Kantor Balaikota Makassar, (Dok: Sinta KabarMakassar).KabarMakassar.com — Badan Perekonomian dan Pembangunan (Ekbang) Kota Makassar mulai menyiapkan sistem shift khusus bagi pegawai untuk memastikan ruangan tidak lagi ditemukan kosong selama jam kerja, menyusul sidak Wali Kota Makassar, Munafri Arifuddin (Appi), yang mendapati dua ruangan tanpa staf.
Kepala Ekbang Kota Makassar, Muh. Amri Maula, menjelaskan bahwa kekosongan ruangan saat sidak bukan karena kelalaian pegawai, melainkan akibat seluruh personel sedang mengikuti tiga agenda penting yang berlangsung bersamaan. Namun ia menegaskan bahwa kondisi tersebut tetap menjadi tanggung jawab instansinya dan harus segera dibenahi.
“Benar ruangan kami ditemukan kosong. Itu tetap kesalahan kami dan harus diperbaiki. Ke depan ruangan tidak boleh lagi sampai kosong,” tegas Amri, Rabu (12/11).
Setelah kejadian itu, Sekda Kota Makassar memanggil pihak Ekbang untuk klarifikasi dan memberikan teguran lisan. Sekda menekankan bahwa kondisi kantor kosong tidak boleh terulang, berapa pun banyaknya agenda luar.
“Pesan Pak Sekda jelas: harus ada minimal satu atau dua staf yang standby di kantor apa pun kegiatannya,” kata Amri.
Menindaklanjuti arahan tersebut, Ekbang mulai merumuskan sistem shift bergilir yang akan diberlakukan kepada seluruh pegawai. Sistem ini mencakup, Shift pagi dan shift siang untuk memastikan keberadaan pegawai di kantor sepanjang jam kerja.
Selanjutnya, Daftar piket harian yang disusun jauh hari, mencakup staf administrasi dan staf teknis, juga Kewajiban pelaporan kegiatan luar, sehingga pimpinan bisa menentukan siapa yang tetap harus berada di kantor;
Larangan seluruh tim keluar bersamaan, kecuali dalam keadaan darurat dengan penunjukan staf khusus penjaga kantor.
“Meski ada kegiatan luar, minimal dua staf harus tetap berada di kantor. Tidak boleh lagi semua personel keluar bersamaan,” tegas Amri.
Amri menegaskan bahwa pihaknya akan memperkuat koordinasi internal agar pelayanan publik tidak terganggu akibat agenda eksternal. Ia mengakui sidak tersebut menjadi pengingat penting bagi Ekbang untuk memperbaiki pola kerja.
“Kami benahi pola kerja, perkuat koordinasi, dan pastikan kantor selalu terlayani. Sidak ini jadi evaluasi yang sangat berharga,” ujarnya.
Lebih lanjut Amri memaparkan kronologi kejadian, saat sidak berlangsung sekitar pukul 09.50 Wita, seluruh pegawai Ekbang sedang berada di tiga lokasi berbeda, pertama mengikuti rapat Zoom TPID bersama Mendagri di lantai lima.
Kedua rapat pembahasan regulasi BUMD yang dipimpin langsung Amri di lantai empat, dan ketiga kegiatan stabilisasi harga di tiga pasar besar Pasar Daya, Pasar Panakkukang, dan satu pasar lainnya yang membutuhkan banyak personel teknis.
“Kami ada sekitar 30 pegawai. Hampir semuanya terserap di tiga agenda itu, termasuk operasi pasar yang dikerjakan bersama Bank Indonesia dan Dinas Perdagangan,” jelasnya.
Ia menambahkan, sebelum seluruh staf meninggalkan lantai dua, sebagian dari mereka sebenarnya sempat berada di ruang kerja. Namun karena ruang rapat lantai empat belum siap sementara undangan dijadwalkan pukul 09.00, ia memerintahkan seluruh staf naik untuk membantu persiapan.
“Awalnya staf ada di kantor, tapi saya minta naik karena ruang rapat belum siap. Kami tidak mau tamu sudah datang sementara ruangan belum tertata,” pungkasnya.


















































