Deputi I Bidang Ketersediaan dan Stabilisasi Pangan Bulog I Gusti Ketut Astawa saat meninjau Kios Segoro Amarto di Pasar Beringharjo, Kamis (12/12/2024) - Harian Jogja - Alfi Annissa Karin
Harianjogja.com, JOGJA—Pemkot Jogja berupaya untuk menekan angka inflasi dan menjaga ketahanan harga bahan pokok (bapok) di pasaran.
Salah satunya dilakukan dengan mengandalkan dan mengoptimalkan inovasi Segoro Amarto yang diinisiasi oleh Dinas Perdagangan (Disdag) Kota Jogja.
Segoro Amarto merupakan kios ketahanan pangan yang ada di Kota Jogja. Di dalamnya turut menjual bahan-bahan pokok seperti beras, minyak goreng, gula pasir, tepung terigu, dan kebutuhan lainnya. Seluruhnya dibanderol dengan harga sesuai HET.
Analis Kebijakan Ahli Muda Bidang Ketersediaan Pengawasan dan Pengendalian Perdagangan Disdag Kota Jogja Evi Wahyuni menuturkan kios Segoro Amarto kini tersedia di empat pasar yaitu Pasar Beringharjo, Prawirotaman, Kranggan, dan Sentul.
Ini menjadi cara Disdag untuk mengontrol harga bapok di pasaran. Harga kebutuhan pokok di Kios Segoro Amarto bisa menjadi acuan untuk pedagang lainnya di dalam pasar.
"Dengan adanya Kios Segoro Amarto masyarakat bisa memilih. Pedagang juga akan berpikir kalau menaikkan harga, takut tidak laku," ujar Evi saat ditemui di Pasar Beringharjo, Kamis (12/12/2024).
BACA JUGA: Gelar Sidang, Dewas KPK Jatuhkan 109 Sanksi Etik, Ada Nama Firli Bahuri
Evi menambahkan selain Kios Segoro Amarto, ada juga inovasi Warung Mrantasi yang berperan untuk menekan angka inflasi. Warung Mrantasi merupakan warung milik pedagang yang menjadi prioritas untuk mendapatkan pasokan. Selain itu, harga bahan pokok di Warung Mrantasi juga terbilang sama dengan harga di Kios Segoro Amarto.
Evi menuturkan pihaknya turut bekerja sama dengan Bulog DIY untuk memenuhi pasokan bapok di Kios Segoro Amarto. Selama ini, pasokan selalu hadir setiap satu minggu sekali. Bahkan pasokan tak hanya dikucurkan untuk Kios Segoro Amarto saja, tapi juga pedagang sembako lainnya di dalam pasar. "Harapannya pasokan yang rutin menjadikan barang terjaga, stok terjaga," katanya.
Ditemui di lokasi yang sama, Deputi I Bidang Ketersediaan dan Stabilisasi Pangan Badan Pangan Nasional I Gusti Ketut Astawa mengatakan kios ketahanan pangan Segoro Amarto berperan untuk menciptakan stabilisasi harga pangan.
Dia mengatakan harga produk di Kios Segoro Amarto sesuai dengan harga acuan yang ditetapkan oleh pemerintah. "Ini jadi barometer, di sini harganya menjadi acuan sehingga harga di dalam (pasar) juga terkendali," katanya.
Pada kesempatan ini, Ketut juga melakukan pemantauan harga kebutuhan pokok di Pasar Beringharjo. Hasilnya, ada sejumlah komoditas yang mengalami kenaikan harga.
Namun dia memastikan masih dalam koridor acuan harga dari pemerintah. Misalnya daging ayam yang dibanderol dengan harga Rp35.000 /kg, telur ayam Rp29.000 hingga Rp30.000/kg, dan daging sapi yang dibanderol dengan harga Rp130.000.
Ada juga bawang merah yang dibanderol dengan harga Rp35.000/kg, bawang putih Rp42.000/kg, cabai rawit merah Rp35.000/kg, dan cabai keriting Rp30.000 hingga Rp32.000/kg.
"Relatif masih sangat bagus, kami selalu kontak dengan petani hujan akan sangat mengganggu produksi makanya mudah-mudahan produksi lancar," ungkapnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News