Ilustrasi. - Ist.
Harianjogja.com, JOGJA—Banyak faktor yang menyebabkan seseorang menari pendapatan ekonomi sebagai pekerja seks komersial (PSK). Faktor-faktor ini termasuk dari sisi personal, sosial, dan lainnya.
Salah satu penelitian terbaru tentang alasan seseorang menjadi PSK berjudul Faktor Sosial yang Mempengaruhi Seorang Menjadi Pekerja Seks Komersial di Makassar Sulawesi Selatan. Penelitian yang rilis pada tahun 2024 itu merupakan karya Nur Rakhmah dan Bayu Pratama Putra di UMI Medical Journal Volume 9.
BACA JUGA : DPRD DIY Bahas Perubahan Perda Prostitusi, Sanksi di Aturan Lama Hanya Dibebankan ke PSK
Dalam penelitian tersebut, faktor-faktor sosial yang mempengaruhi seseorang menjadi PSK antara lain faktor personal seperti ekonomi, pendidikan, dan lapangan pekerjaan. Hal tersebut sangat berperan terhadap keputusan PSK sebagai pilihan hidup. Sementara faktor dukungan sosial seperti sosial budaya atau kultur serta hubungan dengan orang tua tidak berperan terhadap keputusan PSK sebagai pilihan hidup.
“Pergaulan dengan teman sebaya berperan terhadap keputusan seseorang menjadi PSK, sebagai pilihan hidup. Faktor perilaku seksual, berupa rendahnya pengetahuan tentang penyakit menular seksual berperan terhadap keputusan PSK sebagai pilihan hidup,” tulis dalam laporan tersebut.
Temuan lain berupa kurangnya pengetahuan PSK terhadap penyakit menular seksual (PMS). Banyak PSK yang tidak mengetahui secara jelas jenis-jenis PMS, tanda-tanda infeksi, bagaimana cara penularannya, serta dampak yang ditimbulkan akibat dari PMS. Kondisi ini semakin buruk dengan tidak adanya fasilitas yang memadai untuk memberikan informasi mengenai PMS.
“Mengenai perilaku PSK terhadap pencegahan dan penanggulangan PMS, diketahui bahwa para PSK memiliki perilaku seksual bebas tanpa batas,” tulisnya.
Upaya PSK dalam mengurangi atau mencegah PMS dengan menggunakan kondom saat berhubungan seksual. Pengelola PSK dan pemerintah juga sudah berupaya mencegah dan menanggulangi PMS dengan cara menyediakan tenaga kesehatan. Mereka dijadwalkan secara rutin untuk pemeriksaan dan pengobatan kesehatan bagi para pekerjanya dan memasang stiker penggunaan kondom.
BACA JUGA : Cek Cok Soal Harga, Pria Ini Bunuh PSK di Apartemen Bandung
Di samping itu, sikap dan tindakan para PSK terhadap penyakit masih tergolong rendah. Namun kesadaran dalam memeriksakan diri dan merawat kebersihan diri cukup tinggi di kalangan para pekerja.
Adapun dampak buruk akibat profesi PSK pada penelitian ini berupa kecenderungan mengajak teman yang lain untuk menjadi PSK. “Di samping itu, meningkatnya angka penyebaran PMS merupakan masalah serius yang tentunya membutuhkan penanganan yang komprehensif,” tulis dalam laporan.
Faktor yang menghambat PSK untuk beralih profesi adalah wawasan yang kurang, sempitnya lapangan pekerjaan yang dianggap layak, serta rendahnya upah minimum suatu pekerjaan. Kondisi itu tidak sejalan dengan tuntutan hidup PSK yang semakin tinggi serta kurangnya pengetahuan tentang penyakit menular seksual dan bahayanya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News