CIANJUR—Ikatan Dokter Indonesia (IDI) Cabang Cianjur, Jawa Barat terus menginovasikan berbagai program dan edukasi kesehatan yang berfokus pada pencegahan penyakit serta peningkatan kualitas hidup. Salah satu yang dilakukan adalah penyuluhan kesehatan terkait Angka Kematian Ibu (AKI) dan Angka Kematian Bayi (AKA).
Dalam laman resmi IDI Cabang Cianjur (https://idicianjur.org/) disebutkan bahwa AKI mengacu pada jumlah ibu yang meninggal dunia akibat komplikasi selama kehamilan, persalinan, atau masa nifas, sementara AKB mencerminkan jumlah bayi yang meninggal sebelum mencapai usia satu tahun. Kedua indikator ini menjadi tolak ukur penting dalam menilai kualitas layanan kesehatan suatu daerah.
Faktor kematian ibu dan bayi dapat disebabkan oleh berbagai aspek medis, sosial, dan sistemik. Berikut adalah beberapa faktor utama:
Faktor Kematian Ibu:
- Komplikasi Medis
- Pendarahan postpartum (setelah melahirkan): Salah satu penyebab utama kematian ibu, sering terjadi karena kurangnya penanganan yang cepat.
- Preeklamsia dan eklamsia: Tekanan darah tinggi selama kehamilan yang dapat menyebabkan kejang, kerusakan organ, atau bahkan kematian.
- Infeksi (sepsis): Infeksi selama atau setelah persalinan yang seringkali disebabkan oleh prosedur kebersihan yang tidak memadai.
- Abortus tidak aman: Kehamilan yang diakhiri dengan cara yang tidak aman atau ilegal.
- Komplikasi selama persalinan: Misalnya, posisi bayi sungsang atau macetnya kepala bayi.
- Kurangnya Perawatan Antenatal
- Pemeriksaan kehamilan yang tidak memadai meningkatkan risiko komplikasi tidak terdeteksi.
Faktor Sosial dan Ekonomi - Kemiskinan: Membatasi akses ke layanan kesehatan berkualitas.
- Pernikahan dini: Wanita muda lebih berisiko mengalami komplikasi kehamilan.
- Kurangnya pendidikan: Pengetahuan tentang kesehatan kehamilan sering kali kurang.
- Keterbatasan Layanan Kesehatan
- Fasilitas yang kurang memadai: Tidak adanya peralatan medis atau tenaga kesehatan yang kompeten.
- Akses terbatas ke rumah sakit: Karena jarak, transportasi, atau biaya.
Faktor Kematian Bayi:
- Komplikasi Neonatal
- Prematuritas: Bayi lahir sebelum waktunya lebih rentan terhadap masalah kesehatan seperti gangguan pernapasan dan infeksi.
- Asfiksia lahir: Kekurangan oksigen saat proses kelahiran.
- Infeksi neonatal: Seperti sepsis, pneumonia, atau meningitis.
- Masalah Gizi
- Gizi buruk: Bayi yang kekurangan nutrisi lebih rentan terhadap penyakit dan perkembangan yang lambat.
- Kurangnya ASI eksklusif: ASI melindungi bayi dari infeksi dan mendukung sistem imun mereka.
- Kondisi Lingkungan: Sanitasi yang buruk: Meningkatkan risiko infeksi, Air minum yang tidak bersih: Penyebab diare yang mematikan bagi bayi.
- Kurangnya Perawatan Kesehatan
- Tidak adanya imunisasi, pemeriksaan rutin, atau pengobatan yang tepat waktu.
- Faktor Sosial: Pernikahan dini ibu: Bayi dari ibu yang sangat muda sering memiliki berat badan lahir rendah atau masalah kesehatan lainnya.
- Kemiskinan dan pendidikan: Membatasi akses ke layanan kesehatan dan informasi tentang perawatan bayi.
Langkah-Langkah Penyuluhan IDI Cianjur
Edukasi untuk Ibu Hamil dan Keluarga. Dalam penyuluhan, IDI Cianjur memberikan informasi tentang pentingnya perawatan antenatal (ANC) secara rutin, pola makan sehat, dan tanda-tanda bahaya selama kehamilan.
Peningkatan Kesadaran tentang Persalinan Aman. IDI Cianjur mengimbau para ibu untuk memilih persalinan di fasilitas kesehatan yang dilengkapi tenaga medis terlatih untuk menghindari risiko komplikasi.
IDI Cianjur berharap, melalui program edukasi dan penyuluhan ini, masyarakat dapat lebih memahami pentingnya kesehatan ibu dan anak. Dengan melibatkan berbagai pihak, termasuk pemerintah daerah dan organisasi masyarakat, IDI Cianjur optimis dapat menurunkan AKI dan AKB di Kabupaten Cianjur secara signifikan.
Untuk informasi lebih lanjut tentang program kesehatan ibu dan anak serta kegiatan lainnya, masyarakat dapat mengunjungi situs resmi IDI Cianjur di idicianjur.org. Situs ini menyediakan berbagai informasi penting tentang layanan kesehatan dan panduan yang bermanfaat bagi masyarakat. (***)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News