PADANG, KLIKPOSITIF- Provinsi Sumatera Barat (Sumbar) dapat mempertahankan prediket Provinsi terinovatif selama 8 kali secara berturut. Sejak 2018 sampai 2025 dapat mempertahankan posisi sebagai Provinsi Terinovatif dalam pagelaran Inovative Goverment Award (IGA) yang digagas oleh Badan Strategi Kebijakan Dalam Negeri Kementrian Dalam Negeri Republik Indonesia (BSKDN Kemendagri RI).
Prestasi terbaik yang telah dicapai adalah Sebagai Juara I Provinsi Terinovatif untuk Regional Sumatera dan Juara II Provinsi Terinovatif Tingkat Nasional.
Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan Sumatera Barat (Balitbang Sumbar) Febrina Tri Susila Putri, menyampaikan, prestasi dapat dipertahankan berkat dukungan Gubernur Sumbar dalam bentuk komitmen untuk terus mewujudkan penguatan Ekosistem Inovasi dan semangat OPD di Sumbar untuk terus berinovasi dalam memberikan pelayanan terbaik bagi masyarakat Sumbar.
Febrina menjelaskan, komitmen tersebut antara lain dalam bentuk berbagai regulasi seperti perjanjian kinerja. Gubernur mewajibkan 1 (satu) Eselon III memiliki inovasi minimal 1 (satu) inovasi setiap tahun yang dijadikan sebagai salah satu indikator penilaian.
Pada proses inovasi, Gubernur berkomitmen memberikan reward berupa pemberian penghargaan, dukungan penganggaran terhadap inovasi. Sebaliknya diterapkan juga punishment berupa evaluasi dan teguran kepada perangkat daerah yang tidak berinovasi. Jejaring inovasi juga dibangun dengan Kemendagri, LAN, Perguruan Tinggi dan stage holder lainnya.
Balitbang Sumbar sebagai pengelola inovasi Sumbar, juga berkomitmen untuk terus melakukan berbagai inovasi dalam rangka meningkatkan pelayanan kepada masyarakat.
Terdapat 3 inovasi tambahan inovasi Balitbang yang masuk tahap penerapan pada tahun 2025 yaitu :
1. Tedi Ceting (Tepung Dadiah untuk Pencegah Stunting)
2. Lameh Kesa (Gula Merah dari Kelapa Sawit)
3. Litbang Insight Sumbar
*Inovasi Tedi Ceting*
Inovasi Tedi Ceting digagas dalam rangka melestarikan pangan lokal Sumatera Barat/Minangkabau yang mulai tidak dikenal oleh generasi muda saat ini yaitu dadiah. Dadiah merupakan pangan lokal yang kaya nutrisi dan probiotik (Bakteri Asam Laktat/BAL). BAL sangat penting dalam kesehatan tubuh terutama pencernaan manusia.
Pangan lokal Minangkabau ini hampir tidak dikenal lagi oleh generasi muda. Dengan keunggulannya yang kaya nutrisi dan probiotik, dadiah berpotensi dimanfaatkan dalam program pencegahan stunting.
Balitbang Provinsi bekerjasama dengan peneliti dari Fateta Unand melakukan perekayasaan dadiah menjadi tepung dadiah aneka rasa dengan tetap mempertahan nilai BALnya dalam jumlah yang tinggi.
Tepung dadiah digunakan dalam mengolah Ampiang Dadiah Kering atau Ampiang Dadiah Kriuk dan Makanan Pendamping ASI sehingga disukai oleh anak-anak dan bayi.
Agar penerima manfaat inovasi ini lebih banyak dilaksanakan Diseminasinya kepada OPD terkait di Kabupaten/Kota dan alih teknologinya kepada UMKM/masyarakat Dilaksanakan pula dan kader posyandu.
Selain bermanfaat untuk pencegahan stunting, penerima manfaat Inovasi Tedi Ceting memiliki peluang untuk memperoleh matapencaharian baru atau peningkatan pendapatannya melalui bisnis berbagai makanan dan minuman berbahan tepung dadiah seperti makanan Ampiang Dadiah Kering/Kriuk, Es Krim Dadiah, Juz buah dicampur dadiah, MPASI berbasis tepung dadiah dan sebagainya.
*Inovasi Lameh Kesa (Gula Merah dari Kelapa Sawit)*
Inovasi Lameh Kesa (Gula Merah dari Kelapa Sawit) digagas dalam rangka membantu meningkatkan pendapatan petani/masyarakat yang memiliki kebun sawit atau buruh di kebun sawit dengan memanfaatkan pohon sawit hasil replanting.
Pohon sawit hasil replanting ditampung niranya untuk dijadikan gula merah. Selama ini gula dari nira batang sawit hasil replanting sulit untuk mengkristal sehingga dicampur dengan gula pasir, artinya menambah biaya produksi.
Dalam rangka menekan biaya produksi tersebut dan meningkatkan kualitas gula merah yang dihasilkan, dilakukan inovasi melalui penelitian dan perkayasaan gula merah sawit sehingga diperoleh gula merah sawit murni tanpa campuran gula pasir.
Agar inovasi ini lebih dikenal lebih luas dan lebih banyak penerima manfaatnya dilakukan Difusi Inovasi dan Penerapan Teknologi Pengolahan Gula Sawit dalam bentuk Alih Teknologi dari Tim Peneliti dan Praktisi kepada petani/masyarakat di Kabupaten Pasaman Barat.
Adanya inovasi Lameh Kesa batang saeit hadil replanting yang berpotensi mencemari lingkungan dapat diolah menjadi gula merah. Artinya dari bahan yang berpotensi mencemari lingkungan dapat diolah menjadi produk yang memiliki nilai ekonomi.
*Inovasi Litbang Insight Sumbar*
Litbang Insight Sumbar merupakan inovasi berbetuk platform berbasis web yang menyajikan informasi penelitian dari Badan Penelitian dan Pengembangan Provinsi Sumatera Barat secara lebih terstruktur dan mudah diakses.
Melalui tampilan yang sederhana dan informatif, pengunjung dapat melihat daftar penelitian beserta abstraknya serta mengajukan permintaan akses dokumen lengkap apabila dibutuhkan.
Platform ini dihadirkan untuk meningkatkan keterbukaan informasi dan mendukung pemanfaatan hasil penelitian dalam pengambilan keputusan dan kebutuhan publik.
Melalui inovasi Litbang Insight Sumbar, pengunjung web dapat dengan mudah mengakses hasil-hasil penelitian yang telah dilakukan oleh Balitbang Provinsi Sumbar. Dengan mengakses Litbang Insight Sumbar, diharapkan penerima manfaat seperti dinas/instansi yang membutuhkan h

19 hours ago
5
















































