yang berada di Tamanan, Banguntapan. Rusunawa tersebut peruntukannya berbeda-beda, Rusunawa Projotamansari I hingga III bagi masyarakat berpenghasilan rendah (MBR), dan Rusunawa Projotamansari IV bagi pekerja. 

Pemkab Bantul menetapkan harga sewa yang berbeda-beda untuk rusunawa tersebut. Untuk Rusunawa Projotamansari I hingga III dikenakan Rp150 ribu per bulan untuk penghuni lantai 5, Rp175 ribu per bulan untuk penghuni lantai 4, Rp200 ribu per bulan untuk penghuni lantai 3, Rp225 ribu per bulan untuk penghuni lantai 2, dan Rp125 ribu per bulan untuk penghuni lantai 1 khusus disabilitas. 

Sementara harga sewa untuk Rusunawa Projotamansari IV untuk rusunawa pekerja lajang dikenakan Rp100 ribu per bulan untuk penghuni lantai 5, Rp125 ribu per bulan untuk penghuni lantai 4, Rp150 ribu per bulan untuk penghuni lantai 3, Rp175 ribu per bulan untuk penghuni lantai 2, Rp200 ribu per bulan untuk penghuni lantai 1, dan Rp150 ribu per bulan untuk penghuni lantai 1 khusus disabilitas. 

Kemudian untuk Rusunawa Projotamansari IV untuk rusunawa keluarga dikenakan Rp400 ribu per bulan untuk penghuni di lantai 5, Rp425 ribu per bulan untuk penghuni lantai 4, Rp450 ribu per bulan untuk penghuni lantai 3, Rp475 ribu per bulan untuk penghuni lantai 2, Rp425 ribu per bulan untuk penghuni lantai 1 khusus disabilitas. 

Tipe ruangan untuk setiap rusunawa berbeda-beda. Rusunawa Projotamansari I hingga III, serta Rusunawa Projotamansari IV untuk pekerja lajang bertipe 24, sementara Rusunawa Projotamansari IV untuk keluarga bertipe 36. 

Sementara kapasitas rusunawa di Bantul tersebut mencapai ratusan kamar. Rusunawa Projotamansari I ada dua blok, Rusunawa Projotamansari III ada satu blok, Rusunawa Projotamansari III ada dua blok, dan Rusunawa Projotamansari IV ada dua blok. Kapasitas Rusunawa Projotamansari I hingga III mencapai 96 kamar per blok. Kemudian, Rusunawa Projotamansari IV untuk keluarga mencapai 66 kamar dan pekerja lajang 104 kamar.

Meski begitu, menurutnya, masih ada puluhan kamar yang kosong hingga saat ini. 

“[Keterisian] Sudah lebih dari 50%. Ada banyak permohonan yang masuk, kita setiap bulan ada pemanggilan,” ujarnya. 

Dia pun mengaku selama ini kapasitas rusunawa belum pernah terisi penuh. Hal itu menurutnya karena belum banyak warga yang mengetahui keberadaan rusunawa tersebut. Selain itu menurutnya, pihaknya juga mengosongkan beberapa kamar yang digunakan sebagai cadangan apabila ada kamar yang mengalami kerusakan. 

“Karena kita ada juga, harus mengosongkan, ada hunian cadangan. Hunian cadangan dimaksudkan ada perbaikan, bisa dipindah sementara, tidak harus untuk cadangan. Nanti report. Kurang dari 10% [kamar cadangan],” katanya. 

Dia menyampaikan pihaknya memprioritaskan penghuni rusunawa bagi warga yang belum pernah menghuni disana. Penghuni disana diberikan periode selama tiga tahun untuk tinggal di rusunawa. Kemudian, penghuni rusunawa akan dapat memperpanjang kembali selama satu periode.

Menurutnya, masih banyak warga yang tidak mengetahui keberadaan rusunawa tersebut menjadi penyebab masih ada puluhan kamar yang kosong. Pihaknya berupaya agar lebih banyak masyarakat yang mengetahui mengenai rusunawa tersebut. 

“Kadang masyarakat belum tahu, kadang kita sosialisasi dan kasih informasi lewat brosur,” ujarnya. 

Dari situ, masyarakat dapat mengakses informasi mengenai syarat menjadi penghuni rusunawa, dan fasilitas yang didapat penghuni. Calon penghuni rusunawa pun dapat menghubungi nomor yang tercantum di brosur tersebut, sehingga tidak perlu menanyakan langsung terkait rusunawa ke UPTD Rusunawa. (Stefani Yulindriani)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Read Entire Article
Jogja News Jogja Politan Jogja Ball Jogja Otote Klik News Makassar news