Harianjogja.com, BANTUL—Ribuan warga memadati kompleks makam raja di Imogiri, Kabupaten Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta, Rabu (5/11/2025), untuk mengantarkan jenazah Raja Kasunanan Surakarta Sri Susuhunan Pakubuwono XIII ke peristirahatan terakhirnya.
Suasana khidmat dan haru menyelimuti prosesi pemakaman yang diiringi doa dan penghormatan dari masyarakat, keluarga, serta para abdi dalem.
Staf Sasono Wilopo, Kanjeng Pangeran Siswanto Diningrat, menyampaikan bahwa seluruh rangkaian prosesi pemakaman telah dipersiapkan dengan cermat sejak dari Keraton Surakarta.
“Beberapa hal memang sudah dirancang, mulai dari awal pemberangkatan dari Karaton, dari Bunga Pancumatan, sampai prosesi berangkat tadi,” ujarnya.
Menurut Siswanto, hingga prosesi berlangsung, tidak ada pesan khusus yang disampaikan almarhum sebelum wafat.
“Kalau pesan dari beliau belum ada, karena beliau sudah agak lama sakit, jadi sejauh ini belum ada pesan dari beliau,” tuturnya.
Ia menambahkan bahwa keluarga besar keraton menerima kepergian Sri Susuhunan Pakubuwono XIII dengan penuh keikhlasan.
“Ya, karena semua datang dari Allah, kita hanya bisa pasrah, mendoakan saja. Semoga beliau ditempatkan di tempat terbaik dan penuh kasih sayang,” kata Siswanto dengan nada haru.
Prosesi pemakaman sendiri dilakukan mengikuti tata cara adat Islam. Menurut Siswanto, tidak banyak upacara tambahan yang dilakukan, namun kemungkinan akan diadakan acara tahlilan 40 hari sesuai kesepakatan keluarga.
“Kalau secara keseluruhan tidak banyak, karena mengikuti adat Islam. Mungkin nanti akan ada acara 40 hari, tapi itu sesuai dengan kesepakatan keluarga,” ujarnya.
Siswanto juga mengungkapkan rasa syukur atas besarnya penghormatan masyarakat terhadap sosok almarhum.
“Kami bersyukur sekali ternyata beliau masih begitu dihormati oleh masyarakat. Dari Surakarta sampai di sini, semuanya penuh dukungan. Akhirnya kami bisa melihat bahwa pemangku adat dan adat Jawa itu masih sangat dihormati,” ucapnya.
Ia berharap nilai-nilai budaya yang diwariskan oleh Pakubuwono XIII dapat terus dijaga dan dilestarikan. “Nilai-nilai budaya yang beliau terapkan bisa dijaga dan dilestarikan supaya bisa membawa perkembangan ke depan,” katanya.
Bupati Bantul, Abdul Halim Muslih, yang turut hadir dalam upacara pemakaman, menyampaikan belasungkawa atas wafatnya Sri Susuhunan Pakubuwono XIII.
“Atas nama Pemkab Bantul dan seluruh masyarakat Bantul, kami menyampaikan turut berduka, turut kehilangan atas wafatnya beliau yang dimakamkan di sini. Semoga amal ibadah beliau diterima oleh Tuhan Yang Maha Esa,” ujar Bupati.
Di tengah ribuan pelayat, sejumlah warga dari berbagai daerah tampak hadir untuk mengikuti prosesi. Salah satunya Beni Purwanto, warga Jogja, yang mengaku sengaja datang untuk menyaksikan pemakaman raja sebagai bentuk pelestarian budaya Jawa.
“Saya ngeluri budaya, kita sebagai orang Jawa ya harus ikut berpartisipasi dan memang sudah saya niati. Saya kemarin juga ke Solo untuk lihat prosesnya, sekarang saya ikut juga yang di sini,” tuturnya.
Sementara itu, Isnariha, pemudi asal Pati, menyampaikan rasa haru dan kekagumannya atas prosesi tersebut. Ia menilai momen pemakaman raja seperti ini jarang terjadi. “Saya tertarik sama prosesi pemakaman ini, karena belum tentu terjadi setahun sekali. Saya merasa beruntung bisa menghadiri prosesi ini,” ucapnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

8 hours ago
2
















































