JAFF 2024 Resmi Ditutup, Ini Dia Daftar Lengkap Pemenangnya

1 month ago 21

JAFF 2024 Resmi Ditutup, Ini Dia Daftar Lengkap Pemenangnya Para juri berfoto bersama seusai konferensi pers pengumuman pemenang JAFF 19 di ARTOTEL Suites Bianti, Yogyakarta. - Istimewa

JOGJA—Gelaran Jogja-NETPAC Asian Film Festival (JAFF), festival internasional terbesar dan konsisten diselenggarakan sejak 2006 di Jogja. Festival yang tahun ini memasuki edisi ke-19 dan digelar dengan tema Metanoia tersebut resmi ditutup, Minggu (8/12/2024).

Melalui closing ceremony di hadapan para undangan penonton hari terakhir, diumumkan film Happyend karya sutradara Neo Sora meraih penghargaan tertinggi Golden Hanoman dan Viet and Nam karya sutradara Trương Minh Quý meraih Silver Hanoman. Selain itu, film Yohanna karya sutradara Razka Robby Ertanto terpilih menjadi pemenang penghargaan Indonesian Screen Awards sekaligus untuk 5 kategori, yaitu Best Film, Best Storytelling dan Best Director (Razka Robby Ertanto), Best Performance (Laura Basuki, Kirana Putri Grasela, Iqua Tahlequa) serta Best Cinematography (Odyssey Flores).

Sejak dimulai pada 30 November yang lalu, hingga hari terakhir ini tercatat lebih dari 24,000 pengunjung JAFF turut merayakan sinema Asia yang terus bertransformasi mencapai keunggulan.

Transformasi berkelanjutan sinema Asia tidak hanya merefleksikan pencapaian industri film yang terus bergerak tetapi juga menjadi refleksi manusia Asia yang terus memberikan support guna melewati segala tantangan global yang melanda kita semua terutama setahun terakhir ini.

“JAFF yang semakin dewasa ini terasa juga dari respons semua penonton dan pesertanya di tahun ini. Semoga semua bentuk antusiasme dan umpan balik dari semua peserta JAFF #19 ini turut menjadi pendorong dan penggerak semakin bergairahnya perfilman Indonesia selama setahun mendatang,” ujar Direktur JAFF, Ifa Isfansyah.

Festival yang berlangsung selama delapan hari ini, menyelenggarakan sejumlah program non-screening seperti public lecture, workshop, forum komunitas serta pelatihan untuk filmmaker.

Salah satu di antaranya adalah Masterclass bersama Tsai Ming Liang, tokoh sinema kontemporer yang berpengaruh, terutama dalam gelombang baru sinema Taiwan.

Program ini menjadi salah satu yang paling dinanti bahkan sampai diikuti para filmmaker senior seperti Riri Riza, Mira Lesmana, Kamila Andini, dan Ifa Isfansyah. Tiga film Tsai Ming Liang juga diputar selama JAFF, yaitu Vive L’Amour (1994), Goodbye, Dragon Inn (2003), dan Abiding Nowhere (2024).

Setiap tahunnya, JAFF selalu berupaya untuk mengurasi pilihan film yang semakin beragam agar penonton dan pengunjung festival mendapatkan pengalaman sinematik yang semakin lengkap dan mengesankan.

Tahun ini, program Nocturnal, penayangan film-film di jam menjelang tengah malam atau midnight show juga kembali diadakan dan menarik minat banyak penonton. Hadir pula program cinematic concert yang tahun ini tidak hanya menampilkan satu, namun dua pertunjukan, yaitu film

Samsara dengan iringan musik live serta penampilan kolaborasi Sal Priadi dan Kunto Aji.

Keduanya mendapatkan apresiasi yang begitu besar dari penonton, terlihat dari penonton yang memenuhi ruang pertunjukan.

Keragaman sajian yang ditujukan sebagai apresiasi terhadap ragam karya yang telah tercipta khususnya selama setahun terakhir di sinema Asia.

“Tahun ini kami kembali menghadirkan Bioskop Bisik untuk teman-teman buta dan tuli dengan berharap inklusivitas festival yang menjadi karakter JAFF dapat terus terjaga dan dilakukan secara konsisten. Kemudian penambahan program cinematic concert yang full booked, penayangan program Layar Anak Indonesiana yang begitu ramai dengan partisipasi anak dan keluarga serta penayangan program Nocturnal adalah cara kami untuk menjadi etalase bagi keragaman karya dan keragaman pelaku industri film yang ada,” tutur Direktur Eksekutif JAFF, Ajish Dibyo.

“Ke depannya, kami ingin terus mempertahankan semangat keberagaman dengan kembali berinovasi untuk menghadirkan bentuk-bentuk yang baru dan semakin kreatif lagi.”

Berikut Daftar Pemenang JAFF #19

MAIN COMPETITION

Jury Member: Amanda Nell EU| Gina S. Noer | Julien Rejl

GOLDEN HANOMAN

Happyend - Director Neo Sora

SILVER HANOMAN

Viet and Nam - Director Trương Minh Quý

NETPAC AWARD

Jury Member: Ariani Darmawan | Intan Paramaditha | Latika Padgaonkar

PEMENANG

Ma - Cry of Silence - Director The Maw Naing

BLENCONG AWARD

Jury Member: Anggun Priambodo | Oh Jung-Wan | Sheila Dara Aisha

WINNER

When the Wind Rises - Director Hung Chen

SPECIAL MENTION FOR LIGHT OF ASIA SECTION

WINNER

Anita, Lost in the News - Director Behzad Nalbandi

INDONESIAN SCREEN AWARDS

JURY MEMBER: Anthony Chen | Liz Shackleton | Shozo Ichiyama

BEST FILM

Yohanna – Director Razka Robby Ertanto

BEST DIRECTING

Yohanna –  Director Razka Robby Ertanto

BEST STORYTELLING

Razka Robby Ertanto – Film Yohanna

BEST PERFORMANCE

Laura Basuki, Kirana Putri Grasela, Iqua Tahlequa – Film Yohanna

BEST CINEMATOGRAPHY

Odyssey Flores – Film Yohanna

BEST EDITING

Akhmad Fesdi Anggoro - Film Queen of Witchcraft

GEBER AWARD

Jury Member: Kusen Dony Hermansyah | Ricas Cwu | Yedi Letedara

WINNER

Ma- Cry of Silence - Director The Maw Naing

JAFF STUDENT AWARD

Jury Member: Ananda Afta Firstiarko | Muhammad Akmal Ihsan | Muhammad Fawwaz Fauzarrahman | Muhammad Rafi Eka Putra | Tri Yunii Aulia

WINNER

When the Wind Rises - Director Hung Chen

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Read Entire Article
Jogja News Jogja Politan Jogja Ball Jogja Otote Klik News Makassar news