Foto ilustrasi roti berjamur. / Freepik
            
Harianjogja.com, JOGJA—Membuka lemari es dan menemukan makanan berjamur mungkin terasa seperti kejadian sepele. Namun menurut ahli toksikologi, hal ini dapat menjadi ancaman serius bagi kesehatan, mulai dari keracunan hingga kanker hati.
Profesor toksikologi asal Amerika SErikat, Dr. Brad Reisfeld menegaskan, memotong bagian berjamur tidak cukup aman, karena spora jamur dapat menembus jauh ke dalam makanan dan menyebar tanpa terlihat.
Makanan berjamur mengandung toksin mikroba dan produk biokimia berbahaya yang bisa menyebabkan kerusakan organ, gangguan saraf, hingga penyakit kronis bila dikonsumsi terus-menerus.
Daging: Sumber Bakteri Berbahaya yang Tersembunyi
Daging, baik mentah maupun matang, menjadi makanan pertama yang sebaiknya langsung dibuang jika tampak mencurigakan.
Menurut Prof. Reisfeld, bakteri berbahaya seperti Escherichia coli (E. coli), Campylobacter jejuni, dan Salmonella kerap tumbuh dalam daging yang sudah membusuk. Bakteri ini menghasilkan toksin yang dapat menyebabkan mual, muntah, diare, demam, hingga komplikasi berbahaya seperti sindrom uremik hemolitik yang menyerang ginjal.
Jamur pada daging mungkin jarang terlihat, tetapi tekstur berlendir dan perubahan warna kehijauan atau kecoklatan menjadi tanda pembusukan. Bahkan tanpa bau tajam, daging tersebut bisa mengandung toksin botulinum yang mematikan.
“Jika sepotong daging menunjukkan tanda pembusukan atau disimpan terlalu lama di kulkas, sebaiknya langsung dibuang,” kata Reisfeld.
Buah-Buahan: Sumber Mikotoksin yang Tak Terduga
Buah yang tampak memar atau terlalu matang mudah dikuasai jamur seperti Penicillium expansum, penghasil toksin patulin yang dapat merusak DNA dan organ vital.
Jamur ini sering muncul pada apel, pir, ceri, dan persik, biasanya ditandai dengan bercak hijau, putih, atau hitam berbulu halus dan bau apak.
Patulin dapat menyebabkan kerusakan hati, ginjal, dan sistem kekebalan tubuh, bahkan memicu kanker bila dikonsumsi dalam jangka panjang.
Prof. Reisfeld memperingatkan, struktur mikroskopis jamur (hifa) dapat menembus jauh ke dalam buah lunak seperti apel, membuatnya tidak aman dimakan meski bagian jamurnya dipotong.
“Untuk buah lunak, buang segera yang berjamur. Untuk buah keras, potong jauh di sekitar area jamur jika benar-benar terpaksa,” ujarnya.
Roti dan Biji-bijian: Risiko Aflatoksin Pemicu Kanker Hati
Roti berjamur sering menggoda untuk “diselamatkan” dengan memotong bagian kotor, tetapi risiko yang ditimbulkan jauh lebih besar.
Dua jamur paling umum pada biji-bijian dan kacang-kacangan adalah Aspergillus flavus dan A. parasiticus, penghasil aflatoksin, yaitu racun yang telah terbukti menyebabkan kanker hati dan kerusakan organ permanen.
Selain itu, jamur Fusarium yang sering tumbuh pada gandum, jelai, dan jagung dapat menghasilkan toksin yang mengiritasi saluran pencernaan serta merusak membran sel.
“Roti berpori memungkinkan jamur menyebar di seluruh bagian, meskipun tampak bersih di permukaan,” ujar Reisfeld.
Karena itu, roti atau kacang yang berjamur, berubah warna, atau berbau asam sebaiknya langsung dibuang tanpa pengecualian.
Keju: Tidak Semua Jamur Aman untuk Dikonsumsi
Beberapa keju seperti Roquefort, Stilton, Brie, dan Camembert memang menggunakan jamur yang aman dan dikendalikan dalam proses fermentasi. Namun, jamur yang tumbuh tanpa sengaja bisa memproduksi racun berbahaya.
Jamur Penicillium commune, misalnya, menghasilkan asam siklopiazonat yang mengganggu fungsi saraf dan otot, bahkan menimbulkan tremor bila dikonsumsi dalam jumlah besar.
Jamur yang tidak diinginkan biasanya tampak berbulu halus, berwarna hitam kehijauan atau merah, dan berbau asam tengik.
Prof. Reisfeld menyarankan untuk membuang keju lunak seperti ricotta, cream cheese, dan cottage cheese pada tanda pertama jamur, karena spora dapat dengan mudah menyebar melalui kelembapan.
“Untuk keju keras seperti cheddar atau parmesan, potong sekitar satu inci di sekitar bagian jamur dan hindari menyentuh area terkontaminasi dengan pisau,” katanya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber : Dailymail

                        8 hours ago
                                3
                    














































