Wadah Makan Bergizi Gratis Diharapkan Tak Memakai Bahan Stainless

1 month ago 19

Wadah Makan Bergizi Gratis Diharapkan Tak Memakai Bahan Stainless Siswa-siswi SD Negeri 1 Wonosari sedang bersiap berolah raga di halaman sekolah SDN 1 Wonosari, Wonosari, Gunungkidul, Senin (9/12/2024). Harian Jogja - Andreas Yuda Pramono

Harianjogja.com, GUNUNGKIDUL—Wadah makan untuk uji makan siang bergizi gratis diharapkan tidak menggunakan bahan dari stainless. Salah satu alasannya, penggunaan tempat makan stainless berpotensi memunculkan trauma anak lantaran merasa berada di rumah sakit.

Kepala SDN 1 Wonosari, Joko Widiyanto mengatakan pihak sekolah meminta orang tua anak menyediakan atau membawa tempat makanan sendiri. Secara teknis, makanan yang menggunakan tempat makan stainless nantinya akan dipindah ke tempat makan siswa masing-masing. Siswa tetap berada di kelas.

BACA JUGA: Program Makan Bergizi Gratis Dapat Mengajarkan Anak Tidak Boros

Menurut Joko, penggunaan tempat makan stainless berpotensi memunculkan trauma anak. Anak merasa berada di rumah sakit. "Besok kan rencana dari tim gizi pakai wadah dari stainless. Tapi bagi anak yang pernah opname ada imajinasi seperti berada di rumah sakit," kata Joko ditemui di kantornya, Senin (9/12/2024).

Sekolah Dasar Negeri (SDN) Wonosari 1 sendiri menjadi salah satu dari empat satuan pendidikan di Kabupaten Gunungkidul sebagai lokasi uji coba makan bergizi gratis. Saat ini, pihak sekolah telah melakukan persiapan seperti mengukur tinggi dan berat badan siswa.

Joko menambahkan pihak sekolah juga telah melakukan pengukuran tinggi dan berat badan siswa sebagai data awal. Selain itu, sekolah juga mendata siswa yang alergi terhadap makanan tertentu. Hal ini penting agar program berjalan sesuai tujuan dan tidak mengganggu aktivitas belajar anak.

Dia menerangkan 505 siswa yang ada di SDN 1 Wonosari akan dibagi menjadi tiga kelompok, yaitu kelompok kelas 1, 2, dan 3; lalu, kelompok kelas 4, 5, dan 6. Tiap kelompok tidak makan bersama-sama.

Makanan yang datang pukul 08.00 WIB diperuntukkan untuk kelompok pertama. Adapun makanan yang datang pukul 10.00 WIB untuk kelompok kedua. Menurut Joko, pembagian jam makan ini akan membuat pelaksanaan program lebih efektif dan efisien.

Sebelum mulai mendistribusikan makan, sekolah akan memberi data jumlah siswa hadir dan tidak hadir. Pembagian makanan menyesuaikan jumlah siswa ini.

"Kami sempat ngobrol dengan tim gizi dari Sekda Gunungkidul juga minta mereka tetap nilai gizi dipentingkan. Kami tanya juga 'apakah kami boleh request menu', ternyata terbuka untuk didiskusikan menu andalan tiap harinya," katanya.

Salah satu orang tua siswa, Sri Kusmiyati mengatakan dia mendukung program andalan Presiden Prabowo tersebut. "Hal paling penting dari program ini adalah gizi; yang penting bergizi. Kami juga jadi tidak memberi bekal ke anak," kata Kusmiyati.

BACA JUGA: DPRD Kota Jogja Mendorong Program Makan Bergizi Gratis Bisa Gandeng Pengusaha Lokal

Kusmiyati menambahkan anak lelakinya saat ini duduk di bangku kelas 6. Setiap pagi, Kusmiyati rutin membuatkan sarapan, begitupun dia juga rutin membuat bekal anak. Bekal makan siang yang dia buat biasanya berisi nasi, sayur, dan lauk seperti ayam, ikan, dan telur.

Disinggung ihwal alokasi per anak sebesar Rp10.000 untuk program makan bergizi gratis ini, Kusmiyati mengaku kurang. Paling tidak pemerintah perlu mengalokasikan Rp15.000. "Tapi tidak tahu ya, mungkin Rp10.000 itu kalau dimaksimalkan mungkin [bisa]," katanya.

Kepala Dinas Pendidikan (Disdik) Gunungkidul, Nunuk Setyowati meminta agar guru tidak dilibatkan dalam teknis pelaksanaan program. Guru perlu fokus untuk mengajar. Adapun selain SDN 1 Wonosari, ada tiga satuan pendidikan yang menjadi lokasi uji coba makan bergizi gratis, yaitu SMPN 1 Wonosari, SMAN 1 Wonosari, dan SMKN 3 Wonosari.

Hingga saat ini, Disdik belum mendapat petunjuk teknis pelaksanaan program. Uji coba yang sebelumnya direncanakan digelar di SDN 1 Wonosari pada Senin (9/12) juga ditunda lantaran ketidaksiapan dapur umum. "Kalau ketika penerimaan rapot tidak bisa uji coba, ya Januari 2025 berarti. Mudah-mudahan awal tahun, " kata Nunuk.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Read Entire Article
Jogja News Jogja Politan Jogja Ball Jogja Otote Klik News Makassar news