Libur Akhir Tahun, BPBD Bantul Himbau Wisatawan Perhatikan Cuaca Saat Berwisata

1 month ago 18

Libur Akhir Tahun, BPBD Bantul Himbau Wisatawan Perhatikan Cuaca Saat Berwisata Rekomendasi tempat camping di Gunungkidul. - Harian Jogja

Harianjogja.com, BANTUL–Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Bantul mengimbau wisatawan lebih memperhatikan kondisi cuaca saat berkunjung untuk menghindari risiko bencana. Pasalnya, sejumlah destinasi wisata di Bantul berada di wilayah yang rawan bencana alam. 

Kepala Bidang Kedaruratan, Logistik, dan Peralatan, BPBD Bantul, Antoni Hutagaol mengungkapkan sejumlah destinasi wisata di Bantul memiliki potensi bencana seperti tanah longsor, banjir, dan gelombang tinggi. Beberapa destinasi wisata di wilayah Dlingo, misalnya, selama ini berada di daerah rawan terjadi tanah longsor, terutama pada saat hujan deras.

Selain itu, kawasan wisata di sepanjang pantai selatan juga rawan terjadi gelombang tinggi, dan wisata yang terletak di sekitar sungai memiliki risiko banjir saat curah hujan meningkat. “Posisi tempat wisata yang berada di daerah atas itu berpotensi mengalami longsor ketika terjadi hujan deras. Tanah longsor ini bisa terjadi sewaktu-waktu, tanpa dapat diprediksi secara pasti,” ujar Antoni, Senin (9/12/2024). 

BACA JUGA: Ramp Check Bus Wisata, Dishub Bantul Temukan Banyak Pelanggaran

Dia mengingatkan agar para wisatawan memeriksa prakiraan cuaca sebelum memutuskan untuk berwisata, seperti informasi cuaca yang dirilis secara rutin oleh BMKG DIY. Dengan memahami kondisi cuaca terkini, wisatawan diharapkan dapat menghindari berkunjung ke lokasi yang berpotensi mengalami bencana.

“Wisatawan sebaiknya selalu melihat situasi. Jika ada angin kencang saat hujan, segera cari tempat berteduh untuk menghindari risiko yang tidak diinginkan,” imbuhnya.

Pihaknya mendorong agar pengelola tempat wisata lebih proaktif dalam menyiapkan berbagai perlengkapan yang dapat digunakan untuk mengantisipasi potensi bencana. 

Pengelola wisata juga diminta untuk bekerja sama dengan Forum Pengurangan Risiko Bencana (FPRB) setempat. Dengan begitu, diharapkan dapat membantu dalam melakukan berbagai langkah mitigasi dan tanggap darurat terhadap potensi bencana yang ada.

“BPBD dan relawan selalu berkomunikasi serta memantau kondisi terkini. Informasi tentang hujan deras yang terjadi di Bantul dapat diteruskan untuk membantu pengelola wisata dan masyarakat bersiap menghadapi potensi banjir di wilayah sungai,” imbuhnya.

Antoni juga berharap wisatawan dan pengelola wisata dapat saling mendukung untuk menciptakan lingkungan yang aman dan nyaman untuk berwisata. Menurutnya, diperlukan kesadaran bersama terhadap potensi bencana yang ada sehingga risiko kecelakaan akibat bencana alam dapat diminimalisir. 

BACA JUGA: Jelang Libur Nataru, Dishub DIY Cek Kelaikan Kendaraan

Sementara Subkoordinator Kelompok Substansi Promosi Kepariwisataan Dinas Pariwisata (Dinpar) Bantul, Markus Purnomo Adi menyampaikan bahwa pihaknya telah mengimbau seluruh pengelola wisata di Bantul untuk meningkatkan kewaspadaan terhadap potensi bencana yang ada.

Hal ini dilakukan melalui komunikasi intensif antara para pengelola wisata untuk memastikan keamanan setiap destinasi wisata yang ada. 

Dia menuturkan, di destinasi wisata sungai, koordinasi dengan mengkomunikasikan kondisi sungai antara pengelola wisata di bagian hulu dan hilir telah dilakukan secara rutin. Dengan adanya koordinasi ini, jika terjadi cuaca ekstrem di wilayah hulu yang dapat mempengaruhi kondisi hilir, tindakan antisipasi dapat segera dilakukan.

"Hal ini bertujuan untuk meminimalkan risiko bencana, seperti banjir, yang kerap terjadi akibat aliran air dari bagian hulu," katanya.

Selain itu, Markus juga menekankan pentingnya perhatian terhadap kondisi alam, khususnya terkait pohon-pohon yang rimbun atau lapuk di sekitar destinasi wisata berbasis alam.

Dia mengingatkan pengelola untuk segera melakukan tindakan pemangkasan atau pemotongan ranting pohon yang dinilai berbahaya. Langkah ini dianggap penting untuk menghindari risiko pohon tumbang yang dapat membahayakan keselamatan wisatawan.

“Pengelola wisata harus memperhatikan pohon-pohon yang usianya sudah tua atau dianggap berbahaya. Jika perlu, ranting-rantingnya dipotong untuk mengurangi risiko,” ujarnya.

Lebih lanjut, Markus memastikan bahwa seluruh destinasi wisata di Bantul yang berada di kawasan rawan bencana telah dilengkapi dengan papan informasi atau plang penanda daerah rawan bencana. Papan ini berfungsi sebagai petunjuk bagi wisatawan agar lebih waspada dan mengikuti arahan yang diberikan oleh pengelola wisata.

“Kami terus berupaya menjaga keamanan dan kenyamanan wisatawan. Untuk itu, kami meminta wisatawan untuk mematuhi setiap himbauan dan larangan yang telah disampaikan oleh pengelola wisata di masing-masing destinasi,” tambahnya.

Markus juga menyoroti pentingnya kerja sama antara pengelola wisata, pemerintah, dan masyarakat dalam menciptakan lingkungan wisata yang aman. Kesadaran dan kepatuhan terhadap larangan dan himbauan terkait potensi bencana yang ada diharapkan dapat meningkatkan kepercayaan wisatawan untuk berkunjung ke Bantul.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Read Entire Article
Jogja News Jogja Politan Jogja Ball Jogja Otote Klik News Makassar news