Kepala Divisi Komersial dan Pengembangan Bisnis Galeri 24, Ihsan Palaloi. - Youtube Harian Jogja
JOGJA—Ruang untuk investasi emas semakin terbuka, termasuk melalui Galeri 24. Awalnya, tugas dan fungsi Galeri 24 merupakan unit yang berada di internal Pegadaian. Akan tetapi sejak 2018, Galeri 24 menjadi anak perusahaan tersendiri dari Pegadaian.
Secara garis besar, Galeri 24 merupakan perusahaan industri manufaktur dan retail yang bergerak dalam bidang layanan jasa pemurnian, produksi, dan retail emas serta perhiasan.
Kepala Divisi Komersial dan Pengembangan Bisnis Galeri 24, M. Ihsan Palaloi, mengatakan sepanjang tahun ini, Galeri 24 berhasil bertransaksi hingga 10 ton emas. Investasi emas menjadi ruang untuk segala kalangan dan beragam usia.
Edukasi investasi sudah berlangsung puluhan tahun. Pegadaian sudah menjual emas sejak 1995 baik berupa batangan, perhiasan, dan lainnya. Model investasi emas di Galeri 24 bisa banyak jenisnya, termasuk sistem konsinyasi.
Sistem konsinyasi merupakan kerja sama bisnis pemilik barang yang menitipkan barangnya kepada pihak lain yang menjualkan. Sehingga masyarakat bisa membeli dan menitipkan emasnya di Galeri 24, untuk nantinya dijualkan dengan margin tertentu. “Kami bisa jangkau di 4.400 outlet Pegadaian di seluruh Indonesia, sehingga kurs beli dan jualnya lebih efisien. Emas Galeri 24 sudah berstandar nasional SNI,” kata Ihsan dalam diskusi daring bertopik Outlook 2025: Prospek Cerah Ekonomi di Era Pemimpin Baru yang terselenggara atas kerja sama Galeri 24, Harian Jogja, dan Star FM, Kamis (21/11/2024).
Nilai konsinyasi emas di Galeri 24 mulai dari 1-100 gram. “Jangan lupa teman-teman usaha mikro kecil menengah [UMKM] dan perusahaan, jangan lupakan menabung emas, berapa gram pun, bisa satu atau dua gram. Emas bisa menjadi investasi yang potensial,” katanya.
Tahan Zaman
Ihsan mengatakan bahwa emas sejak ribuan tahun lalu dipahami sebagai instrumen alam yang mulia. Persepsi ini tidak hanya dari manusia, tetapi juga berasal dari Tuhan yang tercatat dalam kitab suci. Saat ini, emas menjadi instrumen untuk investasi, yang nilainya dianggap stabil.
Saat pasar modal dan uang bergejolak, masyarakat menyerbu pasar emas. Bahkan meski investor sedang senang bermain pasar modal dan uang, pasar emas tetap menjadi ruang yang mereka jaga investasinya. “Semua pemain [investasi], saat mereka investasi di dua pasar lain, mereka tidak beranjak dari pasar emas. Pasar emas mendidik mereka bisa eksis, dengan entah portofolio emas berapa persen,” katanya. “Masyarakat sudah paham dengan keterbukaan informasi, bahkan ibu-ibu pun tahu, mereka pada antre pagi-pagi di outlet [Galeri 24].”
Meski potensial, tetapi Ihsan tidak menjanjikan untung yang selalu konsisten saat berinvestasi emas. Harga emas pernah eksponensial (peningkatan besar seiring waktu), progresif, dan flat. Pada periode 2014-2018, pergerakan emas pernah flat. Sementara tahun 2010 dan 2013, pergerakan emas cukup progresif. Untuk tahun 2024, emas bergerak dengan eksponensial.
Perubahan kondisi seperti ini menjadi bagian risiko dalam investasi, apapun instrumennya. Maka masyarakat perlu memilih waktu-waktu yang sekiranya eksponensial. “Saat pasar modal atau uang sedang eksponensial, mungkin bisa ke sana, begitu pun di pasar emas. Kami tidak pernah menjanjikan harga emas akan sekian di tahun sekian,” kata Ihsan.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News