Harianjogja.com. WASHINGTON—Pemerintahan Trump disebut menimbang pengasingan Nicolas Maduro ke sejumlah negara, termasuk Turki dan Rusia, seiring pembahasan skenario pascalengsernya pemimpin Venezuela itu.
Media tersebut melaporkan bahwa pemberian jalur aman bagi Maduro dan orang-orang dekatnya ke negara lain merupakan salah satu opsi yang tengah dikaji para pembantu Presiden Donald Trump saat mendiskusikan langkah lanjutan terkait Venezuela jika pemimpin saat ini berhasil digulingkan.
Menurut laporan itu, pejabat Gedung Putih meyakini bahwa Maduro sebaiknya mempertimbangkan untuk pindah ke Turki, kecuali ia memilih untuk pergi ke Rusia, Azerbaijan, atau kemungkinan ke Kuba.
Publikasi itu juga menyebut AS mempertimbangkan menangkap Maduro dan mengadilinya di Amerika, dengan mengutip seorang pejabat AS.
Meski pejabat pemerintahan Trump tetap berkomunikasi dengan oposisi Venezuela, mereka belum melibatkan oposisi dalam pembahasan rinci soal masa depan negara itu.
Sebelumnya pada akhir September, jaringan televisi NBC melaporkan bahwa militer AS sedang mengkaji opsi untuk melakukan serangan terhadap jaringan penyelundup narkoba di wilayah Venezuela.
Trump menyatakan bahwa masa kepemimpinan Maduro “tinggal menghitung hari,” tetapi menegaskan pula bahwa Washington tidak berencana berperang dengan Caracas.
Pada 21 Oktober, Presiden Kolombia Gustavo Petro menentang langkah AS, seraya menuduh Trump berupaya menaklukkan Venezuela dengan dalih memerangi perdagangan narkoba.
Ia menilai Amerika Serikat berupaya menguasai minyak Venezuela. Petro juga menambahkan bahwa serangan terhadap kapal telah menewaskan 27 warga negara Amerika Latin dan indakan tersebut telah jelas melanggar hukum internasional.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber : Antara

4 days ago
8
















































