Uji coba pengisian daya bus listrik Trans Jogja di Stasiun Pengisian Kendaraan Listrik di Terminal di depan Bandara Adisutjipto belum lama ini. - Harian Jogja - David Kurniawan
Harianjogja.com, JOGJA—Pemerintah Daerah (Pemda) DIY terus mematangkan kajian pengadaan becak dan bus listrik untuk kawasan Malioboro. Kajian berbasis pengurangan emisi ini ditarget selesai pada Maret 2026 bekerja sama dengan British Embassy dan UK Partnering for Accelerated Climate Transitions (PACT).
Sekretaris Daerah (Sekda) DIY, Ni Made Dwipanti Indrayanti, menjelaskan bahwa kerja sama ini merupakan tindak lanjut dari rekomendasi pemerintah pusat yang menunjuk beberapa kota, salah satunya Jogja, untuk program serupa.
“Jadi, kerjasamanya dengan pemerintah pusat. Program ini namanya Integrasi e-Mobility di DIY,” ujarnya, Kamis (4/12/2025).
Fokus Kajian: Keberlanjutan dan Tata Kelola
Melalui kajian ini, Pemda DIY berharap tidak hanya dapat mengupayakan pengadaan moda transportasi alternatif seperti becak dan bus listrik, tetapi juga meninjau dari sisi keberlanjutannya (sustainability).
“Kita tidak bisa hanya punya uang lalu beli bus, beli becak listrik, tapi tidak tahu bagaimana tata kelolanya supaya sustain. Itu hal terpenting,” katanya.
Dalam peralihan moda transportasi tersebut, aspek operasional, pemeliharaan, dan keperluan lainnya sangat menentukan agar program ini dapat berkelanjutan.
“Itu yang kami harapkan bisa disampaikan dalam studi itu. Studinya selesai Maret 2026,” kata dia.
Kajian ini akan menjadi dasar utama dalam penawaran pengadaan becak dan bus listrik, sekaligus sebagai pedoman dalam tata kelolanya. “Kita bicara UNESCO World Heritage sebagai bagian perkembangan berkelanjutan. Kita juga punya regulasi, pendekatan filosofi tradisional, dan bagaimana modernisasi itu berjalan adaptif terhadap perkembangan zaman,” paparnya.
Menarik Investor dan Potensi Perdagangan Karbon
Hingga saat ini, Pemda DIY belum menentukan berapa banyak jumlah pengadaan unit yang akan ditawarkan nantinya. Hal ini akan tergantung pada hasil kajian bisnis.
“Kalau mengganti semuanya tentu besar biayanya. Itu ada hitung-hitungan bisnis. Saya juga bertanya, siapa sih investor yang mau investasi di bidang transportasi?” ungkapnya.
Berdasarkan pengalaman di luar negeri, menurut Ni Made, subsidi masih menjadi bagian penting dari layanan transportasi. Namun, ada cara lain untuk menarik pendanaan.
“Tapi mereka punya proses lain yang bisa di-capture investor untuk dapat profit. Kita bicara pengurangan karbon. Ada perdagangan karbon yang sekarang bisa menghasilkan income juga,” ujarnya, merujuk pada potensi pendapatan dari penurunan emisi.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

3 hours ago
2

















































