Solok, Klikpositif – Pemerintah Kabupaten Solok terus melakukan percepatan untuk pembangunan hunian tetap (Huntap) bagi masyarakat korban bencana hidrometeorologi pada November 2025 lalu. Rencananya, pembangunan akan mulai dilakukan pada awal 2026.
Bupati Solok, Jon Firman Pandu melalui Kepala Dinas Perumahan Rakyat dan Kawasan Pemukiman (DPRKP), Retni Humaira mengatakan, pihaknya bersama tim sudah turun langsung ke masyarakat untuk melakukan pendataan terhadap rumah masyarakat terdampak.
“Datanya sudah hampir fix, tim DPRKP telah memverifikasi langsung ke lapangan by name by addres, lengkap dengan dokumentasi kerusakan serta titik koordinat masing-masing rumah,” ungkap Retni Humaira, Jumat (26/12/2025).
Data sementara DPRKP Kabupaten Solok mencatat, sebanyak 75 rumah hanyut, kemudian 115 rusak berat, 67 rusak sedang, 51 rusak ringan. Sementara itu, sebanyak 190 rumah harus direlokasi karena berada di zona rawan bencana.
Terkait rencana pembangunan Huntap, Ira menjelaskan, Pemerintah Kabupaten Solok sudah berkoordinasi dengan Kementerian Perumahan dan Kawasan Pemukiman (PKP) serta BNPB.
Sementara ini, untuk calon lokasi pembangunan Huntap yang sudah fix ada di Nagari Saniang Baka. Bahkan, lahan sudah diserahkan oleh pihak Nagari. Diperkirakan, areal mampu menampung 70-90 unit rumah.
“InsyaAllah, nanti akan ditinjau langsung oleh Dirjen Pemukiman dan staf khusus Kementerian PKP. Target kita, awal tahun 2026 sudah mulai proses pembangunan. Pengerjaan diperkirakan paling cepat 3 bulan,” terangnya.
Huntap yang dibangun nantinya diprioritaskan bagi masyarakat yang rumahnya hanyut tersapu banjir bandang, rusak berat serta masyarakat yang bermukim di kawasan rawan bencana.
Selain di Saniang Baka, DPRKP Kabupaten Solok saat ini juga tengah melakukan koordinasi dengan Nagari Kotosani terkait penyediaan lahan pembangunan Huntap. Alokasi Huntap akan diprioritaskan terlebih dahulu bagi masyarakat nagari setempat.
“Untuk rumah masyarakat yang tidak tersedia tanah secara terpadu, rencana nanti akan dibantu oleh BNPB melalui skema hunian tetap mandiri,” tutupnya.
Pembangunan Huntap menjadi hal mendasar dalam masa rehab rekon. Masyarakat yang rumahnya hanyut dan rusak berat sampai saat ini masih mengungsi di sejumlah fasilitas umum, rumah masyarakat dan sanak famili.
Kondisi ini mendorong Pemerintah Kabupaten Solok untuk bergerak cepat, berpacu dengan waktu menghadirkan Huntap. Hingga selesainya Huntap, perlu solusi Hunian sementara (Huntara) agar masyarakat bisa cepat pulih dari trauma bencana.
Seperti diketahui, bencana hidrometeorologi melanda Kabupaten Solok pada 25-27 November 2025 lalu. Ratusan rumah mengalami kerusakan parah, puluhan ribu masyarakat terdampak. Selain itu, banjir bandang juga merusak areal pertanian, jembatan hingga sekolah.
Pemerintah Kabupaten Solok di bawah Kepemimpinan Bupati Jon Pandu dan Wabup Candra sudah menetapkan masa tanggap darurat selama 2 minggu, plus 1 minggu tambahan. Berbagai bantuan sudah dihimpun dan didistribusikan bagi masyarakat terdampak.
Selain Posko utama pemerintah daerah di Kabupaten Solok, juga hadir posko bantuan dari organisasi masyarakat islam seperti Muhammadiyah dan NU. Kemudian juga organisasi sosial kemasyarakatan lainnya.

1 day ago
6

















































