Longsor Banjarnegara. - Istimewa/BPBD Jateng.
Harianjogja.com, JAKARTA—Evakuasi korban longsor di Pandanarum terhambat retakan tanah lebih dari 2 km yang terus melebar. Tim SAR masih menunggu kondisi aman untuk memulai pencarian manual menggunakan pompa alkon.
Pemerintah pusat menegaskan komitmen percepatan penanganan bencana tanah longsor di Banjarnegara dan Cilacap, termasuk langkah penyelamatan, pemantauan retakan lahan, serta penyiapan hunian sementara bagi warga terdampak.
"Presiden RI memerintahkan jajarannya bersama BNPB untuk segera turun ke lokasi pascalongsor di Cilacap [Desa Cibeunying, Kecamatan Majenang] dan Banjarnegara [Desa Pandanarum, Kecamatan Pandanarum]," kata Menteri Koordinator Pembangunan Manusia dan Kebudayaan Pratikno saat meninjau lokasi bencana tanah longsor di Pandanarum, Kabupaten Banjarnegara, Jawa Tengah, Selasa.
Korban di Pandanarum awalnya diperkirakan 28 orang, satu orang ditemukan dalam keadaan selamat namun akhirnya meninggal dunia, dan satu orang ditemukan dalam kondisi meninggal dunia, sehingga masih ada 26 orang yang belum ditemukan.
Bahkan tanah masih retak sepanjang lebih dari 2 kilometer dan retakannya makin melebar. Pengerahan alat berat dilakukan secara berhati-hati karena kondisi tanah labil, sementara sebagian unit dari Majenang (Cilacap) mulai digeser ke Banjarnegara.
Selain itu pemerintah juga menghadirkan ahli geologi untuk memastikan aspek keamanan, termasuk risiko embung di bagian atas lokasi.
Pratikno menekankan pentingnya gotong royong lintas sektor untuk memastikan kebutuhan dasar pengungsi terpenuhi, termasuk logistik, kesehatan, hingga pendampingan psikologis bagi warga terdampak. Kehadiran pemerintah pusat secara langsung bertujuan untuk memangkas hambatan birokrasi dalam penyaluran bantuan.
"Kami hadir lengkap bersama Kepala BNPB untuk memastikan negara hadir. Prioritas utama saat ini adalah keselamatan warga dan kesehatan para pengungsi, jangan sampai ada korban jiwa tambahan akibat bencana susulan," kata Pratikno.
Kepala BNPB Letjen TNI Suharyanto mengatakan perbedaan progres pencarian korban antara Majenang dan Banjarnegara terjadi karena karakteristik lokasi yang berbeda.
"Di Majenang setiap hari bisa ditemukan korban, dari 23 orang kini tersisa 7 orang, mudah-mudahan hari ini bisa ditemukan. Di sini hari kedua belum dimulai karena tanah masih bergerak sehingga area evakuasi sangat terbatas," katanya.
Menurut dia, pencarian manual dengan pompa alkon akan dimulai ketika kondisi lebih aman. Ia meminta informasi di lapangan diberitakan objektif agar tidak muncul anggapan bahwa kinerja tim SAR berbeda antara dua wilayah tersebut.
Suharyanto juga mengatakan BNPB menambah armada operasi modifikasi cuaca (OMC) karena curah hujan di wilayah selatan Jawa Tengah sangat tinggi.
"Upayanya maksimal, tapi kita manusia, kalau Tuhan beri hujan besar ya tidak bisa menolak. Mudah-mudahan mendukung pencarian 26 orang korban," katanya.
Bupati Banjarnegara Amalia Desiana menyatakan pemerintah daerah telah menyiapkan lahan 2 hektare untuk pembangunan hunian sementara (huntara) dan hunian tetap (huntap) bagi warga yang terdampak longsor. "Kami sudah menyiapkan lahan bekerja sama dengan pemerintah desa agar pembangunan huntara dan huntap bisa segera dimulai," kata Amalia.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber : Antara

3 days ago
6
















































