Rencana Pembangunan Pos Damkar di Prambanan Sleman Dilanjutkan

1 week ago 14

Harianjogja.com, SLEMAN—Rencana pembangunan Pos Pemadam Kebakaran (Damkar) di Kapanewon Prambanan terus berlanjut. Saat ini, Satpol PP Kabupaten Sleman sedang proses melakukan lelang pembangunan.

Pos Damkar di Wilayah Sleman Barat tersebut akan sangat membantu dalam penanganan kebakaran, sehingga dampaknya dapat diperkecil.

Kepala Satpol PP Sleman, Shavitri Nurmala Dewi, berharap proses lelang dan pembangunan berjalan lancar agar target penyelesaian pada Oktober 2025 dapat tercapai.

“Semoga Oktober bisa kelar pembangunannya. Intinya kami mengikuti tahapan lelang dulu; untuk pagu pembangunannya Rp1,7 miliar,” kata Shavitri, Senin (7/4/2025).

Meski ditarget selesai Oktober 2025, Shavitri mengaku Pos Damkar tersebut belum dapat digunakan pada awal 2026. Satpol PP masih perlu melakukan penataan pegawai guna mengusi pos tersebut.

Lokasi Pos Damkar tersebut berada di dekat Makam Madurejo, Kalurahan Madurejo, Prambanan. Pos akan memiliki ruang personel, sarana dan prasarana, serta area untuk armada pemadam kebakaran. Total luas lahan mencapai kurang lebih 300 meter persegi.

Plt. Kepala Bidang Pemadam Kebakaran Satpol PP Sleman, Sri Madu Rakyanto sempat mengatakan idealnya Kabupaten Sleman perlu memiliki enam wilayah manajemen kebakaran (WMK) dengan masing-masing satu Pos Damkar. Satu pos memiliki WMK sejauh 7,6 kilometer (km). Dengan keberadaan Pos Damkar Sleman Timur, maka ada tiga pos di Kabupaten Sleman.

BACA JUGA: Tarif Empat Jalan Tol Bakal Naik, Ini Daftarnya

Sebagai petugas lapangan, Komandan Regu I Bidang Damkar Satpol PP Sleman, Bayu Ibrahim Aji mengaku Sleman memang perlu paling tidak empat pos damkar. Penambahan pos akan membantu petugas dalam mencapai response time selama 15 menit.

Upaya mencapai response time 15 menit untuk Sleman Timur dan Utara saat ini masih sulit. Sebab itu, keberadaan Pos Damkar di Prambanan akan sangat membantu.

“Kalau kesulitan ya jarak dan kondisi lalu lintas. Seumpama dari Denggung ke Kalasan, kalau jam-jam sibuk sulit kami mencapai response time. Kerugian dari korban sudah banyak ketika kami tiba. Kalau malam hari response time terpenuhi. Kalau siang hari itu bisa makan 30 menit,” kata Bayu.

Belum lagi persoalan keselamatan personel damkar. Petugas diburu waktu, sehingga mereka harus memacu kendaraan lebih cepat daripada biasanya. Meski tetap memperhatikan situasi lalu lintas, namun jarak yang jauh antara lokasi kebakaran dengan pos meningkatkan potensi kecelakaan lalu lintas.

Kendala lain yang juga dihadapi petugas adalah, masyarakat justru mendekat apabila terjadi kebakaran. Kadang, mereka justru membuat kerumunan yang berimbas pada kemacetan. Armada damkar pun terhambat.

“Imbauan kami, kalau memang masyarakat mau membantu, kami minta lebih ke pengondisian area atau jalan, agar kami dapat segera mencapai lokasi kebakaran,” katanya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Read Entire Article
Jogja News Jogja Politan Jogja Ball Jogja Otote Klik News Makassar news