Suasana Bazar UMKM di halaman Kantor Kemantren Mantrijeron, Jogja, pada Jumat (21/11/2025). - Harian Jogja - Ariq Fajar Hidayat
JOGJA—Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) di Kemantren Mantrijeron, Jogja didorong naik kelas. Salah satu langkahnya adalah lewat gelaran bazar di halaman Kantor Kemantren Mantrijeron, Jumat (21/11/2025). Kegiatan ini tak sekadar menjadi ruang jual beli, tetapi juga bagian dari gerakan besar penguatan usaha mikro agar lebih siap bersaing, termasuk dalam pemenuhan legalitas produk dan adaptasi teknologi digital.
Bazar tersebut merupakan rangkaian agenda yang digelar di 14 kemantren di Kota Jogja. Kepala Bidang UMK Dinas Perindustrian, Koperasi, dan UKM Kota Jogja, Bebasari Sitarini, menjelaskan setiap kemantren diarahkan menonjolkan produk khas wilayah masing-masing.
“Jadi masing-masing kemantren kita harapkan untuk memunculkan produk unggulannya masing-masing. UMKM di Kota Jogja harus naik kelas, dan juga mendunia,” ujar Sita, Jumat (21/11/2025).
Menurutnya, pelaku usaha kini dituntut tidak hanya fokus pada promosi produk, tetapi juga memastikan legalitas usaha terpenuhi. Ia menyebutkan berbagai dokumen seperti Nomor Induk Berusaha (NIB), Pangan Industri Rumah Tangga (PIRT), hingga sertifikasi halal menjadi aspek penting yang harus dipenuhi sebelum masuk ke pasar yang lebih luas.
Selain aspek legalitas, penguasaan teknologi menjadi tuntutan lain yang tidak bisa dihindarkan. Sita menuturkan pemasaran daring kini wajib dikuasai para pelaku UMKM, baik melalui marketplace maupun media sosial. Kreativitas dalam membuat konten promosi juga berperan besar dalam menjangkau konsumen baru.
Ia menilai adaptasi transaksi digital juga semakin penting. Kebiasaan masyarakat yang kian jarang membawa uang tunai mendorong pelaku usaha untuk mengadopsi pembayaran QRIS. Dari pengamatannya selama bazar, sebagian besar peserta sudah menerapkan pembayaran nontunai.
“Transaksi nontunai seperti QRIS juga harus mulai ditekankan kepada pelaku usaha, konsumen sekarang kan banyak yang tidak bawa uang tunai, tapi bawa HP sudah cukup bisa bayar lewat digital,” jelasnya.
Bazar UMKM Mantrijeron merupakan lokasi ke-10 dari total 14 kemantren yang dijadwalkan. Agenda berikutnya dijadwalkan berlangsung di Kemantren Tegalrejo pada Sabtu (22/11/2025), dengan konsep serupa untuk memperluas gerakan UMKM naik kelas.
Anggota Komisi B DPRD Kota Jogja, Oleg Yohan, yang juga turut hadir dalam bazar, menilai kegiatan semacam ini membawa dampak positif, terutama bagi pelaku UMKM setempat. Ia menyebut ajang ini memberi ruang bagi para pelaku usaha menampilkan produk unggulan sekaligus meningkatkan pengalaman berjualan secara langsung.
Selain menjadi sarana ekonomi, Oleg memandang bazar juga menjadi ruang rekreasi bagi warga sekitar. Kehadiran masyarakat dinilai mampu menciptakan atmosfer yang lebih hidup sekaligus memperkuat interaksi antara pelaku usaha dan konsumen.
Lebih jauh, Oleg menegaskan gerakan UMKM ini bertujuan membangun pola usaha yang lebih modern melalui edukasi, pengalaman lapangan, serta strategi pemasaran yang lebih kreatif. Penggunaan QRIS dan promosi lewat media sosial menjadi aspek yang terus ia dorong karena dinilai efektif menjangkau pasar lebih luas tanpa biaya besar. (Advertorial)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

8 hours ago
1

















































