Gedung Sekolah SMP N 8 Batuaraya (Dok: KabarMakassar).KabarMakassar.com — Kota Makassar saat ini menghadapi tantangan serius dalam dunia pendidikan. Sedikitnya 400 formasi kepala sekolah (kepsek) masih harus diisi untuk menjamin keberlangsungan tata kelola pendidikan di tingkat dasar dan menengah.
Wali Kota Makassar, Munafri Arifuddin alias Appi, menegaskan bahwa solusi percepatan yang kini tengah dipersiapkan adalah skema asesmen non-reguler dengan pembiayaan melalui APBD.
Menurut Appi, mekanisme reguler yang dilaksanakan balai pendidikan memang sudah berjalan, namun hasilnya masih sangat minim. Dari ratusan kebutuhan, hingga kini baru 24 kepala sekolah yang tersertifikasi.
“Prosedur reguler itu dibiayai oleh APBN. Tetapi kami ingin melakukan asesmen sendiri. Hampir 400 kepala sekolah kita butuhkan, dan baru 24 yang terasesmen serta tersertifikasi. Karena itu, kami akan bicara dengan balai untuk memberi kesempatan lebih luas kepada guru-guru yang memenuhi syarat agar bisa ikut asesmen. Jalur non-reguler inilah yang kami tempuh, artinya pembiayaannya dari APBD,” jelas Appi.
Ia menegaskan, langkah tersebut bukan untuk memotong prosedur, melainkan untuk mempercepat proses agar kebutuhan kepala sekolah dapat segera terpenuhi tanpa mengorbankan kualitas.
Dengan langkah asesmen non-reguler yang melibatkan APBD, Pemkot Makassar berharap kebutuhan ratusan kepala sekolah bisa segera terpenuhi. Appi menegaskan, tujuan utama dari kebijakan ini adalah memastikan pendidikan di Makassar tetap berjalan dengan baik di bawah kepemimpinan kepala sekolah yang kompeten, tersertifikasi, dan sesuai prosedur.
Sementara itu, Kepala Badan Kepegawaian dan Pengembangan Sumber Daya Manusia Daerah (BKPSDMD) Makassar, Kamelia Thamrin Tanto, menguraikan lebih rinci rencana pelaksanaan uji kompetensi.
“Untuk kepala sekolah sendiri, dalam waktu dekat ini Pak Wali akan melakukan uji kompetensi. Jumlah peserta yang kita siapkan kurang lebih 600 orang guru, sementara kebutuhan kepala sekolah yang diinginkan itu sekitar 400 lebih formasi,” terang Kamelia.
Saat ditanya mengenai calon nama-nama yang akan diikutsertakan, Kamelia menegaskan belum ada daftar resmi. Namun, secara total jumlah guru yang telah memiliki sertifikat kepala sekolah sudah mencapai 900 orang.
“Belum ada nama-nama, tapi dari 900 guru bersertifikat itu kami targetkan sekitar 600 yang ikut uji kompetensi. Dari situlah akan disaring untuk mengisi 400 formasi kepala sekolah yang kosong,” tambahnya.
Lebih jauh, Kamelia menegaskan bahwa fokus utama pemerintah kota saat ini adalah mengisi kebutuhan kepala sekolah. Meski demikian, kebutuhan juga ada untuk kepala puskesmas (kapus), tetapi belum digabungkan dalam seleksi kali ini.
“Kalau kepala sekolah saja jumlahnya sudah 600 peserta. Apalagi kalau digabung dengan kapus, pasti akan lebih banyak lagi. Jadi uji kompetensi kali ini tetap fokus pada kepsek, agar formasi 400 lebih itu segera terisi,” Pungkasnya.


















































