Foto ilustrasi pereta - hacker. / Freepik
Harianjogja.com, JOGJA—Polisi Korea Selatan menangkap empat peretas kamera IP yang membuat dan menjual konten eksploitasi seksual dari rekaman retasan.
Keempat orang tersebut diduga meretas lebih dari 120.000 kamera video di rumah tinggal dan tempat usaha. Rekaman hasil retasan tersebut kemudian digunakan untuk membuat materi eksploitasi seksual yang didistribusikan melalui situs web asing.
BBC mengungkapkan, penangkapan tersebut diumumkan kepolisian pada Minggu (30/11/2025). Para tersangka diduga memanfaatkan kerentanan pada kamera Protokol Internet (IP), seperti penggunaan kata sandi yang lemah dan mudah ditebak.
Kamera IP—yang sering disebut sebagai kamera rumah—banyak digunakan sebagai alternatif sistem CCTV yang lebih terjangkau. Perangkat ini terhubung ke jaringan internet dan biasa dipasang untuk tujuan pengawasan keamanan atau pemantauan anak serta hewan peliharaan.
Lokasi kamera yang berhasil diretas sangat beragam, mencakup rumah pribadi, ruang karaoke, studio pilates, hingga klinik ginekologi.
Badan Kepolisian Nasional Korea Selatan dalam pernyataannya menyebutkan bahwa keempat tersangka diduga beroperasi secara mandiri tanpa adanya koordinasi atau persekongkolan di antara mereka.
Salah seorang tersangka dituduh telah meretas sekitar 63.000 kamera dan memproduksi 545 video eksploitatif yang dijual dengan nilai total 35 juta won (sekitar Rp397 juta). Tersangka lain diduga meretas 70.000 kamera dan menjual 648 video seharga 18 juta won (sekitar Rp204 juta).
Kedua tersangka tersebut bertanggung jawab atas sekitar 62% konten ilegal yang diunggah tahun lalu di sebuah situs web khusus yang mendistribusikan rekaman hasil peretasan kamera IP.
Kepolisian saat ini tengah berupaya memblokir dan menutup situs web terkait, serta berkoordinasi dengan lembaga penegak hukum internasional untuk menyelidiki para operatornya. Tiga orang lain yang diduga membeli dan mengakses materi ilegal tersebut juga telah ditangkap.
Sebagai langkah penanganan, otoritas telah mendatangi atau memberitahu korban di 58 lokasi mengenai insiden ini serta memberikan panduan perubahan kata sandi. Mereka juga membantu penghapusan dan pemblokiran konten ilegal, serta berusaha mengidentifikasi korban lain yang mungkin terdampak.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

3 days ago
8

















































