KLIKPOSITIF – Di sebuah ruangan kecil di kawasan reservasi Fond du Lac Band of Lake Superior Chippewa, dekat Duluth, Minnesota, Victoria Smith meletakkan tangannya dengan lembut di punggung ayahnya yang berusia 88 tahun. Sore itu, mereka duduk berdampingan, menulis puisi bersama.
Ayahnya, Les Northrup Sr., kini hidup dengan demensia. Pria yang dulu dikenal hangat dan penuh kasih itu kini sering lupa, mudah frustrasi, dan kadang mengulang kata-kata yang sama. Namun bagi Smith, setiap pertemuan ini adalah momen berharga. Ia masih mengingat jelas bagaimana sang ayah dulu sering membangunkannya diam-diam pukul empat pagi hanya untuk sarapan berdua.
Sesi menulis puisi kali ini dipandu oleh Jeanne Warttman, yang membuka pertemuan dengan membaca bait dari sebuah puisi: “Aku melihat nama-nama mereka seperti burung yang hinggap di dahan pohon keluargaku.”
Kalimat itu memantik sesuatu dalam ingatan Northrup. Setelah menunggu gilirannya, ia berbicara pelan namun tegas:
“Saat aku berusia 12 tahun, aku pernah naik ke pohon dan berdiri di salah satu dahannya. Tapi dahan itu patah. Lenganku patah juga,” ujarnya sambil tersenyum kecil. “Aku tak pernah melakukannya lagi. Pohon keluarga itu… patah.”
Kata-kata Northrup segera dicatat oleh Allie Tibbetts, fasilitator lain sekaligus anggota komunitas Ojibwe. Nanti, kalimat-kalimat yang muncul dari sesi ini akan dirangkai menjadi sebuah puisi bersama.
“Bercerita adalah cara kami, masyarakat Ojibwe, menjalani hidup,” kata Tibbetts, yang juga penulis buku anak dan penyair. “Begitulah cara kami mengajarkan nilai, menyambung hubungan dengan dunia, dan saling memahami.”
Menemukan Kekuatan dalam Puisi
Gagasan proyek puisi ini lahir dari pengalaman pribadi Paniagua Guzman, peneliti utama proyek tersebut. Pada tahun 2019, saat mengunjungi neneknya di Meksiko, ia melihat sesuatu yang menggetarkan hati. Sang nenek, yang kala itu sudah berada di akhir hidupnya, masih bisa melantunkan puisi lama dari ingatan.
“Saya berpikir, wah, betapa kuatnya puisi itu,” kenang Guzman. “Ketika seseorang hidup dengan demensia, mungkin puisi adalah satu-satunya hal yang masih tinggal bersamanya.”
Dilansir dari laman CNN, pengalaman itu membuat Guzman ingin menggali lebih dalam hubungan antara puisi dan daya ingat. Beberapa tahun kemudian, ia bergabung dengan Memory Keepers Discovery Team di Minnesota dan mulai belajar tentang kehidupan masyarakat Fond du Lac Band, salah satu dari enam kelompok dalam suku besar Minnesota Chippewa Tribe.
Lewat proyek ini, puisi bukan sekadar karya seni — ia menjadi jembatan kenangan, ruang aman bagi para lansia dengan demensia untuk kembali menemukan suara mereka. Dalam setiap baris dan bait yang lahir, tersimpan kehangatan, sejarah, dan cinta yang tak lekang oleh waktu.

1 week ago
20


















































