Salmiati evakuasi ratusan kucing korban banjir di Sumbar, buka donasi dan layanan ojek kucing, impiannya mendirikan selter lebih layak. - Antara.
Harianjogja.com, PADANG—Saat banjir bandang dan tanah longsor melanda Sumatera Barat, Salmiati, warga Lubuk Kilangan, Kota Padang, menaruh perhatian khusus pada kucing yang menjadi korban bencana.
Selama bencana, Salmiati mengevakuasi sekitar 30 ekor kucing telantar yang cedera atau sakit ke selter miliknya di Kampung Teleng. Penampungan itu kini menampung lebih dari 130 kucing dan beberapa anjing, dengan ruangan terpisah sesuai kondisi kesehatan hewan.
Sejak 2009, Salmiati aktif menyelamatkan kucing dan anjing, membuka donasi publik, hingga menyediakan layanan ojek kucing untuk memandikan dan merawat hewan. Impiannya adalah membangun selter lebih besar dan layak agar hewan terawat optimal.
Hampir semua kucing yang ditemukan Salmiati berada dalam kondisi sakit, cedera, bahkan ada di antaranya yang mengidap tumor. Dengan penuh kasih sayang, binatang-binatang malang itu ia selamatkan, layaknya menolong manusia.
Selama bencana menimpa Kota Padang, ibu dua anak ini sudah mengevakuasi sekitar 30 ekor kucing yang telantar akibat tersapu banjir. Kucing-kucing itu ia temukan di pinggir jalan, rumah terdampak banjir, dan tanah longsor, hingga di tempat pembuangan sampah.
Puluhan kucing tak bertuan itu ia bawa ke sebuah selter penampungan di daerah Kampung Teleng, Kelurahan Padang Besi, Kecamatan Lubuk Kilangan. Tempat penampungan ini memang agak terpencil dan terbilang cukup jauh dari pusat keramaian kota.
Lokasi persisnya berada pada ujung sebuah kompleks permukiman dengan jalan berbatu-batu. Bahkan, rumah terdekat warga dari selter berkisar hingga sekitar 10 meter. Ada alasan tersendiri bagi Salmiati dan suami dalam memilih lokasi tersebut. Salah satu faktor utamanya ialah pertimbangan kenyamanan warga sekitar.
Pasalnya di tempat sebelumnya, ia sempat diusir warga karena merasa terganggu dengan aktivitasnya yang memelihara, merawat, dan menampung ratusan kucing, hingga anjing telantar.
Salmiati sadar betul bahwa perbuatan baik tidak selalu akan disambut orang sekitar. Oleh karena itu ia memilih pindah dan mencari tempat yang lumayan jauh dari keramaian.
Dengan tampilan luar seperti gudang itu, terdapat sekitar 130 ekor kucing, dua anak anjing dan satu ekor anjing dewasa. Hewan-hewan itu tidak akan langsung bisa ditemukan kala membuka pintu utama selter, melainkan pada pintu selanjutnya.
Tumpukan karung-karung berisi makanan kucing menjadi pemandangan pertama yang tampak, ketika memasuki lokasi penampungan berukuran sekitar 5 x 25 meter itu. Penampungan itu terlihat bersih, namun tetap dipenuhi dengan aroma menyengat, khas kucing.
Ratusan binatang itu ditempatkan di tiga ruangan berbeda yang dibatasi sekat-sekat berpintu. Ruangan pertama dipenuhi oleh kucing-kucing sehat yang dilepaskan begitu saja. Namun terdapat beberapa di antaranya masih menempati kandang besi pertanda mereka merupakan penghuni baru yang masih butuh waktu untuk beradaptasi.
Ruangan selanjutnya ialah penangkaran bagi kucing-kucing yang hampir sembuh dari berbagai penyakit yang sempat dideritanya. Kucing dengan kondisi kesehatan lebih parah, baik itu karena mengidap tumor, penyakit kulit, dan lainnya, ditempatkan paling belakang pada satu ruangan khusus.
Perjuangannya menyelamatkan kucing-kucing telantar sudah ia lakukan sejak 2009. Semenjak itu hingga kini, setidaknya ia telah mengevakuasi sekitar 1.000 ekor kucing dan anjing. Sebagian besar di antaranya diadopsi oleh sosok-sosok yang peduli, sementara lainnya juga ada yang mati karena sakit. Selain di Kota Padang, perempuan yang sehari-hari juga berjualan kue dan sarapan itu turut mengamankan kucing di daerah Kota Payakumbuh dan Solok.
"Waktu itu saya masih bekerja sebagai kurir di sebuah perusahaan ekspedisi. Saya mengantarkan paket dan melintasi tempat pembuangan sampah, tanpa sengaja ia melihat seekor kucing yang mengeong, seolah meminta pertolongannya. Awalnya saya memang tidak mau menyelamatkan kucing itu, tapi setelah saya berlalu, hati saya terus berkata untuk menyelamatkannya," katanya, Minggu (7/12/2025).
Di tengah perasaan yang berkecamuk, ia memutuskan untuk kembali ke tempat pembuangan sampah dan menolong kucing malang itu. Kejadian di hari itu telah mengubah kehidupan Salmiati, hingga kini. Sejak saat itu, ia mulai aktif menyelamatkan kucing-kucing telantar atau yang sengaja dibuang orang-orang di pinggir jalan.
Memelihara dan merawat ratusan kucing itu, sejatinya Salmiati tak memiliki uang lebih. Di permulaan, ia memang mengandalkan uang saku pribadi, namun, seiring berjalannya waktu, dengan jumlah kucing yang terus bertambah, otomatis biaya perawatan, termasuk makan, pun mulai membengkak.
Ia memutuskan untuk membuka donasi ke publik, melalui media sosial, sembari berharap ada insan-insan yang terketuk hatinya untuk membantu tugas mulia tersebut. Ia merinci setiap item yang dibutuhkan, lengkap dengan perkiraan biayanya. Usaha tersebut tidak sia-sia. Dengan membuka donasi, antusiasme masyarakat nyatanya cukup tinggi untuk mengirimkan uang dengan nominal yang beragam.
Sebagai bentuk pertanggungjawaban, Salmiati mengunggah catatan pemasukan dari para donatur serta kuitansi-kuitansi bukti pengeluaran biaya di media sosial tersebut, baik untuk pembelian makan hewan, pengobatan, perawatan maupun perlengkapan kebersihan serta kebutuhan selter.
Meskipun demikian, donasi yang masuk tidak selalu mampu memenuhi kebutuhan mamalia karnivora dari keluarga Felidae tersebut. Sebab, selain untuk makan sehari-hari, Salmiati juga harus membawa kucing yang sakit ke dokter hewan guna memperoleh pengobatan hingga sterilisasi.
Rogoh Tabungan
Tidak jarang ia dan suami harus merogoh tabungan untuk membiayai kebutuhan kucing-kucing tersebut. Meskipun demikian, ia tidak pernah menyesali segala tindakan dalam perawatan hewan berbulu itu.
Bagi Salmiati, memelihara kucing tidak sekadar memberi makan, tempat tinggal ataupun perawatan rutin, melainkan lebih jauh dari itu, memenuhi panggilan hati yang mendalam, didorong rasa sayang dan empati yang pada dasarnya tidak dapat diukur oleh mata uang.
Untuk membantu pembiayaan perawatan, pasangan suami istri ini pun membuka layanan berupa ojek kucing yang menyediakan jasa memandikan, membersihkan serta tempat penitipan kucing. Semua itu dilakukan semata-mata demi bisa menjaga kelangsungan hidup satwa-satwa berkaki empat tersebut.
Selama 16 tahun berkecimpung mengevakuasi, menyelamatkan, dan merawat kucing-kucing jalanan yang telantar dan dibuang itu, Salmiati tidak pernah berharap lebih. Satu-satunya impian Salmiati ialah mampu membangun selter penampungan kucing yang lebih besar dan layak.
Hal itu lantaran tempat penampungan, saat ini belum bisa dikatakan representatif untuk memelihara binatang tersebut. Ia mendambakan sebuah selter yang mempunyai taman, ruang terbuka, tempat makan kucing yang lebih memadai serta dukungan fasilitas kesehatan.
"Harapan saya hanya itu, karena ini adalah tentang perasaan dan batin," ujarnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber : Antara

7 hours ago
1

















































