Petugas krematorium menyiapkan prosesi kremasi Ecky Lamoh di Krematorium Yayasan Wahana Mulia, Pingit, Senin (1/12/2025). - Harian Jogja/Lugas Subarkah
Dunia musik rock Indonesia kehilangan salah satu legenda. Alexander Theodore Lamoh, yang dikenal luas sebagai Ecky Lamoh, mantan vokalis band rock legendaris EdanE dan Elpamas, meninggal dunia pada Minggu (30/11/2025) di RSUP Dr. Sardjito, Yogyakarta. Ia wafat dalam usia 64 tahun.
Kabar duka ini pertama kali disampaikan melalui akun Instagram resmi EdanE. Unggahan berupa gambar polos berwarna hitam dengan tulisan: “Selamat jalan kawan kami Eki Lamoh.” Dijelaskan bahwa detak jantungnya berhenti pada pukul 02.11 dan dinyatakan meninggal oleh dokter pada pukul 02.15.
Jenazah almarhum disemayamkan di Rumah Duka Panti Rapih. Prosesi kremasi dilaksanakan di Krematorium Yayasan Wahana Mulia, Pingit, pada Senin (1/12/2025). Menurut informasi dari akun EdanE, Ecky Lamoh telah mengalami sakit serius beberapa waktu terakhir dan menjalani perawatan intensif di rumah sakit. Pihak band sebelumnya sempat meminta doa untuk kesembuhannya.
Prosesi Perpisahan
Ibadah penghiburan untuk Ecky Lamoh digelar pada Minggu (30/11/2025) pukul 18.00 WIB. Prosesi tutup peti dilaksanakan keesokan harinya, Senin (1/12) pukul 13.00 WIB, diikuti kremasi pada pukul 14.30 WIB. Dengan diiringi keluarga, kerabat, dan rekan-rekan seprofesi, jenazah dikremasi setelah pembacaan doa dan penaburan bunga. Proses kremasi berlangsung selama kurang lebih tiga jam, dimulai pukul 15.10 WIB.
Promotor musik senior, Log Zhelebour, turut menyampaikan ucapan belasungkawa melalui unggahan di TikTok. “Saya pertama kali berkenalan dengan Ecky Lamoh di konser tour Godbless pada tahun 1986 yang saya adakan di Ancol. Semoga saudara kita bisa diterima di sisi-Nya, amin,” ujarnya.
Warisan Musik yang Abadi
Ecky Lamoh adalah sosok penting dalam sejarah rock Indonesia, terkenal berkat suara khasnya yang menghiasi era keemasan musik keras tanah air pada dekade 1980-an dan 1990-an. Namanya melejit bersama dua band besar: EdanE dan Elpamas.
Ia merupakan vokalis pada formasi awal EdanE, bersama Eet Sjahranie (gitar), Fajar Satritama (drum), dan Iwan Xaverius (bas). Formasi ini menghasilkan album perdana berjudul The Beast (1992) di bawah label AIRO Records. Album tersebut, yang mencakup lagu-lagu seperti “Evolusi” dan “The Beast”, mendapat apresiasi tinggi dan masuk dalam daftar 150 Album Indonesia Terbaik versi majalah Rolling Stone. Bahkan, EdanE pernah didapuk menjadi pembuka konser band thrash metal internasional, Sepultura, pada 8 Juli 1992.
Meski hengkang dari EdanE pada 1993, jejaknya tak terlupakan. Ecky kembali ke band lamanya, Elpamas, dan turut serta dalam menghasilkan album ketiga mereka, "Bos Kami Makan Apa?." Elpamas sendiri dikenal sebagai band yang berani, bahkan pernah dicekal pada era Orde Baru karena membawakan lagu kritik sosial.
Kepergian Ecky Lamoh menutup satu bab penting dalam musik rock Indonesia, namun warisan nada berat dan semangat pemberontakannya melalui EdanE dan Elpamas akan tetap dikenang.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

1 hour ago
1
















































