Seorang petani cabai di Kalurahan Karangsewu, Kapanewon Galur menyampaikanaspirasinya kepada Pemkab Kulonprogo soal harga cabai yang anjlok. - Harian Jogja/Triyo Handoko
Harianjogja.com, KULONPROGO—Anjloknya harga cabai dari Kulonprogo dikeluhkan para petani ke Dinas Pertanian dan Pangan (DPP). Kini harga cabai rata-rata Rp7 ribu per kilogram.
Kepala DPP Kulonprogo, Drajat Purbadi menyampaikan keluhan para petani itu sudah diterimanya beberapa waktu lalu. Terutama saat panen raya di Kalurahan Karangsewu, Kapanewon Galur yang dengan harga jual hanya Rp7 ribu perkilogram menyebabkan para petani merugi.
Drajat menerangkan merosotnya harga cabai ini belum diketahui pasti sebabnya. "Karena itu mekanisme pasar, kalau pemantauan kami ada kemungkinan karena daya beli masyarakat lesu sekaligus pasokan yang sedang melimpah," terangnya, Kamis (7/11/2024).
Penanggulangan anjloknya harga cabai ini, jelas Drajat, juga masih terus diupayakan DPP Kulonprogo. "Kami juga menampung berbagai usulan apa yang perlu dilakukan agar kedepan harga cabai petani ini lebih stabil misalnya dengan penguatan kelembagaan kelompok tani agar punya daya tawar terhadap tengkulak," katanya.
Meskipun anjlok, Drajat optimistis harga cabai akan membaik ke depannya. "Harga ini kan seperti siklus kadang turun kadang naik, kami yakin ke depan setelah anjlok harganya akan naik lagi sehingga petani tidak perlu terlalu khawatir," ujar dia.
Penurunan harga cabai ini dibenarkan petani di Kaluarahan Bugel, Kapanewon Panjatan, Sukarman yang menyebut tidak sekali ini terjadi. "September lalu itu juga turun harganya, lalu pelan-pelan naik, sekarang jadi turun lagi," ucap dia.
BACA JUGA: Harga Cabai Makin Pedas, jadi Rp48.200 per Kilogram
Sukarman menyebut harga cabai yang turun juga terjadi di sejumlah daerah lain menurut para tengkulak yang berasal dari luar Kulonprogo yang membeli komoditas tersebut. "Mau tidak mau dijual dengan harga segitu karena tidak awet lama kalau disimpan nunggu harganya naik," ujarnya.
Dia berharap harga cabai naik lagi mengingat hasil penjualan panen kali ini diperuntukan petani untuk modal penanaman musim selanjutnya pada Desember atau Januari, 2025 mendatang. "Kalau harganya turun terus terancam tidak bisa menanam buat musim selanjutnya karena hasil penjualan ini jadi modal ke depan.”
Pendapat serupa juga disampaikan petani dari Kalurahan Karangsewu, Galur, Gunadi yang baru panen pada awal November ini. "Kami berharap ada bantuan atau subsidi yang bisa membantu kami untuk memastikan masa tanam berikutnya tetap bisa menanam cabai, misalnya pupuk subsidi," harapnya.
Gunadi menyebut bantuan tersebut diperlukan agar usaha pertaniannya dapat terus dilanjutkan. "Kalau dengan harga Rp7 ribu perkilogram jelas modal awal bisa tidak kembali, terus untuk modal penanaman sebelumnya tidak ada.”
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News