Harianjogja.com, KULONPROGO—Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta Sri Sultan HB X meminta petani di Kabupaten Kulonprogo mendaftarkan sawahnya sebagai lahan abadi supaya bila terjadi kerugian ditanggung pemerintah.
Sultan mengatakan DIY memiliki lahan sawah abadi seluas 32 ribu hektare, yang hasil panennya untuk memenuhi kebutuhan pangan di Yogyakarta.
BACA JUGA: Puluhan Ton Padi Petani Kulonprogo Diserap Bulog
"Kami punya kontrak 32 ribu hektare. Kalau gagal dan sebagainya, nanti diganti sama pemda, karena itu untuk memenuhi kebutuhan pangan di Yogyakarta. Lahan boleh ditanami apapun asal pangan. Tetapi, kontraknya 10 tahun dan bisa diperpanjang," kata Sultan dalam acara Panen Raya Padi di Bulak Kedungsari, Kabupaten Kulonprogo, Senin (7/4/2025).
Panen tersebut berlangsung serentak di 14 provinsi, yang dilakukan Presiden Prabowo Subianto.
Sultan mengatakan lahan yang dikontrak tersebut, kalau dijual harus izin dan diganti oleh pemerintah kabupaten.
"Kalau tanah mau dijual, bupati harus mengganti cari tanah dulu, kalau tidak, maka lahan tersebut tidak boleh dijual," katanya.
Ngarso Dalem juga mengatakan dari lahan seluas 32 ribu hektare itu mampu menghasilkan produksi di atas 900 ribu ton gabah kering panen (GKP), sedangkan kebutuhan sekitar 700 ribu ton.
"Yang 200 ribu ton bisa untuk transaksi masuk dan keluar. Hanya sayangnya karena kepemilikan tanah itu sempit, jadi kalau belinya itu premium, saya terima kasih," katanya.
Lebih lanjut, Sultan mengatakan kualitas padi premium harganya lebih tinggi.
"Karena harga itu bisa dinikmati lebih tinggi harganya. Kan gitu, ya, kalau lebih murah ya menderita. Karena average di Yogyakarta itu luas tanah petani itu hanya 300 meter persegi. Jadi, Bapak 1.500 m2 kan lima kali dari rata rata," katanya.
Petani Kedungsari, Sukamto mengatakan dirinya menggarap sawah seluas 1.500 m2.
"Hasil produksi untuk gabah kita terima bersih kisaran 30 karung. Satu karung rata rata 40 kilogram atau sekitar 1,2 ton," katanya.
Ia mengucapkan terima kasih kepada Bulog dan pemerintah.
Menurut dia, Bulog telah membantu petani karena membeli Rp6.500 per kilogram GKP.
"Jadi, sangat membantu untuk petani dan kemudian fasilitas jemput gabahnya. Setiap panen, panggil Bulog langsung datang," katanya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber : Antara