Bendera Golkar. Dok. IstKabarMakassar.com — Jadwal Musyawarah Daerah (Musda) Partai Golkar Sulawesi Selatan (Sulsel) hingga kini masih tanpa kepastian. Padahal, masa berlaku Surat Keputusan (SK) pengurus DPD I Golkar Sulsel akan berakhir pada 19 November 2025.
Situasi ini membuat posisi Ketua DPD I Golkar Sulsel, Taufan Pawe, serta struktur pengurus lainnya berada di ujung masa jabatan tanpa kejelasan arah organisasi.
Sekretaris DPD I Golkar Sulsel, Marzuki Wadeng, mengatakan hingga saat ini pihaknya belum menerima satu pun informasi terkait jadwal Musda dari Dewan Pimpinan Pusat (DPP) Golkar. Menurutnya, seluruh keputusan berada di tangan pengurus pusat.
“Belum ada sampai sekarang informasinya. Kami menunggu saja dari pengurus pusat, kapan dan bagaimana pelaksanaan Musda,” kata Marzuki, Kamis (13/11).
Ia menegaskan DPD I Golkar Sulsel siap menjalankan perintah DPP kapan pun jadwal ditetapkan. Baik jika Musda digelar dalam waktu dekat maupun jika ada keputusan lain terkait keberlanjutan kepengurusan.
“Kalau DPP bilang lakukan Musda minggu depan, kami siap. Semua tergantung instruksi pusat,” ujarnya.
Terkait masa jabatan, Marzuki memastikan seluruh SK pengurus, termasuk ketua, berakhir pada 19 November. Namun ia tidak mengetahui apakah DPP akan memperpanjang SK tersebut atau menunjuk Pelaksana Tugas (Plt).
“Apakah di-plt-kan atau diperpanjang, semua itu kewenangan penuh DPP,” tegasnya.
Sementara itu, Ketua Harian DPD I Golkar Sulsel, Kadir Halid, juga membenarkan belum ada kabar resmi terkait jadwal Musda. Ketidakjelasan ini membuat dinamika internal Golkar Sulsel makin menghangat karena sejumlah nama mulai mencuat sebagai kandidat ketua.
Nama-nama yang disebut berpotensi maju antara lain Ilham Arief Sirajuddin (IAS), Munafri Arifuddin (Appi), Adnan Purichta Ichsan, Taufan Pawe, dan Bupati Barru Andi Ina Kartika Sari.
Menurut Kadir Halid, siapa pun yang terpilih nantinya harus mampu menjadi figur pemersatu untuk menyatukan kader dan mengakomodasi potensi partai.
“Golkar harus kembali berjaya di Sulawesi Selatan. Untuk itu dibutuhkan figur yang bisa mempersatukan dan mengakomodir seluruh potensi partai yang ada,” tegasnya.
Golkar Sulsel selama puluhan tahun dikenal sebagai kekuatan politik dominan. Namun dalam beberapa tahun terakhir pamornya meredup. Pada Pileg 2024, Golkar kehilangan kursi Ketua DPRD Sulsel setelah dikalahkan NasDem, sebuah posisi yang selama bertahun-tahun menjadi simbol kejayaan beringin.
Bukan hanya di legislatif, di eksekutif pun kejayaan Golkar Sulsel perlahan terkikis. Situasi ini menambah urgensi Musda sebagai momen penting untuk menentukan arah baru dan pemimpin yang mampu mengembalikan kekuatan Golkar di Sulsel.
“Figur ketua yang dibutuhkan sekarang adalah mereka yang bisa membawa Golkar kembali berjaya, menyatukan seluruh kepentingan, dan memaksimalkan potensi kader,” tutup Kadir.


















































