Jalan Malioboro, Jogja. - Harian Jogja - Maya Herawati
Harianjogja.com, JOGJA—Penerapan uji coba Malioboro full pedestrian mendapatkan dukungan dari para pedagang dan warga. Meski begitu, mereka berharap Pemkot Jogja meningkatkan kapasitas ketersediaan tempat parkir kendaraan.
Pedagang Teras Malioboro 1, Mujiono menyampaikan dukungannya terhadap program pemerintah tersebut. Menurutnya, pedagang tetap berharap adanya kelonggaran akses menuju lokasi parkir untuk kegiatan bongkar muat barang.
“Pada prinsipnya kami mendukung program pemerintah terkait rencana Malioboro full pedestrian, tetapi kami minta kelonggaran untuk akses masuk pedagang ke tempat parkir baik Beskalan maupun Ketandan,” katanya, Senin (1/12/2025).
Dia berharap percepatan penyelesaian tempat parkir Ketandan agar dapat segera digunakan wisatawan dan pedagang. Karena menurutnya ketersediaan tempat parkir yang ada saat ini masih terbatas.
“Sebagian pedagang sudah masuk melalui jalur sirip, dan kami harap fasilitas parkir bisa segera rampung,” katanya.
Sedangkan, Ketua Paguyuban Pedagang Pasar Beringharjo Sisi Barat, Ahmad Zaenal Bintoro menilai penerapan full pedestrian tidak berdampak signifikan terhadap aktivitas perdagangan.
“Menurut saya tidak begitu berpengaruh, karena pasar tradisional tetap menjadi pusat belanja wisatawan. Bahkan hari Sabtu kemarin itu sangat luar biasa, penuh banget,” katanya.
Dia mengatakan pembatasan kendaraan tidak akan menjadi masalah serius karena pengunjung sudah mengetahui lokasi-lokasi parkir alternatif yang ada di kawasan Malioboro.
Namun, dia menyoroti kurangnya informasi mengenai kartu akses pedagang untuk melintas. “Harusnya ada informasi dari dinas, tapi sampai sekarang belum ada pemberitahuan,” ucapnya.
Dia juga berharap akses bongkar muat di selatan pasar tetap diperbolehkan dan fasilitas parkir utara dapat membantu supplier memasok barang.
Sementara itu, warga Suryatmajan, Sri Martini menyampaikan banyak warga menyambut positif perubahan ini karena membuat Malioboro full pedestrian lebih aman bagi pejalan kaki.
“Menurut saya pribadi nggak masalah, Malioboro jadi lebih nyaman dan aman. Kuliner di sirip juga tetap laku,” katanya.
Sementara warga Condongcatur, C. Nurnaeni mengaku sengaja memilih datang tanpa kendaraan pribadi karena ingin menikmati suasana yang lengang di Jl. Malioboro. “Sengaja mau lihat [Malioboro full pedestrian], jalan kaki enak, lenggang,” tuturnya.
Namun, dia menyarankan agar full pedestrian tidak diberlakukan setiap hari. Hal itu lantaran warga sekitar Kota Jogja kesulitan mencari tempat parkir di sirip-sirip Malioboro ketika akhir pekan atau musim liburan. “Jangan setiap hari. Sekali-kali saja, jangan Sabtu–Minggu,” ucapnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

1 hour ago
2

















































