Kunjungan studi mahasiswa UIN Alauddin di Kantor Humas Pemprov Sulsel (dok. Ist)KabarMakassar.com — Strategi komunikasi publik, khususnya dalam menghadapi isu krisis pemerintahan, menjadi perhatian utama empat mahasiswa Jurusan Ilmu Komunikasi Universitas Islam Negeri (UIN) Alauddin Makassar saat melakukan kunjungan studi ke Kantor Humas Pemerintah Provinsi Sulawesi Selatan, Rabu (01/10).
Kunjungan ini tidak sekadar melihat praktik kehumasan, tetapi juga untuk memahami langsung bagaimana pemerintah menjaga stabilitas informasi di tengah dinamika isu publik. Dalam dunia komunikasi modern, kecepatan dan ketepatan merespons isu menjadi faktor penting bagi reputasi lembaga.
Tim Humas Pemprov Sulsel dalam kesempatan tersebut menjelaskan bahwa penanganan isu krisis memerlukan manajemen yang sistematis. Proses ini mencakup media monitoring yang ketat, pengelolaan narasi agar tidak menimbulkan kesalahpahaman, serta koordinasi lintas organisasi perangkat daerah (OPD) agar pesan yang disampaikan tetap konsisten.
Tanpa langkah ini, isu berpotensi berkembang liar dan mengganggu stabilitas pemerintahan. Materi tersebut menjadi pengalaman penting bagi mahasiswa untuk memahami kompleksitas komunikasi publik di lingkup birokrasi.
Selain itu, mahasiswa juga diberikan wawasan mengenai urgensi transparansi, kecepatan, dan akurasi dalam menyampaikan informasi ke masyarakat. Penjelasan ini menekankan bahwa komunikasi publik bukan sekadar menyebarkan informasi, melainkan membangun kepercayaan.
Pemanfaatan media sosial dijadikan contoh konkret sebagai alat untuk meredam isu negatif yang berkembang cepat. Dengan cara ini, pemerintah dapat lebih mudah menjangkau masyarakat luas dan meluruskan informasi yang beredar.
Kepala Bidang Komunikasi dan Humas Diskominfo-SP Sulsel, Fitra, memberikan apresiasi atas inisiatif mahasiswa untuk terjun langsung mempelajari praktik kehumasan pemerintahan. Dia menilai pengalaman belajar di lapangan akan melengkapi teori yang dipelajari di kelas, sekaligus menambah pemahaman praktis tentang komunikasi publik.
“Kami menyambut baik kehadiran mahasiswa untuk belajar langsung di lapangan. Pengalaman ini penting agar mereka memahami bagaimana Humas bekerja menjaga reputasi pemerintah sekaligus membangun kepercayaan publik melalui komunikasi yang konstruktif,” ujarnya.
Kunjungan ini juga menjadi momentum pertukaran pengetahuan antara dunia akademik dan praktisi. Bagi mahasiswa, pengalaman tersebut memberi gambaran nyata mengenai tantangan seorang humas dalam mengelola isu krisis yang sering kali muncul secara tiba-tiba.
Sementara bagi Humas Pemprov Sulsel, kehadiran mahasiswa menjadi kesempatan untuk memperkenalkan bagaimana pemerintah mengedepankan strategi komunikasi modern.
“Dengan demikian, kolaborasi seperti ini tidak hanya bermanfaat bagi pendidikan, tetapi juga memperkuat praktik komunikasi publik di pemerintahan,” pungkasnya.


















































