Direktur Makassar Creative Hub, Muhammad Sabiq (Dok: Sinta KabarMakassar).KabarMakassar.com — Pemerintah Kota Makassar terus memperluas dukungan terhadap ekosistem ekonomi kreatif melalui rencana pengembangan Makassar Creative Hub (MCH) di sejumlah wilayah kota.
Program ini menargetkan kehadiran MCH di 15 kecamatan sebagai pusat pelatihan, pertunjukan, dan kolaborasi kreatif masyarakat.
Direktur Makassar Creative Hub, Muhammad Sabiq, menjelaskan bahwa perluasan jaringan MCH merupakan langkah strategis untuk memastikan pemerataan fasilitas ekonomi kreatif hingga ke tingkat kecamatan. Saat ini, pengelolaan MCH Nusantara menjadi fokus utama pengembangan yang akan melengkapi peran MCH Losari sebagai pusat pelatihan utama.
“Bayangan kami, nanti akan ada MCH di 15 kecamatan. Tapi tentu kita akan evaluasi dulu. Kalau dari data ternyata MCH Nusantara ini sudah menjangkau Wajo, Ujung Tanah, dan Tallo, maka tidak perlu kita bangun baru. Fokusnya bisa ke penguatan fasilitas dan peralatan yang ada,” ujar Sabiq, Jumat (06/11).
Menurutnya, konsep pengembangan MCH Nusantara berbeda dengan MCH Losari. Jika di Losari aktivitas banyak berfokus pada pelatihan berbasis workshop, maka di MCH Nusantara orientasinya lebih pada pelatihan berbasis hasil (output-oriented) yang disertai pendampingan dan kolaborasi lintas sektor.
“Pelatihannya nanti bukan lagi sekadar workshop sehari dua hari lalu selesai, tapi berkelanjutan dengan pendampingan. Kita ingin hasilnya nyata, ada produk, karya, atau keterampilan yang bisa dimanfaatkan masyarakat,” tambahnya.
MCH Nusantara akan menjadi ruang kolaboratif yang tidak hanya menampung pelatihan dan pertunjukan, tetapi juga menyediakan ruang kerja bersama (co-working space) bagi asosiasi pelaku ekonomi kreatif.
“Kami rencanakan satu lantai khusus untuk asosiasi ekonomi kreatif agar mereka bisa berkantor di sini. Sistemnya bisa barter operasional, yang penting bidangnya masih terkait ekonomi kreatif,” jelas Sabiq.
Program di MCH Nusantara nantinya akan melibatkan Dinas Ketenagakerjaan (Disnaker), berbagai asosiasi profesi, komunitas, dan organisasi masyarakat. Dengan kolaborasi lintas sektor ini, kegiatan MCH diharapkan bisa berorientasi pada pemberdayaan ekonomi dan peningkatan keterampilan tenaga kerja muda di Makassar.
“Komunitas tetap punya ruang, tapi porsi utama di sini ada pada kegiatan yang berdampak langsung bagi tenaga kerja dan sektor ekonomi kreatif. Jadi program-programnya nanti lebih produktif dan berkelanjutan,” ujarnya.
Saat ini, MCH Nusantara menempati gedung baru berlantai delapan lima lantai di bagian belakang dan tiga di bagian depan yang merupakan hasil kerja sama dengan Lembaga Manajemen Aset Negara (LMAN).
Gedung tersebut kini telah resmi menjadi aset Pemerintah Kota Makassar dan akan mulai difungsikan pada tahun 2026 setelah seluruh proses penganggaran dan pengadaan fasilitas selesai dilakukan.
“Gedung ini sudah dikunci untuk Pemkot melalui nota kesepahaman dengan LMAN. Tahun depan kita mulai isi dengan fasilitas pelatihan meja, kursi, furnitur, dan alat pendukung lain. Yang paling penting sekarang adalah menyiapkan kolaborator agar programnya bisa langsung berjalan,” terang Sabiq.
Kapasitas ruang yang lebih besar dan fasilitas yang lebih lengkap dibandingkan MCH Losari, MCH Nusantara akan menjadi pusat utama kegiatan pelatihan, pertunjukan seni, dan inkubasi bisnis kreatif.
Sabiq juga mengungkapkan bahwa MCH Losari saat ini tengah mengalami kelebihan kapasitas (overload) akibat tingginya minat masyarakat terhadap program pelatihan yang digelar setiap hari.
“Dalam sehari, kegiatan di MCH Losari bisa sampai tujuh acara dari pagi sampai malam. Ruang sudah tidak cukup, tim juga kewalahan. Karena itu, sebagian kegiatan akan kita alihkan ke MCH Nusantara,” ujarnya.
Selain padatnya aktivitas, fasilitas di MCH Losari juga tengah menjalani perawatan dan perbaikan fisik setelah mengalami peningkatan kegiatan secara signifikan dalam lima bulan terakhir.
“Sekarang sementara perawatan fisik dan perbaikan fasilitas. Kami juga minta tambahan tenaga untuk operasional, supaya kegiatan bisa lebih tertata,” jelasnya.
Pengembangan MCH di 15 kecamatan ini diharapkan menjadi pijakan baru bagi pertumbuhan ekonomi kreatif di Makassar, sekaligus memperkuat ekosistem kolaborasi antara pemerintah, komunitas, dan dunia usaha.
Dengan kehadiran fasilitas baru seperti MCH Nusantara, Pemkot Makassar ingin menjadikan kota ini sebagai pusat kreativitas, pelatihan, dan pertunjukan terbesar di Indonesia Timur, serta tempat lahirnya talenta muda yang produktif dan berdaya saing tinggi.
“Kita ingin MCH bukan hanya jadi tempat pelatihan, tapi pusat ekosistem ekonomi kreatif yang hidup. Di sinilah kolaborasi pemerintah, komunitas, dan dunia usaha bisa benar-benar menghasilkan dampak nyata bagi masyarakat,” pungkas Sabiq.


















































