Uji coba pengisian daya bus listrik Trans Jogja di Stasiun Pengisian Kendaraan Listrik di Terminal di depan Bandara Adisutjipto. Selasa (20/11/2024). - Harian Jogja / David Kurniawan
Harianjogja.com, SLEMAN—Bus listrik akan segera melayani rute transportasi di Jogja dan sekitarnya. Untuk kelancaran pengoperasian tidak hanya membangun Stasiun Pengisian Kendaraan Listrik, tapi juga ada pelatihan sopir dan kru agar mahir mengoperasikan kendaraan ramah lingkungan ini.
Proses pembangunan Stasiun Pengisian Kendaraan Listrik di depan Bandara Adisutjipto sudah hampir rampung. Secara fisik, bangunan sudah selesai karena alat untuk mengisi daya kendaraan listrik sudah terpasang.
Di bagian atap Pom listrik ini juga sudah terpapang dengan jelas tulisan tetang Stasiun Pengisian Kendaraan Listrik. Namun, sejumlah pekerja terlihat melakukan proses finalisasi dengan melakukan pengecatan hingga merapikan bagian lantai.
Pada Selasa (19/11/2024), di tempat ini lebih ramai dari biasanya. Maklum tidak hanya para pekerja yang datang, tapi juga terlihat tim dari Dinas Perhubungan DIY hadir di lokasi ini.
Maklum, kehadiran mereka bukan tanpa alasan karena selain untuk melihat proses pembangunan Pom listrik, juga memantau kehadiran bus Trans Jogja baru yang berdaya listrik guna melakukan pengisian daya. Total ada dua unit bus listrik yang dibeli dan rencananya akan dioperasikan.
Nampak salah satu bus terparkir didekat stasiun pengisian dengan nozzle tersambung ke data pengisian di bagasi bagian belakang bus. Tampilnya kontras dengan bus Trans Jogja yang selama ini malang melintang di jalanan Sleman, Kota Jogja dan sekitarnya.
Bus lama didominasi dan identik dengan warna oranye dan hijau. Sedangkan bus listrik, dominan warna ungu dengan kombinasi hijau di bagian belakang, yang diatasnya ada logo dan tulisan dana keistimewaan.
BACA JUGA: Trans Jogja Dikonversi Jadi Bus Listrik, Dukung Malioboro Rendah Emisi
Di bus baru juga terdapat tulisan 100% electric bus mengelling dari bagian depan, samping kiri dan kanan hingga belakang bus. Pelaksana Tugas Kepala Dinas Perhubungan DIY, Wiyos Santoso mengatakan, ada dua bus listrik untuk operasional Trans Jogja yang dibeli di tahun ini. Total anggaran pengadaan sebesar Rp7,425 miliar.
“Anggaran dari dana keistimewaan dan dibeli dari PT MAB di Jakarta,” kata Wiyos, Rabu (20/11/2024).
Dia menjelaskan, dua unit bus ini sudah diserahkan ke manajemen Trans Jogja. Meski demikian, ia mengakui hingga sekarang belum bisa dioperasikan karena masih butuh yang dipersiapkan agar kesemuannya menjadi lancar.
“Belum tahu mas, untuk waktunya kapan. Sebab, kita masih harus koordinasi dengan Sekda DIY untuk kepastian launching bus listrik ini,” katanya.
Meski demikian, Wiyos memastikan bahwa rencana pengoperasian bus listrik merupakan komitmen Pemerintah DIY untuk menyediakan transportasi yang ramah lingkungan. “Tidak hanya bus listrik karena di kawasan Malioboro juga diluncurkan becak bertenaga alternatif,” ungkapnya.
Hal senada diungkapkan oleh Kepala Bidang Angkutan, Dinas Perhubungan DIY, Wulan Sapto Nugroho. Menurut dia, banyak yang harus dipersiapkan sebelum bus benar-benar dioperasikan.
Ia mencontohkan, untuk sopir dan kru membutuhkan pelatihan terkait dengan operasional bus agar lebih mahir dan penyesuaian dengan teknologi yang ada. Di sisi lain, busa juga masih butuh uji coba terkait dengan kehandalannya, terutama menyangkut dengan jarak tempuh.
“Ini kan termasuk teknologi baru, jadi harus diuji coba dulu dan krunya juga butuh pelatihan,” katanya.
Ia tidak menampik kalau dilihat dari spesifikasi sekali pengecasan membutuhkan waktu sekitar satu jam sampai daya benar-benar penuh. Namun untuk, jarak tempuh masih butuh pembuktian dan rencananya ada uji coba di jalan raya.
“Kalau di manual book bisa sekali penegcasan bisa menempuh hingga 160 kilometer. Tapi, butuh pembuktian karena jalanan kadang macet, kadang juga lancar sehingga pasti akan berpengaruh terhadap penggunaan daya,” katanya.
Disinggung mengenai area uji coba operasi, Sapto mengakui saat ini ada 21 jalur yang dilalui oleh Trans Jogja. Adapun area uji coba, bus listrik bisa ke mana saja sesuai dengan jalur yang ada, tapi keberadannya akan difokuskan untuk melalui rute yang melintas di kawasan Malioboro.
“Fokus utama di kawasan Malioboro, untuk mendukung kawasan sumbu filosofis sebagai kawasan low emission zone,” katanya.
Hingga sekarang sudah ada 95 bus trans jogja konvensional yang dioperasikan. Sapto juga belum bisa memastikan berapa unit yang akan diadakan ke depannya.
Ia bedalih, dua unit bus listrik masih sebagat percontohan. Pasalnya, pengadaan untuk melihat bagaimana kehandalan bus yang diyakini ramah lingkungan ini.
Didalam uji coba, sambung Sapto, akan ada evaluasi dan hasilnya bisa menentukan arah kebijakan ke depan seperti apa. “Perlakuan bus listrik dengan disel jelas berbeda, makanya kami ingin tahu kehandalannya. Saya kira tidak mungkin mengganti semua armada Trans Jogja yang sudah ada, tapi lebih untuk melengkapinya,” katanya.
Salah seorang driver ojek online asal Kalurahan Wedomartani, Ngaglik, Wahyudi mengatakan, sudah mendengar informasi adanya bus listrik yang ada beroperasi di wilayah Jogja dan sekitarnya. Ia tahu informasi ini dari postingan akun di salah satu media sosial.
“Kami menyambut baik adanya kebijakan menggunakan bus ramah lingkungan ini, meski aramadanya belum banyak yang digunakan,” katanya.
Menurut dia, keberadaan bus listrik bisa menjadi pembeda karena tidak seperti bus yang selama ini beroperasi. Sebagai orang yang bekerja di jalanan seringkali berpapasan atau beriringan dengan bus Trans Jogja.
Bus yang ada, sambung Wahyudi, tidak ramah lingkungan dan cenderung menimbulkan polusi karena asap dari knalpot pembuangan yang pekat. “Asapnya memang sangat menggangu kalau berada di belakangnya karena jadi polusi. Jadi, harapannya nanti untuk bus listrik bisa ditambah sehingga polusi bisa berkurang,” katanya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News