Foto ilustrasi panggung pertunjukan. / Freepik
JOGJA—Asosiasi Pertunjukan Seni Nusantara (Asitantra) DIY akan mempertunjukkan pentas K’WARI pada 13 Desember 2024. Cerita dengan lakon Misteri Bengawan Sore: Ampak-Ampak ing Panolan akan tersaji dalam kolaborasi ketoprak, wayang, dan tari.
Ini kisah tentang perebutan tahta kekuasaan. Raden Pangesthi Kujana murka. Dia merasa haknya menjadi raja tersandera oleh Waliyul Amri, sekelompok orang yang memegang otoritas di kerajaan. Waliyul Amri memberikan tahta keprabon kepada Sujalma, sesama anak raja namun beda ibu.
Tidak hanya saat memberikan tahta, Raden Pangesthi merasa Waliyul Amri sudah melangkahinya sejak jauh-jauh hari, saat mereka memilih Adipati Unus menggantikan ayahnya sebagai sultan. Pada abad XV hingga XVI itu, sistem monarki tidak berlaku paugeran sebagaimana di kerajaan-kerajaan Nuswantara. Putra lelaki tertua tidak praktis menjadi putra mahkota yang kemudian diproyeksikan menjadi raja.
Kerajaan memiliki paugeran sendiri. Segala keputusan penting harus mendapat palilah dalam rapat Waliyul Amri. Kondisi ini yang salah satunya menjadi pemicu kondisi yang akan pelik ke depannya.
Penulis naskah Misteri Bengawan Sore: Ampak-Ampak ing Panolan, Joko Santosa, mengatakan terjadi beberapa kali perubahan judul hingga sampai versi terakhir ini. Ampak-ampak bisa diartikan sebagai kabut mendung berwarna hitam. Sementara Panolan merupakan tempat yang versi aslinya berada di Jipang.
Meski tema cerita tentang kerajaan, naskah yang Joko tulis tahun 2023 ini seakan merefleksikan kondisi yang terjadi di Indonesia saat ini. “Sebetulnya yang ada sekarang ini hanya copy paste [dari masa lalu]. Mau bicarakan apapun, misal LGBT, dulu namanya wandu, sekarang ada narkoba, dulu namanya madat, berbagai hal itu yang kemudian merusak suatu negara,” kata Joko, Minggu (8/12/2024).
Dalam serangkaian cerita tersebut, banyak hal yang akan dibahas, dari dinamika kekinian, geopolitik, oligarki, hingga bonus demografi. Dalam bonus demografi misalnya, kondisi ini bisa menjadi pisau bermata dua. Di satu sisi, angkatan kerja Indonesia berada dalam jumlah yang tinggi. Namun di sisi lain, saat tidak ada lapangan pekerjaan yang mumpuni, maka satu sama lain akan saling ‘merebut kursi’.
Sebanyak 42 orang anggota Asitantra DIY akan berbaur, menampilkan ketoprak, wayang, dan tari atau K’WARI. Sajian akan semakin lengkap dengan sentuhan seni modern seperti syair, teater, dan pantomim. “Kami berusaha membuat perpaduan berbagai seni tersebut menyatu dan tidak terkesan seperti mozaik atau potongan-potongan,” katanya.
Penampilan Misteri Bengawan Sore: Ampak-Ampak ing Panolan berdurasi 2,5 jam tersebut akan berlangsung di Ndalem Sekarwangi Resto, Jumat (13/12/2024) mulai pukul 19.33 WIB. Visi dari pemilihan tanggal pertunjukkan mengambil momen setelah hiruk pikuk pesta demokrasi.
“Itu kan banyak teman-teman kita yang berbeda pilihan. Setelah selesai kan harus didinginkan juga," katanya. "Disatukan, didinginkan lewat budaya, lewat kesenian ini agar semua bisa kembali lagi bersilaturahmi menjadi teman dan kawan menjadi sahabat lagi."
Bertemunya Seniman Senior dan Muda
Pertunjukkan K’WARI dengan lakon Misteri Bengawan Sore: Ampak-Ampak ing Panolan menjadi ruang bertemunya seniman senior dan muda di Jogja. Mereka saling belajar, dengan semangat yang sama berupa hidup dari dan menghidupi kebudayaan.
Salah satu penampil, Yati Pesek, mengatakan selama latihan, dia senang melihat semangat para seniman muda. Para seniman muda ini yang kemudian hari akan menjadi penerusnya di bidang kesenian dan kebudayaan. “Dengan semangat bersama ini, kesenian dan kebudayaan Jawa tidak akan punah,” katanya.
Dalam Ampak-Ampak ing Panolan, Yati Pesek bersama Yani Saptohoedojo, akan berperan sebagai pembantu di kerajaan. Mereka menjadi pihak yang mengajarkan para anak-anak raja budi pekerti dan tata krama. Meskipun ada jarak usia yang jauh antara seniman senior dan muda, Yani tidak merasa ada gap selama latihan. Justru hadirnya para seniman muda bisa menularkan semangatnya pada yang senior.
“Dengan pertunjukkan ini, supaya anak muda Jogja ikut membuat sesuatu juga, supaya tergerak lagi. Saat ini sebagian anak muda jarang saling menyapa dan menurun rasa kekeluargaannya, dengan sering mengadakan pentas seni seperti ini, semoga bisa kembali lagi seperti dulu, dengan saling bertukar ilmu selama prosesnya,” kata Yani.
Pengisi pentas lainnya, Pritt Timothy, melihat guyubnya para seniman Jogja, termasuk dalam persiapan gelaran Ampak-Ampak ing Panolan. Ada sambung rasa antar seniman yang lintas profesi. Semua bertemu dan saling berbagi pengalaman.
“Pentas ini sebagai upaya untuk uri-uri kebudayaan, khususnya Jawa. Pentas ini terbuka, artinya tidak menutup kemungkinan banyak orang baru yang datang, termasuk para penonton dari kalangan anak muda,” katanya. (***)
Tentang Pertunjukan
Judul: Lakon Misteri Bengawan Sore: Ampak-ampak ing Panolan
Penulis Naskah: Joko Santosa
Pimpinan Produksi: Sigit Sugito
Sekretaris produksi: Anastasia Hestuti
Bendahara Produksi: Arya Aryanto
Supervisi: Bimo Wiwohatmo
Sutradara: Nano Asmorodono
Pengacara Adegan:
- Dwi Ayin
- Wijie
Bintang Tamu:
- Yati Pesek
- Dalijo Angkring
- Pritt Timothy
MC: Devi
Sie Usaha Dana:
- Arum
- Rio Candra
Sie Undangan: Padmini
Sie Konsumsi:
- Nunik
- Hapsari
Tim Artistik:
- Bambang Haryono
- Ki Mujar Sanksekerta
Penata iringan: Fani
Efek: Eko
Penata tari: Isti Pasri DIY
Sie Perlengkapan: Hasfi Asmaralaya
Sie Kostum dan Make Up: Cici Masitoh
Stage Manager: Rengga Dian S.
Tanggal: 13 Desember 2024.
Waktu: 19.33 WIB.
Lokasi: Sekarwangi Resto
Durasi: 2,5 jam.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News